Universitas Airlangga Official Website

Mengapa Mahasiswa Terlibat Dalam Akses Internet Non-Akademik Selama Kuliah?

Ilustrasi by Gramedia

Ketersediaan teknologi internet di kampus bertujuan untuk mempermudah akses terhadap sumber belajar, seperti referensi buku, jurnal penelitian, dan informasi pembelajaran lainnya, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar bagi mahasiswa. Namun demikian, kemudahan mendapatkan akses internet di kampus pada saat proses pembelajaran juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan tersebut adalah mahasiswa dapat pula mengakses materi non-akademik yang tidak relevan dengan mata kuliah yang diambil. Pada saat perkuliahan, mahasiswa dapat mengakses media sosial, situs belanja daring, serta situs lain yang tidak relevan dengan mata kuliah yang sedang berlangsung, Mereka juga dapat mengobrol dengan orang lain melalui aplikasi daring dan mengirim email selama sesi pembelajaran di kelas berlangsung.

Fenomena mahasiswa melakukan akses internet non-akademik selama sesi kelas disebut sebagai cyberloafing atau cyberslacking. Cyberslacking didefinisikan sebagai penggunaan internet oleh mahasiswa selama sesi kelas untuk mengakses konten non-akademik yang tidak relevan dengan kelas yang sedang berlangsung. Bagaimanapun, dampak akses internet nonakademik selama di kelas dapat mengakibatkan penurunan nilai akademik. Hal tersebut tentunya berakibat pada kesulitan mahasiswa dalam memperhatikan perkuliahan. Penyerapan materi pembelajaran selama perkuliahan yang tidak maksimal dapat menyebabkan rendahnya prestasi akademik mahasiswa.

Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 di salah satu perguruan tinggi di Surabaya sebanyak 1,485 orang (556 laki-laki dan 929 perempuan) dengan rentang usia antara 17 dan 25 tahun.

Cyberslacking akademik diukur dengan menggunakan skala cyberslacking akademik. Efikasi multitasking mediaadalah keyakinan individu terhadap kemampuannya mengakses internet pada beberapa gawai atau beberapa aplikasi media secara bersamaan. Efikasi multitasking mediadiukur dengan menggunakan skala efikasi multitasking media. Regulasi diri diukur dengan skala regulasi diri yang dibuat oleh Schwarzer, Diehl, & Schmitz. Motivasi ARCS adalah persepsi mahasiswa terhadap upaya dosen menyampaikan materi pembelajaran, yang terdiri dari empat dimensi yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu: Attention, Relevance, Confidence dan Satisfaction. Motivasi inidiukur dengan menggunakan skala motivasi ARCS yang dikembangkan oleh John Keller. Keterlibatan media sosial diukur dengan menggunakan skala keterlibatan media sosial yang dikembangkan oleh Dorit Alt. Semua skala tersebut telah diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efikasi multitasking media memiliki hubungan langsung dengan cyberslacking akademik mahasiswa, namun regulasi diri tidak memiliki hubungan langsung dengan keterlibatan media sosial. Selanjutnya, keterlibatan media sosial secara signifikan berhubungan dengan cyberslacking akademik. Namun, regulasi diridan motivasi ARCS tidak berhubungan secara signifikan dengan academic cyberslacking.  Hubungan mediasi dalam hipotesis tidak terbukti signifikan di mana keterlibatan media sosialtidak memediasi hubungan self-regulation terhadap cyberslacking akademik mahasiswa.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap cyberslacking akademik adalah efikasi multitasking media, dan keterlibatan media sosial. Hal tersebut menunjukkan pentingnya variabel tersebut sebagai titik tolak dalam intervensi untuk mengurangi cyberslacking akademik di kelas. Pelatihan manajemen perilaku daring dalam kaitannya dengan konteks di atas dapat membantu mahasiswa untuk lebih konstruktif dalam mengelola perilaku daring mereka.

Penulis: Dr. Rahkman Ardi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://doi.org/10.2147/PRBM.S374745

Simanjuntak, E., Fardana, N.A., & Ardi, R. (2022). Academic Cyberslacking: Why Do Students Engage in Non-Academic Internet Access During Lectures? Psychology Research and Behavior Management. 15, 3257–3273