Universitas Airlangga Official Website

Diskusi ICAS 13, Bahas Proses Penyembuhan Lewat Cara Sosial

Suasana diskusi bertajuk “Healing Through Humanity” sebagai salah satu rangkaian ICAS ke-13 (Sumber: Tim ICAS)

UNAIR NEWS – The 13th International Convention of Asia Scholars (ICAS) memasuki hari ketiga. Dalam gelaran hari ini, peserta dapat memilih untuk mengikuti berbagai topik diskusi bersama para ahli dari mancanegara. Salah satu topik diskusi yang diangkat adalah “Healing Through Humanity” atau proses penyembuhan lewat cara sosial.

Bertempat di Gedung Pascasarjana Universitas Airlangga, panel diskusi ini menghadirkan beberapa pembicara. Adapun ketiga pembicara yang hadir adalah Ass Prof Dr Basanta Pd Adhikari dan Ciptasari Prabawanti PhD.

Sebagai tambahan informasi, ICAS ke-13 digelar selama 6 hari sejak 27 Juli – 1 Agustus 2024. Konferensi internasional ini merupakan hasil kerja sama Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Airlangga Institute for Indian Ocean Crossroad (AIIOC) bersama International Institute for Asian Studies (IIAS). Peserta dapat mengikuti berbagai macam kegiatan, seperti pemeran, film screening, heritage walk, dan masih banyak lagi.

Bagi beberapa orang, healing memiliki banyak definisi. Bagi Basanta, healing adalah saat kita mampu bertanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Peneliti asal Oxford School Chain ini memaparkan beberapa hal penting untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Pertama adalah self reflection and growth. Selanjutnya, ia menuturkan juga soal pentingnya interconnection antar manusia. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus menunjukkan cinta dan perhatian kepada sesama. “Kita harus mengenal orang lain. Namun, sebelum itu kita harus mengenal diri sendiri dan tahu apa yang ingin kita raih,” ungkapnya.

Basanta juga menambahkan soal pentingnya menumbuhkan rasa simpati. Sebab, simpati akan mendorong individu untuk mengembangkan perasaan ‘memiliki’ dan memunculkan perilaku bertanggung jawab.

Suasana diskusi bertajuk “Healing Through Humanity” sebagai salah satu rangkaian ICAS ke-13 (Sumber: Tim ICAS)

Pemaparan dilanjutkan oleh Ciptasari dari Universitas Ahmad Dahlan. Ciptasari menuturkan bahwa pengobatan medis ternyata tidak cukup untuk menyembuhkan penyakit yang seseorang derita. “Biomedical model sudah tidak lagi menjadi satu-satunya cara untuk menyembuhkan, sehingga muncul biopsychosocial model yang lebih punya banyak kelebihan,” tuturnya.

Biopsychosocial model merujuk pada penanganan emosi dan psikologi pasien. Hal ini sering luput selama proses penyembuhan, namun justru menjadi hal yang krusial untuk diperhatikan. “Lingkungan sosial dan budaya mempengaruhi kesehatan manusia,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia juga menerangkan bahwa biopsychosocial model menghasilkan beberapa aspek positif. Misalnya, pasien yang mendapatkan penyembuhan secara biopsychosocial akan mampu meningkatkan aktivitasnya daripada mereka yang tidak mendapatkan. Metode ini juga dinilai lebih hemat biaya daripada biomedical model.

Penulis: Afifah Alfina

Editor: Edwin Fatahuddin