Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia, dengan kepadatan penduduk sebesar 138 jiwa/km2. Mengacu pada Todaro dan Smith (2012: 363), salah satu penghambat pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang adalah adanya ledakan penduduk, sehingga penting bagi pemerintah untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan nilai Total Fertility Rates (TFR) sebagai salah satu ukuran tingkat fertilitas menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan TFR sampai dengan 2017 menjadi sebesar 2,3, namun belum mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) sebesar 2,1. TFR tersebut diukur dari total jumlah anak yang dilahirkan selama kurun masa usia reproduktif perempuan, yaitu 15-49 tahun.
Secara teoritis maupun empiris ditemukan bahwa faktor demografi dan non-demografi (sosial, ekonomi, dan budaya) turut mempengaruhi TFR di berbagai wilayah. Sebagian besar penelitian sebelumnya difokuskan pada pengaruh faktor sosial dan ekonomi, namun faktor budaya masih jarang dilibatkan dalam pemodelan tingkat fertilitas. Studi ini mencoba untuk memasukkan faktor budaya yang direpresentasikan oleh faktor agama dan suku dalam mengestimasi TFR di Indonesia, dengan menggunakan data mikro yang bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) wave 5, periode 2014 yang mencakup 13 provinsi. Unit observasi pada studi ini adalah perempuan usia reproduktif yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
Metode regresi ordinary least squares (OLS) digunakan untuk mengestimasi pengaruh variabel pendapatan, pendidikan ibu, mortalitas anak, status bekerja ibu, usia kawin pertama, jenis alat kontrasepsi, suku, dan agama terhadap fertilitas di Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan bahwa faktor demografi yaitu usia kawin pertama perempuan, adanya anak yang meninggal dalam sebuah keluarga, dan jenis penggunaan alat kontrasepsi (IUD dan Tubektomi) berpengaruh signifikan pada fertilitas di Indonesia. Sedangkan dari aspek non-demografi yang terdiri dari faktor ekonomi dengan proksi variabel pendapatan keluarga menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula tingkat fertilitas. Peningkatan pendapatan cenderung meningkatkan jumlah anak yang dilahirkan dalam sebuah keluarga karena orang tua merasa mampu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi, pangan dan memberikan investasi Pendidikan pada anak (Adhikari, 2010; Malthus dalam Todaro & Smith, 2012: 349–350).
Faktor sosial yang diwakili oleh tingkat pendidikan perempuan menunjukkan adanya hubungan negatif antara pendidikan dengan tingkat fertilitas. Salah satu argumen dari hasil studi ini adalah perempuan dengan pendidikan lebih tinggi cenderung menunda pernikahan dan menggunakan alat kontrasepsi daripada perempuan yang berpendidikan rendah (Ariho dkk., 2018) dan Mutwiri (2019). Sementara itu, dari sisi faktor budaya hanya factor suku yang berpengaruh terhadap fertilitas di Indonesia terutama suku Makassar, Nias, dan Melayu yang cenderung memiliki jumlah anak yang lebih banyak. Hasil ini berkaitan dengan nilai anak bagi keluarga Melayu, bahwa anak merupakan sumber rejeki dan amanah dari Maha pencipta, sumber pendapatan di masa tua, dan meningkatkan status sosial keluarga. Atas dasar empat nilai anak tersebut mendorong masyarakat melayu untuk menambah jumlah anak (Kamaruddin (2016) dan Fahmi dan Pinem (2018). Faktor agama tidak berpengaruh terhadap TFR di Indonesia, dan hal ini sejalan dengan temuan dari Bessey (2018).
Berdasarkan hasil studi ini menunjukkan bahwa baik faktor demografi maupun non-demografi memiliki pengaruh penting terhadap tingkat fertilitas (TFR) di Indonesia. Implikasi hasil penelitian ini adalah perlunya upaya untuk menekan jumlah perempuan yang menikah di usia muda mengingat masih tingginya perempuan yang menikah di usia yang sangat dini di Indonesia (11,6%). Selain itu, peningkatan jenjang pendidikan formal bagi perempuan juga tidak kalah penting, bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan akses perempuan di pasar kerja nantinya, tetapi juga menjadi aktifitas untuk mendistraksi perempuan dari menikah pada usia dini.
Penulis: Dr. Lilik Sugiharti, S.E., M.Si.
Sumber: Artikel Ilmiah
Nugraheni, S.R., Sugiharti, L. (2022). Pengaruh Faktor Demografi dan Non-Demografi terhadap Fertilitas di Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia Volume 17 No. 1 2022, halaman 15-28. http://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/view/679/pdf