Universitas Airlangga Official Website

Kajian Suplemen dan Asupan Gizi Orang Dewasa Dengan dan Tanpa Riwayat Covid-19 Melalui Lensa Health Believe Model

Foto by Okezone

Selama dua tahun terakhir, dunia menghadapi pandemi, COVID-19, dan berbagai perubahan. Beberapa peraturan dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI telah memberikan kontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat Indonesia, khususnya dalam pola konsumsi makanan. Perubahan pola konsumsi pangan dapat menjadi perubahan positif yang terbentuk akibat pandemi COVID-19. Konsumsi buah, sayur, dan suplemen, tidak hanya berfungsi untuk mencegah COVID-19 tetapi juga penyakit tidak menular lain terkait gizi yang muncul di Indonesia, seperti diabetes dan hipertensi. Perilaku positif ini dapat menghasilkan luaran kesehatan yang positif jika dilakukan terus menerus. Model kepercayaan kesehatan (HBM) adalah model yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan masyarakat kesehatan dengan memahami mengapa orang gagal mengadopsi langkah-langkah kesehatan preventif. Model ini telah berhasil direplikasi berkali-kali menunjukkan kemampuannya untuk menjelaskan dan memprediksi berbagai perilaku yang terkait dengan hasil kesehatan yang positif.

Ada empat persepsi individu yang dapat memprediksi perilaku mereka. Yang pertama adalah kerentanan yang dirasakan. Persepsi ini berpendapat bahwa orang akan lebih termotivasi untuk bertindak berdasarkan perilaku sehat jika mereka percaya bahwa mereka rentan terhadap hasil kesehatan yang negatif. Yang kedua adalah persepsi keparahan. Ini berpendapat bahwa semakin kuat persepsi orang tentang keparahan hasil kesehatan negatif, semakin mereka akan termotivasi untuk bertindak untuk menghindari hasil tersebut. Ketiga, hambatan yang dirasakan dan manfaat yang berpendapat ketika hambatan yang kuat ditemukan dalam mengadopsi perilaku pencegahan, mereka tidak akan melakukannya. Terakhir, self-efficacy mengusulkan bahwa keseluruhan motivasi untuk mengejar kesehatan dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk menyajikan perilaku positifPenelitian ini bertujuan untuk menguji apakah penerapan program pendidikan gizi berbasis Health Belief Model (HBM) dapat efektif digunakan dalam mengubah keyakinan orang dewasa dengan atau tanpa riwayat COVID-19 dalam suplemen dan asupan gizi. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang melibatkan 140 orang dewasa.

Studi intervensi ini menggunakan desain eksperimen semu yang berlokasi di Surabaya, Padang, dan Bandung. Besar sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus simple random sampling. Berdasarkan rumus tersebut, besar sampel penelitian ini adalah 140 orang. Dengan demikian, jumlah kelompok kontrol dengan/tanpa riwayat COVID-19 dan intervensi dengan/tanpa riwayat COVID-19 adalah 35 per kelompok. Kriteria inklusi penelitian ini adalah orang dewasa (18–59 tahun), dengan atau tanpa riwayat COVID-19, yang setuju untuk mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dasar adalah kuesioner. Adapun untuk pelaksanaan pendidikan dikembangkan tiga modul sebagai media pendidikan. Itu tiga modul berjudul “Model Gizi Seimbang dan Kepercayaan Kesehatan pada Pandemi COVID-19”, “Nutrisi dan Imunitas”, dan “Peran Suplemen dalam Meningkatkan Daya Tahan Tubuh”. Kelompok intervensi mendapatkan materi edukasi setiap dua minggu sekali selama tiga bulan yang menghasilkan enam kali pertemuan. Kelompok kontrol mendapatkan edukasi tentang “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masa Pandemi COVID-19”, modul dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Indonesia.

Studi ini menempatkan 70 orang dewasa dengan/tanpa riwayat COVID-19 ke dalam kelompok intervensi. Kelompok intervensi berpartisipasi dalam program pendidikan gizi. Responden diminta untuk mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan independent and pair t-tests dan chi-square test. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan, dan efikasi diri, asupan nutrisi dan suplemen dengan riwayat COVID-19 pada responden. Menurut konstruk Health Belief Model, skor keseluruhan dari persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, penghalang, dan efikasi diri, tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan riwayat COVID-19 di kalangan dewasa muda. Namun, hubungan antara item pertanyaan dari semua variabel dalam konstruk Health Belief Model menunjukkan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, masih penting bagi pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi dan suplemen untuk melindungi diri, dan mencegah mereka terinfeksi COVID-19.

Penulis : Trias Mahmudiono

Untuk Lebih lanjutnya dapat dilihat pada link berikut :

https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/09603123.2022.2146070

Judul : Probabilistic health risk assessment of heavy metals (Cd, Pb, and As) in Cocoa powder (Theobroma cacao) in Tehran, Iran market