Universitas Airlangga Official Website

Memprediksi Luaran Pasien Gagal Jantung

Ilustrasi jantung (sumber:Kompas.com)

Gagal jantung telah menjadi momok bagi banyak orang di seluruh dunia, dengan dampaknya yang serius terhadap kualitas hidup dan harapan hidup. Namun demikian, dalam upaya melawan penyakit ini, para peneliti telah berusaha hingga menemukan sesuatu yang menarik – sebuah biomarker baru yang disebut sebagai rasio C-Reactive Protein-albumin (CAR). Dalam ulasan ini, kita akan membahas peran penting CAR dalam memprediksi luaran klinis pasien gagal jantung.

Sebuah tinjauan sistematis yang disusun oleh Prof. Dr. Yudi Her Oktaviono, dr., SpJP (K) bersama tim yang baru saja dipublikasi dalam jurnal Current Problems in Cardiology (Q1) telah mengungkapkan temuan menarik tentang signifikansi CAR pada pasien dengan gagal jantung.  Dalam tinjauan sistematis yang melibatkan lima studi dan total 1821 pasien, CAR terbukti secara signifikan berhubungan dengan mortalitas di rumah sakit dan di luar rumah sakit pada pasien dengan gagal jantung baik akut maupun kronis. Dengan kata lain, CAR dapat menjadi parameter baru yang penting dalam memprediksi luaran klinis para pasien. 

Salah satu hal yang menarik dari CAR adalah kemampuannya dalam memprediksi hasil akhir pasien dengan tingkat akurasi yang baik. Dalam penelitian ini, CAR memiliki kinerja diagnostik yang dapat diterima, dengan rentang area di bawah kurva (AUC) antara 0,73 hingga 0,78. Ini berarti CAR dapat memberikan gambaran yang cukup jelas dan fungsional dalam praktik klinis dalam memprediksi luaran yang buruk pada pasien gagal jantung di masa depan.

Namun, apa yang membuat CAR begitu istimewa? Ternyata, CAR tidak hanya terkait dengan mortalitas, tetapi juga dengan berbagai parameter lain yang menggambarkan severitas gagal jantung. Meskipun tidak secara langsung terkait dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF), CAR terkait dengan tingkat rawat inap yang lebih tinggi, jumlah rawat inap, tingkat keparahan kelas New York Heart Association (NYHA), dan risiko gagal jantung lanjut. Dengan demikian, CAR dapat memberikan gambaran yang lebih holistik tentang kondisi pasien, membantu klinis dalam mengambil keputusan terbaik untuk perawatan dan manajemen pasien ini.

Tidak hanya itu, CAR tinggi juga terkait dengan risiko komplikasi yang lebih tinggi, kegagalan organ, kebutuhan akan defibrilator, serta ventilasi invasif dan non-invasif. Ini menyoroti pentingnya pemantauan CAR secara rutin dan berkala dalam manajemen pasien gagal jantung, sehingga intervensi dapat dilakukan lebih awal untuk mengurangi risiko komplikasi dan memperbaiki hasil akhir. Terakhir, yang paling bermakna adalah bahwa CAR dapat diperoleh cepat dan mudah diinterpretasi, sehingga memungkinkan implementasi yang lebih konkrit dalam praktik sehari-hari.

Penemuan tentang peran CAR dalam luaran klinis pasien gagal jantung menambahkan satu lagi biomarka penting dalam bagi dokter dalam menatalaksana penyakit mematikan ini. Dengan memahami dan memanfaatkan CAR secara optimal, kita dapat membantu meningkatkan perawatan dan hasil bagi para pasien gagal jantung di masa depan.

Penulis: Prof. Dr. Yudi Her Oktaviano, dr.,Sp.JP(K)FIHA.FICA.FAsCC.FSCAI.

Sumber: The roles of C-reactive protein-albumin ratio as a novel prognostic biomarker in heart failure patients: A systematic review

Baca Juga: Proses Deselularisasi yang Efektif untuk Keberhasilan Transplantasi Trakea