Universitas Airlangga Official Website

Faktor Penyebab Kenaikan Berat Badan pada Remaja

Ilustrasi oleh Halodoc
Ilustrasi Obesitas (sumber: Halodoc)

Beberapa dekade terakhir, telah terjadi terjadi perubahan signifikan dalam pola konsumsi makanan. Di negara berkembang, terjadi peningkatan konsumsi makanan olahan dan produk manis dalam pola makan remaja. Selain itu, mereka juga menyenangi makanan tinggi lemak, namun rendah serat. Kebiasaan tersebut menjadikan remaja lebih berisiko mengalami obesitas. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan prevalensi obesitas pada anak usia 13-15 tahun sebesar 2.3% dari tahun 2013. Peningkatan prevalensi tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebiasaan makan pada saat akhir pekan. Beberapa ahli telah meneliti bahwa terdapat perbedaan kebiasaan makan saat weekdays dan akhir pekan. Kebiasaan makan pada akhir pekan tersebut akan menyebabkan kenaikan berat badan sehingga meningkatkan risiko kejadian obesitas.

Hasil penelitian yang kami lakukan pada siswa SMP di kota Surabaya, menunjukkan bahwa semakin besar uang saku maka semakin besar untuk mengalami kenaikan berat badan di akhir pekan. Ketika uang saku mereka banyak maka semakin sering juga mereka makan diluar. Kebiasaan tersebut akan memperbesar peluang untuk mengalami kenaikan berat badan khususnya di akhir pekan. Pada akhir pekan biasanya mereka memilih restoran cepat saji untuk membeli makanan manis dan berlemak seperti soft drink, es teh manis, burger, ayam goreng dan lain sebagainya. Makanan-makanan yang mereka beli tersebut merupakan makanan tinggi energi sehingga menyebabkan peningkatan masukan energi.

Selain itu, ketika seseorang makan diluar rumah maka dia akan mendapatkan 25% dari total energi yang diperlukan dalam sehari sehingga meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Energi yang mereka konsumsi besar namun pada akhir pekan mereka cenderung bermalas-malasan. Pada akhir pekan orang tua cenderung membebaskan anak mereka untuk memakan makanan yang mereka suka sebagai suatu hadiah. Kegiatan perayaan dan pesta juga seringkali pada akhir pekan. Hal inilah yang menyebabkan terjadi perbedaan intake energi saat weekdays dan akhir pekan. Ibu yang bekerja seringkali kurang memperhatikan dan mengontrol makanan anak. Kondisi ini menyebabkan remaja dengan ibu yang bekerja memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kenaikan berat badan pada akhir pekan.

Dengan adanya temuan tersebut perlu ada kebijakan strategis, seperti saat kegiatan car free day di hari minggu hanya memperbolehkan pedagang untuk menjual makanan sehat. Promosi tentang pola makan yang sehat melalui peer educator juga sangat penting. Hal ini penting karena remaja cenderung meniru kebiasaan dari peer mereka. Peran orang tua juga sangat penting, orang tua jangan memberikan makanan tidak sehat pada akhir pekan sebagai hadiah. Orang tua dan anak bisa masak bersama-sama di akhir pekan untuk mendapatkan makanan yang sehat. Pemberian edukasi tentang pencegahan kenaikan berat badan juga penting untuk mendukung pencapaian tujuan SDG’s yang ketiga yaitu “Good Health and Well-Being”. Melalui program Young Persons’ Plan for the Planet (YPPP) kami dapat mendukung pemahaman remaja mengenai SDGs bahwa target SDG’s pada tahun 2030 dapat tercapai.

Penulis AIP : Septa Indra Puspikawati, 198909292015042003, 082142178029

Septa Indra Puspikawati, Farapti Farapti, Syafira Kandinasti, Alfi Fairuz Asna

Artikel Penelitian Lengkap dapat di akses di https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2024032615033515_MJMHS_0774.pdf 

Baca Juga: Penggabungan Ekstraksi Lipid Chlorella Vulgaris menjadi Biodiesel