UNAIR NEWS – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas). Kegiatan kali ini berlokasi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu (24/6/2023). Kegiatan ini merupakan bentuk aktualisasi pemanfaatan produk Biskuit Darurat Indonesia (BIDARI) untuk mempercepat pemulihan kesehatan korban pasca bencana di Kabupaten Cianjur.
Mengenal Produk BIDARI
BIDARI merupakan produk inovasi hasil kolaborasi tiga perguruan tinggi yaitu UNAIR, ITB, dan UTM. Inovasi ini bekerja sama dengan mitra PT Vadco Prosper Mega dalam program Matching Fund Kedaireka Tahun 2022. Prof Dr Ir Annis Catur Adi MSi sebagai ketua menjelaskan bahwa biskuit BIDARI merupakan biskuit khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam kondisi darurat.
“Pangan darurat harus bersifat ready to eat, karena perlu pada kondisi hidup saat terdampak bencana alam,” katanya.
Menurut Prof Annis makanan bagi korban bencana bukan sekedar makanan biasa. Namun harus mampu memasok energi dan gizi lainnya dalam jumlah memadai. “Sedangkan fakta yang terjadi selama ini adalah pemberian mie instan atau biskuit biasa yang mengandung gizi untuk kondisi hidup tidak dalam kondisi bencana, sehingga perlu ada pengembangan biskuit darurat ini sebagai solusi makanan darurat,” tuturnya.
Prof Annis menjelaskan bahwa BIDARI tidak hanya mengandung gizi yang lengkap untuk memulihkan kesehatan. Tapi mampu meningkatkan imunitas dan mengurangi stres.
“Biskuit ini ada kandungan bioaktif dari penambahan tepung lele, pala bubuk, dan black garlic. Biskuit ini memiliki kandungan gizi yang lengkap, bisa meningkatkan imunitas, dan mengurangi stres,” jelasnya.
Pulihkan Kesehatan
Sebagai tindak lanjut untuk mengembangkan produk BIDARI, maka berlangsung kegiatan pengmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan BIDARI dalam memulihkan kesehatan masyarakat pasca bencana di lokasi terdampak gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pengmas ini bekerja sama dengan PPNN ITB, PT Vadco Prosper Mega, Rumah Inovasi Natura, BSMI Kabupaten Cianjur, dan Mahasiswa S2 Kesehatan Masyarakat UNAIR sebagai enumerator. Dalam kegiatan ini juga terdapat penyuluhan dengan materi manajemen gizi pasca bencana yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Sebagai bentuk memaksimalkan manfaat biskuit BIDARI, masyarakat mendapat informasi mengenai cara yang tepat untuk mengkonsumsi biskuit ini. Masyarakat turut dibekali dengan produk BIDARI yang dapat dikonsumsi selama satu bulan ke depan. Pada sesi akhir kegiatan terdapat monitoring dan evaluasi.
“Monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk mengukur jumlah konsumsi BIDARI dan menganalisis dampak konsumsinya pada masyarakat pasca bencana,” ungkap Prof Annis.
Kegiatan pengmas ini merupakan langkah konkret yang dilakukan insan cendekia perguruan tinggi dalam membantu kesehatan masyarakat Kabupaten Cianjur lekas pulih pasca bencana.
“Melalui pemanfaatan inovasi BIDARI dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manajemen gizi pasca bencana. Diharapkan masyarakat dapat mengatasi tantangan kesehatan yang dihadapi dan membangun pola hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan,” pungkas Prof Annis. (*)
Penulis : Mohammad Fahmi Rasyidi, S.Gz, Wizara Salisa, S.Gz/Icha Nur Imami Puspita
Editor : Binti Q. Masruroh