Universitas Airlangga Official Website

Gatal pada Lansia

Ilstrasi lansia (sumber: Lifestyle Okezone)

Pruritus atau gatal adalah keluhan yang sangat sering terjadi pada populasi secara keseluruhan. Penyakit gatal biasanya sulit untuk sembuh lewat obat sehingga menyebabkan garukan yang lebih sering. Garukan yang terjadi juga dapat meningkatkan rasa gatal. Oleh karena itu, seringkali menjadi suatu lingkaran yang terus terjadi dan sangat mengganggu individu. Keluhan gatal pada lansia dapat menurunkan kulitas hidupnya. Menurut perkiraan, satu per lima dari populasi dunia pernah mengalami keluhan gatal yang kronis, setidaknya sekali seumur hidup. Sebuah penelitian di Surabaya melaporkan bahwa pruritus atau keluhan gatal ini merupakan penyakit terbanyak pada pasien lansia.

Keluhan gatal memiliki dua kategori, yaitu akut dan kronis, berdasarkan kapan gejala pertama muncul. Termasuk Akut jika gejala muncul kurang dari enam minggu yang lalu. Sementara itu, termasuk kronis jika gejala muncul lebih dari enam minggu. Keluhan gatal di kulit dapat muncul karena penyakit kulit, gangguan saraf, atau gatal yang terjadi karena penyakit psikogenik. Rasa gatal yang merupakan keluhan tersering pada lansia dapat terobati lewat terapi obat oles, obat minum, dan terapi sinar (fototerapi).

Penyebab Rasa Gatal

Rasa gatal kulit yang timbul karena penyakit kulit biasanya muncul dari keradangan kulit, kerusakan kulit, atau kekeringan kulit, contohnya pruritus pada biduran dan skabies. Gatal akibat keradangan saraf dapat terjadi pada pasien setelah menderita herpes zoster; sedangkan rasa gatal yang terjadi akibat gangguan sistem saraf pusat, yaitu gangguan aliran dan penerimaan sinyal saraf tanpa adanya kerusakan saraf, contohnya rasa gatal kulit yang timbul karena penyakit empedu. Rasa gatal psikogenik dapat muncul dari gangguan psikologis dan masalah psikiatrik, seperti fobia (rasa takut) pada infeksi parasit. Rasa gatal dapat juga merupakan akibat dr kombinasi dari banyak variabel, seperti eksim yang dapat muncul akibat keradangan kulit serta penyebab psikogenik.

Saat usia menua, kulit juga mengalami perubahan penuaan kulit. Proses yang terjadi pada penuaan kulit adalah kombinasi dari tiga proses, termasuk menurunnya kemampuan pertumbuhan sel kulit, penurunan pembentukan jaringan kulit, dan peningkatan aktivitas enzim yang merusak kolagen pada lapisan kulit. Kemampuan pertumbuhan yang melambat dari sel fibroblast kulit juga mempengaruhi produksi kolagen di lapisan dermal, menyebabkan kulit menua, kulit keriput dan kulit kendor. Pada proses penuaan, kerusakan pada sistem saraf dapat berperan dalam menyebabkan rasa gatal, misalnya gatal setelah stroke atau pada pasien diabetes mellitus.

Tatalaksana untuk gatal kulit kronis, termasuk pada lansia, terdiri dari 4 pilar penting, yaitu terapi dasar, terapi sesuai penyebab, terapi sesuai gejala, dan terapi untuk penyakit dasar. Tatalaksana gatal ini terdiri dari terapi non-farmakologis, terapi obat oles, atau terapi obat minum. Terapi obat oles biasanya dalam bentuk pelembap, antiradang, dan antigatal. Pelembap dengan bertujuan untuk memperbaiki sawar kulit. Beberapa obat topikal dapat diberikan sebagai tatalaksana gatal, bekerja melalui efek antiradang yang dimiliki. Terapi dengan obat minum dapat berupa antialergi, atau obat lain yang mempunyai efek anti gatal. Sedangkan terapi sinar atau fototerapi dapat menjadi terapi pilihan sesuai dengan penyakit yang mendasarinya, terutama untuk untuk gatal kronis yang sulit teratasi dengan terapi.

Penulis : Dr.Damayanti,dr.,Sp.DVE,Subsp.DAI

Informasi lengkap dari artikel ini ada di link:

https://doi.org/10.30574/wjarr.2024.21.1.2637

Pruritus in Elderly: Classification and Management

BACA JUGA: Memahami Risiko Kesehatan dalam Konsumsi Jus Buah