Universitas Airlangga Official Website

Latihan Intensitas Tinggi Mempertahankan Kadar Irisin

irisin
irisin (sumber: Nature)

Kejadian atau prevalensi kelebihan berat badan (overweight) secara global pada wanita sebesar 40% dan laki-laki 39%. Overweight ini apabila diabaikan, dapat masuk kondisi yang lebih parah yaitu obesitas. Kondisi obesitas merupakan kondisi abnormal dan kelebihan lemak dalam jaringan lemak. Akibatnya menyebabkan terjadinya kelebihan berat badan yang berlebih. Sehingga dapat mengganggu kesehatan, bahkan obesitas ini sudah dimasukkan dalam kategori penyakit metabolik. Obesitas menjadi masalah global karena angka kejadiannya setiap tahun terus meningkat. Kegemukan ini dapat berhubungan dengan pola makan dan peningkatan gaya hidup sedenter (kurang aktif). Sehingga meningkatkan akumulasi jaringan lemak yang berlebih dan menjadi manifestasi timbulnya masalah kesehatan. Ketika energi yang dikonsumsi (dari makanan) lebih besar dari energi yang dikeluarkan (aktivitas fisik). Kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam jaringan lemak, yang akan menyebabkan kelebihan berat badan (BB) dan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT; hasil perihutungan BB (satuan kg) dibagi tinggi badan dikuadratkan (satuan meter).

Aktivitas fisik menjadi salah satu metode dalam menurunkan berat badan dan massa lemak tubuh dengan memicu sekresi hormon yang berkaitan erat dengan kegemukan yaitu irisin yang merangsang pembakaran lemak tubuh. Irisin merupakan miokin (zat yang disekresi oleh otot skelet) yang pengeluarannya meningkat sebagai respon terhadap exercise (latihan fisik) dan merupakan perangsang perubahan jaringan adiposa putih menjadi coklat. Proses pencoklatan lemak memiliki potensi sebagai anti obesitas karena terdapat peningkatan aktivitas termogenesis yang akan menyebabkan katabolisme lipid dan melepaskan panas, sehingga mencegah penumpukan lemak yang berlebihan. Irisin dihasilkan tubuh setelah melakukan aktivitas fisik yaitu salah satunya dengan latihan intensitas tinggi secara interval atau high intensity intermittent exercise (HIIE). Penelitian mengenai pengaruh latihan intensitas tinggi terhadap kadar irisin dan lemak tubuh telah dilakukan.

Penelitian terkait peran HIIE terhadap irisin dalam pengelolaan kelbeihan berat badan telah dilakukan pada wanita dewasa overweight yang menjalani gaya hidup kurang aktif. Penelitian ini membagi partisipan menjadi dua kelompok: satu kelompok menjalani HIIE dan kelompok lain tidak melakukan HIIE. Latihan HIIE yang dilakukan adalah dengan menggunakan ergocycle dengan kecepatan kayuhan 120 rpm selama 60 detik dengan diselingi istirahat aktif 60 detik (kecepatan kayuhan ~40 rpm), diulang 10x. Saat melakukan HIIE tersebut denyut jantung yang tercatat adalah 80-90% HRmax, termasuk kategori intensitas tinggi. Serum darah dan komposisi tubuh diukur 60 menit setelah latihan. Pengukuran kadar irisin menggunakan metode Human Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dan body fat percentage diukur menggunakan bioimpedance analysis (BIA) Tanita BC545.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kedua kelompok mengalami penurunan tingkat irisin. Namun, kelompok kontrol menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok HIIE. Ini menunjukkan bahwa HIIE dapat membantu menjaga kestabilan konsentrasi irisin, yang pada gilirannya dapat mendukung pembakaran lemak dan pengelolaan berat badan. Irisin diproduksi terutama oleh otot. Sebagai respons terhadap latihan, irisin memiliki dampak positif pada berbagai fungsi fisiologis dalam tubuh manusia seperti menghambat perlemakan dalam jaringan adiposa. Peningkatan kadar irisin terkait dengan peningkatan kebutuhan energi dalam otot untuk kontraksi sebagai respons terhadap aktivitas fisik. Saat berlatih, ATP otot akan berkurang, menyebabkan peningkatan signifikan irisin bila dibanding tidak melakukan aktivitas.

Selain itu juga hasil menunjukkan bahwa HIIE menurunkan persen lemak tubuh dibanding kelompok kontrol. Studi lain mengenai latihan interval intensitas tinggi menunjukkan bahwa latihan ini juga efektif dalam meningkatkan kebugaran (VO2peak), menurunkan lemak total dan abdominal, serta meningkatkan fat-free mass pada individu gemuk. Penurunan lemak tubuh terjadi karena penggunaan energi dari karbohidrat saat latihan intensitas tinggi, yang kemudian beralih menjadi pembakaran lemak selama istirahat. Hal ini didukung oleh peningkatan oksidasi asam lemak dan penurunan nafsu makan setelah latihan HIIE. Peningkatan katekolamin selama latihan HIIE juga berkontribusi pada peningkatan oksidasi lemak.

Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi masyarakat yang mengalami kegemukan dengan melakukan latihan interval intensitas tinggi sebagai salah satu metode dalam menurunkan berat badan dan massa lemak tubuh.

Penulis: Dr. Lilik Herawati, dr., M.Kes.

Link jurnal: https://brill.com/view/journals/cep/20/1/article-p15_2.xml
Baca juga: Olahraga Kombinasi Menghasilkan Dinamik Irisin dan IGF-1 Lebih Tinggi Daripada Aerobik dan Resisten Tunggal