Universitas Airlangga Official Website

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur Kerja Shift pada Perawat Kerja Shift Wanita

Foto by News Republika

Pendahuluan Gangguan tidur (SD) adalah kondisi yang mengubah cara tidur yang biasa. Mereka dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang relevan karena dapat mempengaruhi kesehatan dan meningkatkan risiko cedera. Beberapa SD yang umum adalah insomnia (sulit tidur sepanjang malam), sleep apnea, kesulitan bernapas saat tidur), narkolepsi (kantuk yang ekstrem di siang hari).1 Gangguan tidur kerja shift (SWSD) adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kantuk atau insomnia akibat jadwal kerja shift.2,3 Pergantian shift dan seringkali tidak teratur membuat perawat berisiko tinggi mengalami gangguan tidur. Akibatnya, insomnia sering dialami oleh perawat yang bekerja dengan sistem shift malam dibandingkan dengan perawat yang bekerja shift biasa.4–7 Selain itu, gangguan tidur kerja shift di kalangan perawat terkait dengan kecelakaan kerja dan keselamatan pasien.8 Wanita adalah sangat terwakili di sektor layanan kesehatan, dan mayoritas perawat di rumah sakit adalah perempuan.9

Di Indonesia, prevalensi gangguan tidur di antara perawat kerja shift adalah 52,50%.10 Banyak dari mereka bekerja di rumah sakit dan merupakan jumlah terbesar tenaga kesehatan dibandingkan dengan tenaga kesehatan shift lainnya, seperti dokter, ahli gizi, bidan, dan psikolog klinis.11 Kesimpulannya, perawat wanita dengan shift tidak teratur cenderung mengalami tingkat stres yang tinggi dan gangguan tidur terkait shift akibat perubahan hormonal.12 Selain jenis kelamin, model koping stres pekerja shift menunjukkan bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi istirahat malam pekerja shift termasuk potensi stresor pekerjaan, stresor non-pekerjaan, dan faktor pribadi, dimediasi oleh koping dan stres.13 Model serupa menemukan bahwa SWSD adalah dipengaruhi oleh jam biologis, faktor tidur, dan faktor sosial.14 Namun, sangat sedikit penelitian berbasis teori yang telah dilakukan, khususnya dalam model jalur struktural dari faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur kerja shift. Kami menguji faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur kerja shift berdasarkan model-model ini serta strategi koping.

Kami juga menyoroti jenis koping baru dalam stres transaksional yang disebut koping berbasis makna. Respons ini dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi dan membantu perawat menemukan makna positif dalam pengalaman pengasuhan mereka, sehingga akan meningkatkan koping adaptif.15,16 Rangkuman kerangka teoritis faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur kerja shift di antara perawat kerja shift, digambarkan dalam Gambar 1. Hipotesis yang mendasari adalah bahwa stresor pekerjaan yang dipilih, beban kerja, konflik interpersonal, dan jam tidur biologis (pagi-sore) memengaruhi SWSD di antara perawat kerja shift melalui strategi koping dan stres. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi SWSD dan juga memberikan kerangka konseptual untuk melaksanakan intervensi korektif di antara perawat kerja shift wanita.

Penulis: Prof. Dr. Ah. Yusuf S., S.Kp., M.Kes.

Jurnal:
Factors affecting shift work sleep disorder in female shift work nurses: Integrating shift workers’ coping with stress and transactional stress coping theory