Universitas Airlangga Official Website

Hubungan Monotonitas Pekerjaan, Beban Kerja Mental, dan Posisi Kerja dengan Stres Kerja pada Operator Crane

Foto by Sangalu com

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai pihak HSE PT. Pelindo III (Persero) Pelabuhan Tanjung Perak, diketahui bahwa terdapat 4 buah container crane (kapasitas angkut sebesar 35 ton) dan 4 buah RTG crane (kapasitas angkut sebesar 40 ton) pada Terminal Nilam serta 6 buah HMC/HPC pada Terminal Jamrud. Dalam melakukan pekerjaannya, operator crane ditarget untuk memperoleh 35 box/hari untuk mendapatkan premi dari perusahaan. Apabila target tersebut tidak tercapai, maka dapat menjadi stresor bagi pekerja karena tidak mendapatkan premi tersebut. Pekerjaan yang dilakukan oleh operator crane yang memindahkan peti kemas secara berulang-ulang cenderung bersifat monoton dan termasuk pekerjaan statis.

Besaran kasus terkait stres kerja masih cukup tinggi. Data Labour Force Survey tahun 2018-2019 menyatakan terdapat 602.000 kasus stres kerja. Stres kerja merupakan ketidakmampuan pekerja menghadapi tuntutan tugas dan penyebabnya multifaktor, beberapa di antaranya adalah monotonitas pekerjaan, beban kerja mental, posisi kerja, dan karakteristik individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kuat hubungan monotonitas pekerjaan, beban kerja mental, posisi kerja, dan karakteristik individu dengan stres kerja.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi operator crane di Terminal Nilam dan Jamrud Pelabuhan Tanjung Perak, yaitu 58 orang. Monotonitas pekerjaan dan karakteristik individu diukur dengan kuesioner, beban kerja mental dihitung dengan kuesioner NASA-TLX, posisi kerja dihitung dengan RULA, dan stres kerja dihitung dengan kuesioner DASS 42. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi koefisien kontingensi dan Spearman.

Hasil penelitian ini menunjukkan 65,5% operator crane mengalami stres dari ringan hingga sangat berat. Usia (r=0,061) dan posisi kerja (r=0,039) memiliki hubungan yang sangat rendah dengan stres kerja. Masa kerja (r=0,259) memiliki hubungan yang rendah dengan stres kerja. Monotonitas pekerjaan (r=0,571) dan beban kerja mental (r=0,420) memiliki hubungan yang sedang dengan stres kerja.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah monotonitas pekerjaan dan beban kerja mental dapat menjadi variabel yang berkontibusi mengakibatkan stres kerja. Perusahaan disarankan untuk memberikan musik kerja, memberikan variasi kerja dengan rotasi kerja, mengatur jam istirahat yang jelas bagi operator, memberikan pelatihan terkait coping stress mechanism. Operator crane disarankan untuk beristirahat dengan cukup sebelum dan sesudah bekerja.

Penulis: Dr. Noeroel Widajati, S.KM, M.Sc

Jurnal: Correlation between Individual Characteristics, Work Monotony, and Mental Workload with Work Stress