Universitas Airlangga Official Website

Frekuensi Alel dari 13 Lokus Short Tandem Repeat (STR) di Suku Minangkabau, Indonesia

Foto by RADAR MUKOMUKO

Frekuensi alel lokus short tandem repeat (STR) bervariasi di semua populasi. Untuk alasan ini, alel frekuensi penanda genetik yang digunakan dalam ilmu forensik harus ditentukan untuk setiap populasi dan database harus ditetapkan. Penting untuk menggunakan basis data masyarakat yang akurat dalam perhitungan statistik yang dibuat di evaluasi hasil analisis DNA. Pengulangan tandem pendek  adalah urutan DNA berulang yang memiliki 2-7 bp unit pengulangan inti; jumlah pengulangan sangat bervariasi di antara individu. Dengan demikian, ia memiliki nilai praktis yang tinggi dalam identifikasi forensik dan pengujian paternitas (Y li et al, 2015). Lokus STR, menghasilkan hasil bahkan pada yang lama dan tidak terawetkan dengan baik sampel biologis dan memungkinkan beberapa analisis (Canpolat E, et al, 2021).

Minangkabau adalah kelompok etnis mayoritas di Sumatera Barat, Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat per September 2020 sebanyak 5,53 juta jiwa yang sebagian besar dari etnis Minangkabau (BPS Sumbar, 2021). Sumatera Barat merupakan daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan berpotensi tsunami. Frekuensi alel untuk 13 lokus pengulangan tandem pendek dan variasi genetik tidak diketahui dengan baik. Data ini sangat penting untuk menghitung Indeks Paternitas serta Probabilitas Pencocokan untuk identifikasi forensik.

Hasil penelitian menunjukkan frekuensi alel yang diamati untuk lokus 13 STR pada populasi Minangkabau. Jenis alel yang paling sering untuk setiap lokus adalah: CSF1PO :12, TPOX : 11, TH01: 9, D13S317: 9, D16S539 : 12, D18S51:14, D21S11 : 30, D8S1179 : 13, D7S820 : 11, D5S818 : 12, D3S1358 : 15, FGA : 22, vWA : 18. Variasi alel yang paling banyak ditemukan pada lokus FGA sebanyak 12 alel dan pada lokus D21S11 sebanyak 10 alel alel. Frekuensi alel tertinggi ditemukan pada alel 9 pada lokus TH01 (0,36). Frekuensi tinggi Nilai tersebut menunjukkan bahwa alel tersebut banyak terdapat pada suku Minangkabau. Heterozigositas (He) berkisar antara 0,691 (TPOX), 0,853 (D21S11). Kekuatan diskriminasi (PD) berkisar dari 0,847 (TPOX), 0,961 (FGA dan D21S11). Probabilitas eksklusi (PE) berkisar dari 0,42 (TPOX), 0,71(D21S11). Probabilitas kecocokan (MP) berkisar dari 0,003 ( TPOX), 0,029 (FGA). Konten polimorfik informasi (PIC)  0,610 (TH01), 0,689 (D21S11). Kombinasi kekuatan diskriminasi (CPD) dalam  jumlah penduduk Minangkabau  adalah 92,43 % dan kemungkinan kecocokan gabungan (CMP) adalah 1,089 x 10-28

Simpulan penelitian ini, untuk suku Minangkabau, lokus D21S11 dan FGA memiliki heterozigositas ekspektasi tertinggi, kekuatandiskriminasi, probabilitas kecocokan, dan probabilitas pengecualian. Lokus TPOX memiliki heterozigositas terendah,kekuasaan dalam diskriminasi kekuasaan, probabilitas kecocokan, dan probabilitas pengecualian. Penelitian ini juga menemukan alel yang tidak terdapat pada penelitian untuk populasi Indonesia (Untoro E, et al, 2009) yaitu 24,3 pada lokus FGA. Lokus 13 STR adalah berguna untuk analisis forensik dan studi genetik suku Minangkabau. Di Indonesia, berbasis etnis penelitian diperlukan untuk membuat database berdasarkan demografi atau pengelompokan etnis yang dapat dimanfaatkan identifikasi forensik.

Penulis: Prof. Dr. Ahmad Yudianto, dr., Sp.F(K)., M.Kes., SH.

Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: 3rd International Conference of Bio-Based Economy for Application and Utility AIP Conf. Proc. 2730, 060001-1–060001-5; https://doi.org/10.1063/5.0127771

Citra Manela, Rika Susanti, Djong Hon Tjong, and Ahmad Yudianto. [2023] Allele Frequency of 13 Short Tandem Repeats (STR) Loci in Minangkabau Ethnic Group, Indonesia. 3rd International Conference of Bio-Based Economy for Application and Utility AIP Conf. Proc. 2730, 060001-1–060001-5; https://doi.org/10.1063/5.0127771 Published by AIP Publishing. 978-0-7354-4474-4/$30.00