Universitas Airlangga Official Website

Ilustrasi UMKM: Seorang pedagang menjajakan dagangannya di pasar. (Foto: litbang.kemndagri.go.id))
Ilustrasi UMKM: Seorang pedagang menjajakan dagangannya di pasar. (Foto: litbang.kemndagri.go.id))

Pandemi COVID-19 telah meninggalkan dampak yang mendalam terhadap ekonomi global, memaksa banyak usaha untuk beradaptasi atau berisiko gulung tikar. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, terutama di Bojonegoro, Jawa Timur, menghadapi tantangan ini dengan bantuan tiga pilar utama: digitalisasi, literasi, dan inovasi. Studi terkini oleh Riska Nur Rosyidiana dan I Made Narsa (2024) mengeksplorasi pengaruh ketiga faktor ini terhadap kinerja keuangan UMKM di kawasan tersebut, memberikan wawasan berharga tentang keberhasilan adaptasi mereka dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Temuan Empiris dan Diskusi

Digitalisasi. Dalam era pasca-pandemi, digitalisasi telah muncul sebagai katalis kunci yang mengubah cara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) beroperasi dan bersaing di pasar global. Dengan mengintegrasikan teknologi digital, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar mereka melalui platform e-commerce, memperbaiki komunikasi dengan pelanggan, dan mempercepat proses transaksi. Transformasi digital ini tidak hanya memungkinkan UMKM untuk mencapai skala operasi yang lebih luas tetapi juga membantu mereka mengadaptasi strategi pemasaran yang lebih dinamis dan responsif terhadap perubahan kebutuhan konsumen.

Studi terbaru menunjukkan bahwa meskipun digitalisasi memberikan dampak positif terhadap inovasi dan kinerja keuangan UMKM, hubungan ini tidak selalu secara statistik signifikan, yang mengindikasikan bahwa keberhasilan transformasi digital bisa sangat bergantung pada konteks spesifik bisnis. Beberapa faktor, seperti infrastruktur teknologi, kapasitas sumber daya manusia, dan kesiapan adopsi teknologi, berperan penting dalam menentukan seberapa efektif digitalisasi dapat memperbaiki kinerja bisnis.

Disisi lain, digitalisasi juga berpotensi menghadirkan tantangan, seperti kebutuhan investasi awal yang besar dan kebutuhan pelatihan untuk karyawan. Namun, dengan perencanaan yang tepat dan dukungan dari pemerintah serta institusi keuangan, UMKM dapat mengatasi tantangan tersebut dan memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan proses yang lebih efisien dan pasar yang lebih luas.

Dengan demikian, meskipun ada tantangan dan variasi dalam hasil yang dicapai, digitalisasi tetap menjadi strategi yang penting untuk UMKM yang berusaha meningkatkan daya saing mereka di pasar modern. Investasi dalam teknologi digital, dipadukan dengan strategi bisnis yang inovatif dan adaptif, akan memungkinkan UMKM tidak hanya untuk bertahan tetapi juga berkembang dalam ekonomi global yang terus berubah.

Literasi Keuangan. Literasi keuangan merupakan salah satu aspek kritis yang menentukan keberhasilan dan keberlanjutan UMKM. Dalam konteks pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemahaman mendalam mengenai manajemen keuangan memberikan pemilik UMKM kekuatan untuk mengambil keputusan investasi yang lebih strategis dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Hal ini tidak hanya memperkuat stabilitas keuangan usaha tapi juga memfasilitasi pengembangan kapasitas inovatif dalam berbagai operasi bisnis.

Penelitian terkini menunjukkan adanya korelasi positif antara tingkat literasi keuangan yang tinggi dengan peningkatan inovasi di dalam organisasi. UMKM yang dipimpin oleh individu yang melek finansial cenderung lebih proaktif dalam mengimplementasikan ide-ide baru dan teknologi canggih, memanfaatkan data untuk menginformasikan keputusan bisnis, dan secara efektif mengelola risiko. Literasi keuangan memperkuat dasar analitis untuk eksplorasi dan eksekusi ide inovatif yang pada akhirnya bisa mengarah pada produk atau layanan yang membedakan bisnis dari kompetitornya.

Selanjutnya, literasi keuangan juga memungkinkan pemilik UMKM untuk lebih efektif dalam menavigasi pasar keuangan, mendapatkan akses ke modal investasi, dan mengoptimalkan struktur modal mereka. Dengan kapasitas ini, UMKM dapat tidak hanya bertahan dalam kondisi pasar yang sulit tetapi juga beradaptasi dan berkembang melalui inovasi berkelanjutan.

