Universitas Airlangga Official Website

Kinerja Modifikasi Saringan Pasir Lambat untuk Mengurangi Kekeruhan, Total Padatan Tersuspensi, dan Besi pada Air Sungai sebagai Pengolahan Air di Daerah Bencana

Foto oleh constructionireland.ie

Indonesia dikategorikan sebagai negara yang memiliki resiko bencana yang tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak di empat lempeng yaitu Eurasia, Indo Australia, Filipina, dan Pasifik yang membuat Indonesia rawan gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi (BNBP, 2020). Selain itu, 75% infrastruktur industri dan konektivitas dasar di Indonesia berada di daerah rawan bencana; hal ini menyebabkan keterpaparan dan kerentanan yang tinggi terhadap bencana (UNDRR, 2020). Saat bencana terjadi ketersediaan air menjadi sangat krusial. Permasalahan air bersih pada kondisi bencana dapat terjadi karena terganggunya sumber air yang menyebabkan kualitas air keruh, rusaknya instalasi pengolahan, terganggunya sistem distribusi, dan kelangkaan air di daerah pengungsian (Hindiyeh et al., 2021). US Agency for International Development (USAID) 2007, menyebutkan kebutuhan air para korban pascabencana banjir berkisar antara 12– 15 liter per orang per hari. Instalasi pengolahan air bersih di daerah terpencil dan sulit dijangkau dapat menggunakan sistem yang lebih sederhana dan mudah dioperasikan, salah satunya dengan menggunakan prinsip filtrasi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan minimal air bersih bagi korban bencana, baik untuk keperluan minum, masak, minum, maupun kebersihan diri (Dwiratna et al., 2018). Air baku yang dapat digunakan di lokasi bencana umumnya adalah air sungai yang diolah menjadi air bersih dengan pengolahan yang sederhana, portabel, mudah dioperasikan, dan murah dari segi biaya operasional dan pemeliharaan. Salah satu instalasi pengolahan air bersih yang memenuhi kriteria tersebut adalah unit saringan pasir lambat (Fitriani et al., 2020).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan modifikasi media slow sand filter (SSF) dengan pasir silika atau cangkang Anadara Granosa terhadap efisiensi penghilangan kekeruhan, total padatan tersuspensi (TSS), dan besi pada air Kali Jagir Surabaya sebagai upaya untuk mencapai air bersih di daerah bencana, untuk mendapatkan pengaruh variabel, dan untuk mengoptimalkan hasil yang diperoleh. Data penelitian diolah menggunakan Software Design Expert 11 yang faktornya terdiri dari jenis media, kecepatan filtrasi, dan waktu operasi, untuk respon efisiensi penyisihan tiap parameter. Reaktor dioperasikan secara kontinyu selama 6 hari, dan sampel dianalisis parameter kekeruhannya berdasarkan standar Indonesia (SNI 06-6989.25-2005); TSS dan Metode Standar Besi 23 3500A. Selain itu, hasil parameter diolah menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) untuk menunjukkan pengaruh signifikan variabel terhadap efisiensi eliminasi semua parameter.

Peralatan yang digunakan meliputi 1 unit tank profile HDPE 1100 L, 1 unit reaktor roughing filter, dan 2 unit reaktor slow sand filter. Peralatan yang digunakan saat pengambilan sampel air dari Kali Jagir Surabaya adalah pompa air dengan kapasitas tarik 3 meter; selang berdiameter 2”; 2 kabel gulungan panjang; 20 jerigen ukuran 25 L. Sebanyak 20 jerigen tersebut digunakan untuk menampung air baku sebelum dimasukkan ke profil tangki HDPE 1100 L di Workshop Prodi Teknik Lingkungan. Hasil eksperimental dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA). Model ANOVA yang direkomendasikan adalah model 2FI yang memiliki signifikansi dalam ANOVA dan tidak signifikan terhadap kurangnya uji kecocokan. Persamaan terakhir dalam hal faktor aktual dirilis sebagai fungsi matematika dari model penelitian yang dapat diterapkan di lapangan untuk memprediksi dan menghitung nilai respon. Interaksi antara satu atau beberapa faktor independen pada respon divisualisasikan dalam grafik Alat dan bahan kontur dan grafik permukaan 3D.

Hasil Design Expert 11 dengan metode custom design menunjukkan bahwa variasi slow sand filter yang paling optimal dalam menghilangkan kekeruhan, TSS, dan besi di perairan Jagir Surabaya adalah dengan menggunakan kombinasi pasir, geotekstil, dan silika. media pasir, kecepatan penyaringan 0,1 m/jam, dan running time hari ke-6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kekeruhan, TSS, dan besi sebenarnya adalah 79,61%; 89,36%; dan 50% mendekati nilai prediksi 82,07%; 89,5%; dan 50,14%. Sedangkan reaktor yang cocok digunakan di daerah bencana adalah SSF yang memiliki debit besar dengan kecepatan penyaringan 0,3 m/jam. Pengambilan sampel dan analisis air hasil pengolahan saringan pasir lambat untuk setiap parameter yang diuji sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali agar hasil yang diperoleh lebih akurat. Aksesoris pipa pada reaktor slow sand filter harus diperiksa secara berkala terhadap potensi kebocoran, jika terlihat retakan atau rembesan kecil pada reaktor, segera ditutup dengan sealant karet silikon, sedangkan titik kebocoran pada pipa ditutup dengan lem pipa PVC.

Penulis: Dr. Nurina Fitriani, S.T.

Link: http://www.jeeng.net/Performance-of-Modified-Slow-Sand-Filter-to-Reduce-Turbidity-Total-Suspended-Solids,156009,0,2.html