Timbal (Pb) termasuk jenis logam berat yang tidak dapat terurai dan berpotensi mencemari lingkungan sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia. Sebagian besar timbal terakumulasi di hati, yaitu sekitar 33% karena berkaitan dengan fungsi hati, sebagai tempat detoksifikasi senyawa toksik. Paparan timbal dengan konsentrasi tinggi akan menginduksi stres oksidatif karena terjadi pembentukan reactive oxygen species (ROS) atau radikal bebas. Jika produksi ROS berlebihan dan tidak dapat diatasi oleh antioksidan endogen, maka akan memicu terjadinya peroksidasi lipid yang berdampak pada perubahan integritas membran sel dan pada akhirnya mengakibatkan kerusakan sel atau organ.
Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh paparan timbal, salah satu caranya adalah mengkonsumsi antioksidan eksogen supaya menghentikan atau memutus rantai reaksi radikal bebas yang terjadi di dalam tubuh manusia. Pemberian antioksidan eksogen diharapkan dapat mengurangi kerusakan sel atau organ akibat radikal bebas. Gynura procumbens atau lebih dikenal di masyarakat sebagai tanaman sambung nyawa, merupakan salah satu tanaman yang mengandung metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan. G procumbens kaya akan senyawa fenolik dan flavonoid, yang juga diketahui berkontribusi terhadap sifat antioksidan dan ekstrak akar G. procumbens ternyata memiliki potensi antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak dari daun dan batang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perlindungan ekstrak akar adventif G. procumbens terhadap toksisitas timbal asetat pada mencit. Parameter yang diukur meliputi sel darah merah (RBC), kadar hemoglobin (HGB), kadar aspartarte amino transferase (AST), kadar alanine amino transferase (ALT), analisis histologis terhadap tingkat kerusakan hepar, dan aktivitas enzim antioksidan (superoksida dismutase/SOD dan catalase/CAT). Selama ini masih sedikit penelitian tentang pengaruh ekstrak akar adventif G. procumbens hasil kultur in vitro untuk penelitian pada hewan sehingga nantinya diharapkan dapat diketahui potensinya sebagai tanaman obat tradisional. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantan (Mus musculus, strain Balb/C), umur 8-10 minggu. Perlakuan G. procumbens diberikan setiap pagi (08:00-10:00) dan perlakuan Pb asetat diberikan 2 jam setelah perlakuan G. procumbens. Perlakuan diberikan secara oral selama 30 hari.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan jumlah RBC, kadar HGB, persentase sel hati normal, dan aktivitas SOD dan CAT dapat dicegah dengan pemberian ekstrak akar adventif G. procumbens. G. procumbens juga secara signifikan mencegah peningkatan kadar AST dan ALT, dan persentase sel hati yang bengkak dan nekrotik pada tikus yang terpapar timbal asetat. Dosis efektif ekstrak akar adventif G. procumbens dalam penelitian ini adalah 300 mg/L, karena dengan dosis ini mampu meningkatan aktivitas enzim SOD dan CAT serta menurunkan jumlah sel nekrotik hepar dan kadar AST. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar adventif G. procumbens mampu melindungi kerusakan yang diakibatkan oleh toksisitas timbal asetat pada mencit serta berpotensi digunakan sebagai bahan obat dari tanaman tradisional.
Penulis: Sugiharto, S.Si., M.Si.
Catatan:
Artikel ilmiah populer ini disarikan dari artikel yang dipublikasikan di Jurnal Internasional Q4:
Sugiharto*, Dwi Winarni, Ufairanisa Islamatasya, Abdul Hakim Muhsyi, Ahimsa Buena Merpati, Yosephine Sri Wulan Manuhara, (2022). The Protective Effect of Gynura procumbens Adventitious Root against Lead Acetate Toxicity in Mice, Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, Volume 07, Issue 02 (2022): jtbb69453. https://doi.org/10.22146/jtbb.69453