Oleh karena itu, peningkatan literasi keuangan tidak hanya fundamental dalam mendukung operasi sehari-hari UMKM tetapi juga esensial dalam membuka potensi inovatif yang merupakan kunci utama peningkatan kinerja keuangan dan pencapaian keunggulan kompetitif di pasar. Dalam rangka mendukung ini, program pelatihan dan pendidikan keuangan harus menjadi prioritas bagi pembuat kebijakan dan institusi pendukung UMKM untuk memastikan bahwa para pemilik bisnis dilengkapi dengan pengetahuan yang diperlukan untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Inovasi. Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah, inovasi merupakan kekuatan pendorong yang esensial untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan UMKM. Penelitian terbaru menegaskan bahwa inovasi, baik dalam bentuk pengembangan produk baru atau peningkatan proses operasional, berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kinerja keuangan UMKM. Lebih dari sekadar respon terhadap tantangan, inovasi adalah strategi proaktif yang mengubah cara UMKM beroperasi dan berinteraksi dengan pasar serta pelanggan mereka.

UMKM yang menerapkan praktik inovatif menunjukkan kemampuan yang lebih besar untuk tidak hanya bertahan dari berbagai krisis tetapi juga untuk berkembang dan menangkap peluang baru. Inovasi memungkinkan bisnis ini untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan permintaan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional yang pada akhirnya mengarah pada pengurangan biaya dan peningkatan pendapatan.

Mendukung ekosistem yang kondusif untuk kreativitas dan adaptasi adalah vital. Ini mencakup pengadaan sumber daya, pelatihan, dan akses ke teknologi baru, serta kebijakan yang mendorong riset dan pengembangan. Pemerintah dan lembaga pendukung bisnis dapat berperan aktif dalam menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk inovasi melalui insentif fiskal, hibah untuk penelitian, dan fasilitasi kolaborasi antara UMKM dengan institusi penelitian.

Dengan demikian, inovasi bukan hanya tentang menciptakan produk baru tetapi juga tentang memperbaiki cara kerja, memanfaatkan teknologi baru, dan memperbaiki model bisnis yang ada untuk mencapai efisiensi maksimal. UMKM yang berhasil mengintegrasikan inovasi dalam semua aspek bisnis mereka lebih cenderung mengalami pertumbuhan berkelanjutan dan keberhasilan jangka panjang, menegaskan bahwa inovasi adalah kunci utama tidak hanya untuk bertahan tapi untuk maju dalam ekonomi yang dinamis in

Simpulan, Dampak, dan Rekomendasi Kebijakan

Pandemi telah menekankan pentingnya ketangguhan dan kemampuan adaptasi bagi UMKM. Melalui digitalisasi, literasi, dan inovasi, UMKM di Bojonegoro telah menunjukkan kemampuan luar biasa untuk tidak hanya bertahan dari dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi tetapi juga memposisikan diri mereka untuk pertumbuhan di masa depan. Pendekatan multifaset dan dukungan berkelanjutan dari semua pihak akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa sektor UMKM dapat terus berkembang dalam ekonomi global yang terus berubah.

Hasil penelitian ini menawarkan beberapa rekomendasi untuk pemilik UMKM dan pembuat kebijakan. Pertama, pentingnya integrasi teknologi digital dalam operasional harian harus ditekankan, dengan memberikan akses ke pelatihan dan sumber daya yang diperlukan. Kedua, peningkatan literasi keuangan harus menjadi prioritas, melalui penyediaan workshop dan seminar yang bisa membantu pemilik UMKM dalam membuat keputusan keuangan yang lebih informasi. Selanjutnya, pemerintah daerah dan stakeholder terkait diharapkan dapat berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi, seperti melalui insentif untuk penelitian dan pengembangan, serta memfasilitasi koneksi antara UMKM dengan institusi penelitian dan pendidikan tinggi.

Penulis: Prof. Dr. I Made Narsa, M.Si., Ak., CA.

Baca selengkapnya di link berikut: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/23311975.2024.2342488

Cimago: https://www.scimagojr.com/journalsearch.php?q=21100855822&tip=sid&clean=0

Baca Juga: Komitmen Organisasi, Religiusitas, dan Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Penipuan