Senyuman adalah salah satu elemen terpenting dalam komunikasi sehari-hari. Baik saat berbincang dengan teman, rekan kerja, atau keluarga, senyuman dapat menyampaikan banyak hal tanpa harus berkata-kata. Bahkan, senyuman yang menarik dan estetis sering kali meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Namun, tahukah Anda bahwa cara seseorang menilai senyumannya sendiri bisa berkaitan erat dengan kepribadian mereka?
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda tentang senyumannya. Ada yang percaya diri dengan senyum lebar, sementara yang lain justru merasa kurang nyaman dan cenderung menutup mulut saat tersenyum. Dalam dunia kedokteran gigi estetika, persepsi diri terhadap senyuman menjadi faktor penting yang harus dipahami oleh dokter gigi. Ketika seseorang datang untuk memperbaiki estetika senyumnya, dokter tidak hanya melihat dari sisi teknis, tetapi juga harus memahami bagaimana pasien memandang senyuman mereka sendiri.
Penelitian menunjukkan bahwa kepribadian seseorang dapat memengaruhi cara mereka menampilkan senyumannya. Individu yang pemalu, introvert, atau memiliki sifat neurotik cenderung menutupi mulut saat tersenyum atau bahkan menghindari tersenyum sama sekali. Mereka mungkin merasa rentan atau kurang percaya diri dengan tampilan senyumannya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert dan lebih sosial sering kali menunjukkan senyum yang lebar dan terbuka, mencerminkan kepribadian mereka yang lebih percaya diri dan mudah bergaul.
Selain itu, dalam menentukan perawatan estetika gigi, penting bagi dokter gigi untuk mempertimbangkan kepribadian pasien. Setiap individu memiliki pola pikir dan perilaku yang unik, yang tercermin dalam kepribadiannya. Secara psikologis, kepribadian dapat dikategorikan ke dalam lima tipe utama: neurotisisme, ekstroversi, kehati-hatian, keterbukaan, dan keramahan. Memahami tipe kepribadian ini dapat membantu dokter gigi memberikan pendekatan yang lebih tepat dalam perawatan estetika gigi, sehingga pasien tidak hanya mendapatkan senyum yang lebih indah, tetapi juga merasa nyaman dengan perubahan yang terjadi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa, ditemukan adanya hubungan antara persepsi diri terhadap estetika senyuman dan kepribadian. Temuan ini memberikan wawasan baru dalam dunia kedokteran gigi estetika, di mana tidak hanya bentuk dan warna gigi yang diperhatikan, tetapi juga bagaimana senyuman memengaruhi emosi dan kepercayaan diri seseorang. Dengan memahami hubungan ini, dokter gigi dapat merancang perawatan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik pasien.
Pada akhirnya, senyuman bukan sekadar ekspresi wajah, tetapi juga cerminan dari kepribadian dan perasaan seseorang. Jadi, bagaimana dengan Anda? Apakah senyuman yang Anda tampilkan sudah mencerminkan kepribadian Anda?
Penulis: Prof. Dr. Dian Agustin Wahjuningrum, drg., Sp.KG. Subsp, KE(K)
Informasi lebih detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844025004955
Claudia Denisse Piscoche-RodrÃguez, Livia Sonia Zambrano de la PenaËœ, Maria Eugenia Guerrero, Dian Agustin Wahjuningrum, Novaldy Wahjudianto, Karissa Navita Saragih. [2025] The relationship between self-perception of smile aesthetics and personality traits of university students: A cross-sectional study.