Masyarakat Afrika khususnya rumah tangga pedesaan selalu terkait erat dengan peternakan sebagai sumber kehidupannya. Sekitar 70% masyarakat miskin di pedesaan Afrika memiliki ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sekitar sepertiga pendapatan domestic bruto sektor pertanian Nigeria berasal dari peternakan, salah satunya ternak kambing nigeria yang menunjukkan dampak ekonomi yang signifikan dari sektor ini terhadap negara tersebut. Pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan pergeseran permintaan konsumen semuanya akan menyebabkan peningkatan permintaan produk peternakan dan mempertimbangkan peningkatan geometrik pertumbuhan populasi. Sektor peternakan tidak hanya menyediakan makanan untuk konsumsi manusia (produksi daging atau susu). Namun, juga memainkan peran penting dalam aktivitas sosio kultural masyarakat. Terutama untuk menggerakkan alat-alat pertanian seperti bajak dan gerobak, menghasilkan pendapatan dari produk sampingan hewan, dan menyuburkan tanaman dengan pupuk kandang.
Mayoritas ternak di Nigeria merupakan ras asli yang tersebar di berbagai zona agro-ekologi. Hewan-hewan itu beradaptasi dengan baik terhadap berbagai kondisi iklim di tempat asalnya. Hewan asal Nigeria ini telah mengalami berbagai adaptasi morfologi. Salah satunya adalah perkembangan kaki panjang pada Kambing Sahel. Itu terjadi agar Kambing Sahel dapat beradaptasi dengan baik pada trekking dan berbagai kondisi berjalan di daerah kering.. Namun, sifat produktivitas rendah. Kambing adalah spesies hewan yang sangat serbaguna dan melimpah serta merupakan sumber pendapatan utama bagi rakyat Nigeria. Variasi genetik spesifik kambing Nigeria merupakan keanekaragaman, dan sumber daya yang penting karena mempengaruhi kemampuan populasi untuk beradaptasi. Keragaman genetik perlu ada agar populasi dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang signifikan, seperti lingkungan yang tercemar polusi, penyakit, dan perubahan iklim.
Pengendalian Populasi
Suatu populasi yang tidak memiliki sifat-sifat beradaptasi terhadap tantangan baru atau kondisi lingkungan kemungkinan akan menghadapi kepunahan. Berkurangnya keragaman genetik juga membuat populasi lebih rentan terhadap bencana seperti epidemi penyakit. Aliran gen, migrasi, seleksi, dan perkawinan sedarah sering menjadi penyebab hilangnya keragaman genetik. Perlu ada langkah-langkah untuk melestarikan keunikan/kekhasan ras kambing Nigeria. Selain itu, juga harus ada pengendalian aliran gen antar populasi dengan menerapkan praktik pemuliaan dan pengelolaan yang efektif.
Oleh karena itu, perlu perlu ada upaya melestarikan plasma nutfah spesies kambing asli Nigeria, misalnya pengembangan semen beku untuk inseminasi buatan. Kambing jantan unggul diantara populasi dijadikan penghasil semen, sedangkan kambing jantan yang tidak terpilih digemukkan untuk pedaging. Apabila dengan kawin alam, sekali ejakulasi seekor pejantan unggul hanya mengawini seekor kambing betina. Namun, dengan teknik inseminasi buatan sekali ejakulasi semen kambing dapat dibagi menjadi ratusan dosis semen beku. Selain itu, semen beku juga dapat di simpan dalam jangka panjang dan memudahkan transportasi untuk menjangkau daerah layanan inseminasi buatan yang luas.
Artikel review ini adalah hasil karya Adeyinka Oye Akintunde, B.Sc., M.Sc., Ph.D., dosen pada Department of Agriculture and Industrial Technology, Babcock University, Ogun, Ilishan-Remo, Nigeria, peserta program Airlangga Post-Doctoral (APD) dengan bimbingan Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes., (Divisi Reproduksi Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga).
Artikel ini terbit pada jurnal Small Ruminant Research (Elsevier), jurnal bereputasi terindex Scopus Q2, dengan CiteScore 3.2, SJR 0.473, SNIP 0.924, dengan tautan https://www.sciencedirect.com/journal/small-ruminant-research/
Isi lengkap artikel terdapat pada tautan https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0921448824000427?via%3Dihub