Universitas Airlangga Official Website

Dampak Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor Komoditas Utama ke Negara Anggota OKI

Foto by CNN Indonesia

Dalam penelitian ini dilakukan analisis terkait dampak volatilitas rupiah terhadap empat komoditas utama ekspor Indonesia ke enam negara anggota Organization of the Islamic Cooperation (OIC) yaitu Arab Saudi, Malaysia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Turki, dan Bangladesh. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini dengan data bulanan yaitu mulai dari bulan Januari 2007 sampai Desember 2019. Negara Indonesia dan negara-negara OIC dipilih dalam penelitian ini karena berdasarkan fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak, dan negara anggota OIC memiliki penduduk muslim yang dominan. Indonesia berpotensi besar dalam ekspor ke negara-negara anggota OIC karena negara-negara anggota OIC memiliki tujuan untuk meningkatkan kerja sama komersial dan ekonomi dalam memajukan hubungan ekonomi serta menghadapi tantangan global (Alpay et al. 2011).

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menganalisis terkait efek volatilitas nilai tukar pada kegiatan ekonomi dan ekspor yaitu Senadza dan Diaba (2018) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara volatilitas nilai tukar dan kegiatan ekonomi terhadap 11 negara di Afrika pada tahun 1993-2014. Yunusa (2020) yang meneliti pengaruh volatilitas terhadap ekspor minyak mentah Nigeria ke Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat pada periode Januari 2006 sampai Desember 2019 dan hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif pada variabel ekspor negara-negara tersebut. Poon dan Hooy (2013) menyatakan efek negatif dari volatilitas nilai tukar terhadap ekspor di 30 negara anggota OIC, sedangkan Nishimura dan Hiramaya (2013) menemukan bahwa volatilitas nilai tukar berpengaruh negatif terhadap ekspor pada tahun 2002-2011. Vo et al. (2019) juga menyatakan bahwa volatilitas nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja ekspor minyak Nigeria ke Negara Kanada, Italia, Brazil, dan Perancis dalam jangka panjang pada tahun 2000-2015.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model EGARCH seperti pada penelitian Nelson (1991). Model EGARCH digunakan untuk mendapatkan volatilitas nilai tukar, sedangkan metode ARDL digunakan untuk memodelkan dampak nilai tukar jangka pendek dan jangka panjang volatilitas terhadap ekspor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari international trade centre dan international financial statistics. Data dalam penelitian ini terdiri dari data time series yaitu data bulanan selama periode Januari 2007 sampai Desember 2019. Nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar riil Rupiah Indonesia terhadap Ringgit Malaysia, Rupee Pakistan, Dirham Uni Emirat Arab, Riyal Saudi, Lira Turki, dan Taka Bangladesh. Nilai tukar riil dihitung berdasarkan prosedur umum yang memperhitungkan harga domestik dan harga luar negeri dari mitra dagang. Ekspor yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekspor empat komoditas utama yang diekspor dari Indonesia ke enam negara anggota OIC berdasarkan Harmonized System (HS) dua digit.

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tukar riil berpengaruh signifikan terhadap 11 komoditas dalam jangka pendek dan 10 komoditas dalam jangka panjang. Selain itu, volatilitas nilai tukar berpengaruh signifikan pada 5 komoditas dalam jangka pendek dan 12 komoditas dalam jangka panjang.

Nilai tukar memberikan dampak peningkatan pada ekspor Indonesia ke Negara Arab Saudi (HS48), Malaysia (HS74), Pakistan (HS48), Uni Emirat Arab (HS87), Turki (HS40), dan Bangladesh (HS15, HS48, dan HS55) di jangka pendek. Selain itu, nilai tukar memiliki pengaruh positif dan negatif pada lag yang berbeda di Malaysia (HS72). Dalam jangka pendek, nilai tukar memberikan dampak penurunan pada ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab (HS48 dan HS85), sedangkan dalam jangka panjang, nilai tukar memberikan dampak peningkatan pada ekspor Indonesia ke Arab Saudi (HS87), Uni Emirat Arab (HS71 dan HS87), Bangladesh (HS15 dan HS55). Selain itu, nilai tukar berdampak pada penurunan ekspor ke Arab Saudi (HS48), Malaysia (HS74), Uni Emirat Arab (HS85), Turki (HS54), dan Bangladesh (HS48).

Dalam jangka pendek, volatilitas tersebut berdampak pada penurunan ekspor Indonesia ke Arab Saudi (HS48), Bangladesh (HS48 dan HS55). Selanjutnya, volatilitas menunjukkan dampak negatif dan positif pada lag yang berbeda di Arab Saudi (HS44) dan Uni Emirat Arab (HS87). Dalam jangka panjang, volatilitas berpengaruh negatif terhadap ekspor ke Arab Saudi (HS87), Malaysia (HS15, HS27, HS74), Uni Emirat Arab (HS87), Turki (HS15 dan HS54), Bangladesh (HS15 dan HS55). Selain itu, dalam jangka panjang, volatilitas juga berdampak pada peningkatan ekspor ke Arab Saudi (HS44), Uni Emirat Arab (HS85), dan Bangladesh (HS48).

Penulis: Rossanto Dwi Handoyo, Agustin Dwi Prihandika Sari, Kabiru Hannafi Ibrahim, Tamat Sarmidi

Judul Jurnal: Rossanto Dwi Handoyo, S.E., M.Si., Ph. D