Universitas Airlangga Official Website

Identifikasi Tanaman Artemisia vulgaris untuk Menghindari Pemalsuan Bahan Obat

ilustrasi Tanaman Artemisia vulgaris (foto: picture)

Artemisia vulgaris L merupakan salah satu anggota genus Artemisia yang termasuk dalam famili Asteraceae. Famili ini mempunyai nilai ekonomi dan medis yang signifikan. Artemisia vulgaris memiliki catatan yang sangat penting dalam sejarah kedokteran dan disebut sebagai “induk tumbuhan” pada Abad Pertengahan. Tanaman ini biasa digunakan dalam praktek pengobatan tradisional, karena mempunyai manfaat terapeutik yang baik terutama dalam bidang urologi. Studi fitokimia A. vulgaris menghasilkan isolasi sterol, triterpen, dan flavonoid 3.

Menurut Barney dkk. A. vulgaris menunjukkan heterogenitas morfologi dan fisiologis pada tingkat ekstrim di berbagai ekologi, termasuk sifat cabang, derajat percabangan, morfologi daun, dan diameter rimpang. Oleh karena itu, selain melakukan identifikasi secara morfo-anatomi agar tidak terjadi kesalahan pengenalan, diperlukan juga identifikasi pada bidang molekuler seperti barcode DNA. Selain keanekaragaman morfologi, identifikasi molekuler juga diperlukan apabila tanaman tersebut telah diubah menjadi bentuk ekstrak, dengan tujuan untuk mengungkap identitas asli bahan ekstrak tersebut agar tidak merugikan masyarakat umum. 

Secara umum spesies dari genus Artemisia banyak ditemukan di daerah beriklim sedang terutama di belahan bumi utara dan dalam jumlah terbatas di belahan bumi selatan. Genus ini mempunyai banyak ciri morfologi dan fitokimia yang keduanya berhubungan dengan asal geografis habitat tumbuhan. Misalnya, berbagai penelitian tentang trikoma menunjukkan kandungan metabolit sekunder yang disimpan oleh trikoma. Beberapa spesies Asteraceae mempunyai trikoma yang mengandung terpenoid, alkaloid, fenol, dan minyak. Maria dkk. (2021) melaporkan bahwa Artemisia copa mempunyai saluran sekretori skizogen yang tersebar di vena tengah daun dan korteks pada batang. Penggunaan penanda anatomi saja tidak akan cukup untuk menghasilkan data taksonomi yang maksimal, karena penanda tersebut juga bergantung pada faktor lingkungan. Untuk dapat mengetahui kandungan metabolit sekunder untuk keperluan farmasi, dapat juga digunakan penanda anatomi. Pendekatan molekuler, seperti kode batang DNA berkembang menjadi otentikasi konklusif dan penugasan taksonomi untuk jaminan kualitas sediaan herbal.

Barcoding DNA adalah metode taksonomi di mana penanda genetik pendek untuk mengidentifikasi DNA milik organisme atau spesies tertentu. Barcode DNA adalah alat yang ampuh dan efisien untuk mengidentifikasi spesies yang kurang dipelajari. Terdapat 7 calon penanda DNA plastid yaitu atpF-atpH, matK, rbcL, rpoB, rpoC1, psbK-psbI, dan trnH-psbA. Namun berdasarkan berbagai kriteria penilaian, barcode DNA yang direkomendasikan untuk tanaman adalah kombinasi lokus rbcL dan matK. Barcoding DNA adalah metode identifikasi spesies menggunakan fragmen DNA yang pendek dan terstandar. Salah satu kelemahan barcode DNA adalah tidak bersifat universalitas penanda, oleh karena itu pemilihan jenis barcode DNA dalam kajian taksonomi harus memperhatikan beberapa hal. Setiap kelompok taksa mempunyai kode batang standarnya masing-masing. Misalnya, pada hewan, gen sitokrom oksidase I (COI) mitokondria umumnya digunakan untuk studi filogenetik. Namun; gen yang sama tidak dapat digunakan pada tanaman, karena variasinya kurang karena tingkat mutasi yang rendah. Untuk memilih kode batang universal untuk tanaman, berbagai penanda molekuler telah diidentifikasi, termasuk wilayah cpDNA seperti matK (maturase-K) dan rbcL (subunit besar ribulose-bifosfat karboksilase). Area-area ini dipilih karena tiga alasan: universalitas, kualitas urutan, dan diskriminatif. Adanya keterkaitan yang erat antara kegiatan identifikasi tanaman dengan tujuan memperoleh senyawa kimia untuk keperluan medis, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi A. vulgaris berdasarkan marka morfo-anatomik dan barcode DNA untuk mengungkap potensi medis tanaman ini lebih dalam. Penelusuran ini diharapkan dapat menambah wawasan penting mengingat A. vulgaris telah menjadi komoditas obat herbal dan produk obat.

Artemisia vulgaris L. yang termasuk dalam golongan Asteraceae, merupakan tanaman herbal yang mempunyai berbagai manfaat dalam bidang kesehatan, agar pemanfaatannya dalam bidang kesehatan dapat dieksplorasi secara maksimal maka tanaman tersebut harus diidentifikasi secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi A. vulgaris baik secara deskriptif morfoanatomi maupun barcode DNA menggunakan BLAST dan rekonstruksi pohon filogenetik. Karakter morfoanatomi diamati pada akar, batang, dan daun. Analisis barcode DNA dilakukan melalui amplifikasi dan penyelarasan gen rbcL dan matK. Seluruh penelitian dilakukan pada tiga sampel dari Taman Husada (Kebun Tanaman Obat) Graha Famili Surabaya, Indonesia. Slide anatomi dibuat dengan metode parafin. Kajian morfologi menunjukkan bahwa daun A. vulgaris baik pada batang bagian tengah bawah maupun batang atas mempunyai perbedaan terutama pada karakter stipula, tangkai daun, dan sayatan yang dimilikinya. Sedangkan dari kajian anatomi, A. vulgaris mempunyai tipe stomata anomositik dan sebarannya paling banyak pada bagian ventral daun. Melalui proses BLAST dan rekonstruksi pohon filogenetik, sekuens tumbuhan yang diteliti berkerabat dekat dengan beberapa spesies dari genus Artemisia yang ditunjukkan dengan persentase identitas di atas 98% dan kedekatan cabang antar taksa pada pohon filogenetik yang direkonstruksi. Kedepannya hasil ini semoga dapat digunakan sebagai penanda untuk identifikasi tanaman Artemisia vulgaris L. untuk menghindari pemalsuan bahan herbal untuk obat.

Penulis: Dwi Kusuma Wahyuni, S.Si., M.Si.

Link: Morpho-anatomical characterization and DNA barcoding of Artemesia vulgaris L.

Baca Juga: Deteksi Basil Tuberkulosis berbasis CNN