Universitas Airlangga Official Website

Foto by Phinemo

Indonesia bagian barat (Kalimantan, Sumatra, dan Jawa) adalah salah satu hotspot Dunia untuk ikan air tawar. Di ketiga pulau utama ini terdapat beberapa sungai dengan topografi yang bervariasi karena paleogeologi wilayah tersebut. Pulau-pulau tropis mengikuti pola spesiasi yang berbeda karena organisme beradaptasi dengan lingkungan khusus dan terisolasi. Kalimantan (Kalimantan) ditutupi oleh hutan hujan tropis yang dialiri oleh sungai-sungai besar. Sedangkan daerah lain memiliki perairan gambut lunak dan asam (perairan hitam) yang biasanya memiliki kekayaan spesies ikan yang tinggi. Walaupun Sumatera memiliki sungai yang tidak sebesar di Kalimantan, namun keanekaragaman jenis ikannya juga sangat tinggi, terutama di sungai yang bermuara ke pantai timur. Di antara ketiga pulau utama ini, Jawa adalah yang terkecil. Ia juga memiliki kekayaan spesies yang tinggi, namun lebih rendah dari Kalimantan dan Sumatera. Mengingat heterogenitas dan kompleksitas sistem air tawar pulau tropis, penting untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang tren spesies dan keberadaannya di Jawa karena banyak spesies endemik dan rentan menghuni pulau ini.

Pulau Jawa memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, tidak hanya ikan air tawar tetapi kelompok spesies lainnya. Namun, Jawa adalah pulau terpadat di dunia dengan ~141 juta orang menghuninya. Oleh karena itu, lingkungan dan sumber daya alam berada di bawah tekanan besar dari sumber antropogenik. Pulau Jawa terdiri dari pegunungan kapur yang memiliki banyak sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air dan perikanan darat. Perikanan dieksploitasi oleh masyarakat di sepanjang aliran sungai, dari hulu hingga hilir dan zona muara. Beberapa spesies adalah migran muara yang telah beradaptasi dengan kadar garam rendah dan dapat ditemukan di bagian sungai yang paling rendah. Ikan ini sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar sungai sebagai sumber protein hewani, ada pula yang dimanfaatkan untuk perdagangan akuarium. Sungai juga memberikan nilai sosial ekonomi karena banyak digunakan sebagai sumber air untuk kegiatan domestik, pariwisata, pertanian dan kegiatan ekonomi lainnya.

Seperti kebanyakan sistem sungai di Asia Barat, panjang Sungai Brantas mengikuti tekanan antropogenik yang tinggi, termasuk perikanan darat untuk konsumsi manusia. Belum ada data terbaru tentang kumpulan spesies ikan di sungai Brantas. Inventarisasi ikan adalah penelitian dasar yang penting untuk pengelolaan konservasi karena pola keanekaragaman merupakan indikator kesehatan ekosistem dan data dapat digunakan untuk menyimpulkan dampak stresor. Informasi ini sangat penting untuk program konservasi, seperti domestikasi atau pembuatan tempat perlindungan ikan dan mengembangkan kebijakan pengelolaan perikanan darat yang berkelanjutan untuk mendukung sistem sosio-ekologis. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengakses status terkini kumpulan ikan air tawar asli yang tersisa di Sungai Brantas.

Penulis: Veryl Hasan, S.Pi., M.P.

Referensi: Hasan V, Mamat NB, South J, Ottoni FP, Widodo MS, Arisandi P, Isroni W, Jerikho R, Samitra D, Faqih AR, Simanjuntak CPH, Mukti AT. 2022. A checklist of native freshwater fish from Brantas River, East Java, Indonesia. Biodiversitas 23: 6031-60