Universitas Airlangga Official Website

Kuliah Tamu Imunologi Ulas Solusi Inovatif Manajemen HIV/AIDS

Penyampaian materi “The Art of Nanoimmunobiotechnomedicine in HIV AIDS Management” oleh dr Dito Anurogo MSc PhD (Cand) (Foto: Humas Sekolah Pascasarjana, UNAIR)
Penyampaian materi “The Art of Nanoimmunobiotechnomedicine in HIV AIDS Management” oleh dr Dito Anurogo MSc PhD (Cand) (Foto: Humas Sekolah Pascasarjana, UNAIR)

UNAIR NEWS – Magister Imunologi Universitas Airlangga (UNAIR) dengan menghadirkan dosen dalam kuliah tamu pada Selasa, (3/9/24). Kuliah tamu ini mengangkat tema “The Art of Nanoimmunobiotechnomedicine in HIV AIDS Management”. Peserta kuliah tamu terbuka untuk umum yang dilaksanakan secara hybrid di Gedung Sekolah Pascasarjana Kampus Dharmawangsa – B UNAIR dan melalui Zoom Meeting. 

Alumnus Taipei Medical University, dr Dito Anurogo MSc PhD (Cand.) menjadi pembicara pada kuliah tamu ini. Ia adalah dosen, dokter, dan kandidat PhD di bidang terapi sel dan kedokteran regeneratif. 

Memulai pemaparan, dr Dito menerangkan bahwa nanoimmunobiotechnomedicine merupakan kolaborasi disiplin ilmu antara nanoteknologi, imunologi, bioinformatika, medis, teknologi dasar, serta neurosains. Nanoteknologi menawarkan inovasi dengan meningkatkan penghantaran obat reservoir.

Penerapan nanocarrier, seperti nanopartikel berbasis lipid meningkatkan efektivitas penghantaran obat. Terapi gen dan sel dengan teknologi nanocarrier, memungkinkan penghantaran terapi ganda yang menargetkan berbagai tahapan siklus hidup HIV. Hal ini juga termasuk penggunaan RNA terapeutik untuk menghambat reaktivitas HIV dari reservoir laten.

Sistem nanoteknologi menjadi inovasi penting dalam penanganan HIV/AIDS. Termasuk penggunaan nanocarrier berbasis lipid untuk meningkatkan bioavailabilitas obat ARV di dalam Central Nervous System (CNS) dan situs terlindungi lainnya. 

 Penyerahan sertifikat dari magister imunologi kepada dr Dito Anurogo MSc PhD (Cand) (Foto: Humas Sekolah Pascasarjana, UNAIR)
Penyerahan sertifikat dari magister imunologi kepada dr Dito Anurogo MSc PhD (Cand) (Foto: Humas Sekolah Pascasarjana, UNAIR)

“Inovasi seperti nanodisc untuk pengiriman tenofovir dan sistem CRISPR-Cas9 berbasis nanocarrier menawarkan pendekatan baru dalam menargetkan dan mengedit DNA HIV, dengan potensi menuju penyembuhan fungsional,” ujar dr Dito. Strategi Latency-Reversing Agents (LRA) dan antibodi penetralisir luas (Broadly Neutralizing Antibodies, bnAbs) secara terarah menunjukkan potensi untuk mengaktifkan kembali dan mengeliminasi HIV laten. 

Virologi HIV/AIDS telah mengalami kemajuan signifikan berintegrasi dengan nanoteknologi. Peningkatan efektivitas terapi antiretroviral (ART) melalui penghantaran obat yang lebih terarah dan efikasi yang lebih baik terutama dalam memutus reservoir virus seperti otak. 

“Pengembangan nanocarrier berbasis lipid dan integrasi nano-selenium menawarkan sistem pengiriman ganda yang menargetkan berbagai tahap siklus hidup HIV. Mengurangi stres oksidatif, meningkatkan efikasi obat dan kepatuhan pasien. Selain itu, teknologi ini memungkinkan pengiriman ARV yang tepat ke sistem saraf pusat,” sambung dr Dito. 

Nanoteknologi juga menawarkan solusi melalui penghantaran tepat antiretroviral, modulasi imun, dan teknologi gen. CRISPR-Cas9 menjadi salah satu teknologi untuk menargetkan reservoir HIV. Dalam kesimpulannya, dr Dito menyatakan bahwa kemajuan bidang nanoimmunobiotechnomedicine dalam penanganan HIV/AIDS memerlukan prioritas pada penerjemahan terapi berbasis nanoteknologi ke praktis klinis. Selain itu, juga pada pengembangan nanomedisin personal dan kolaborasi interdisipliner. 

Penulis: Syaharani Putri Aisyah

Editor: Yulia Rohmawati