Infeksi merupakan salah satu penyebab anak memiliki masalah makan, sehingga berat badan anak tidak dapat naik secara adekuat. ISK, pada anak usia < 5 tahun bersifat asimtomatik, begitu pula TB. Infeksi saluran kemih (ISK) turut berkontribusi terhadap kejadian stunting pada anak, karena menyebabkan anoreksia yang menyebabkan kenaikan berat badan stagnan atau tidak mencukupi. Manifestasi penyakit TBC pada anak bervariasi, tergantung pada jenis TBC, seperti adanya batuk dan demam kronis, penurunan berat badan atau gagal tumbuh. Beban TBC pada populasi anak masih tinggi, dimana 1,2 juta dari 10 juta anak menderita TBC, dengan angka kematian sebesar 16%, sehingga tidak semua anak dengan TB menunjukkan gejala batuk seperti pada orang dewasa, namun yang perlu menjadi perhatian adalah pertambahan berat badan yang tidak adekuat, atau bahkan penurunan berat badan yang drastis. Karenanya, status gizi menjadi salah satu kriteria dalam skor TB.
Dari status antropometri, hampir 100% orang tua berhasil memberikan Oral Nutritional Supplement (ONS) untuk anak dengan masalah makan sebagai terapi nutrisi untuk tumbuh kejar sebesar minimal 75% per hari dari volume yang diresepkan (atau setara minimal 300 kkal). Selama 90 hari terapi, terjadi peningkatan berat badan dan tinggi/panjang badan yang signifikan, yang diikuti oleh parameter pertumbuhan (BB/U, TB/U atau PB/U, dan BB/TB atau BB/PB z-score). Efikasi penggunaan ONS pada subjek yang berisiko mengalami malnutrisi bergantung pada kepatuhan pasien itu sendiri, yang artinya tergantung pada rasa dan toleransi produk ONS. Rasa dipengaruhi oleh banyak faktor: sisa rasa atau aftertaste, penampilan, kenyamanan, lama konsumsi, kemudahan penyiapan, bau, rasa, suhu, viskositas, dan volume. Dalam hal ini, preferensi pasien merupakan faktor penting untuk kepatuhan.
Penulis: Dr. Nur Aisiyah Widjaja, dr., Sp.A(K)
Baca Juga: Adiponectin Index sebagai Marker Sindrom Metabolik dan Resistensi Insulin
