Universitas Airlangga Official Website

Mengenal Bakteri dari Hewan Avertebrata yang dapat Menghasilkan Senyawa Antimikroba

Mengenal Bakteri dari Hewan Avertebrata yang dapat Menghasilkan Senyawa Antimikroba
Sumber: Liputan6

Laut meliputi sekitar 70% dari keseluruhan permukaan Bumi. Ekosistem ini juga mencakup keanekaragaman hayati serta lingkungan yang kompleks baik secara biologis, fisika maupun kimia. Terdapat berbagai jenis organisme dengan sifat unik di laut dan banyak dari organisme laut tersebut telah mengembangkan mekanisme yang memungkinkan mereka bertahan hidup dari penyakit seperti virus dan bakteri. Hewan avertebrata laut merupakan salah satu organisme yang unik. Hal ini dikarenakan kelompok hewan yang tidak bertulang belakang ini ternyata menjadi tempat hidup bagi komunitas mikroba yang kompleks, baik di permukaan tubuh, di dalam, atau di lapisan lendir mereka. Banyak mikroba yang “tinggal” di tubuh hewan avertebrata laut ternyata memainkan peran penting dalam kesehatan, metabolisme, dan aspek lain dari organisme inangnya. Bakteri yang berhubungan dengan avertebrata laut ini menghasilkan senyawa bioaktif yang berperan dalam aktivitas antimikroba, toksik, atau antineoplastic. Uniknya, senyawa tersebut dapat digunakan dalam pengembangan dunia kesehatan bagi manusia. Artikel ini bertujuan agar para pembaca dapat mengetahui bahwa terdapat bakteri dalam tubuh hewan avertebrata laut yang dapat menghasilkan senyawa antimikroba.

Metode dan Hasil                                            

Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah konsep review jurnal dimana peneliti melakukan identifikasi dan analisis melalui data primer mengenai bakteri laut yang dapat menghasilkan senyawa antimikroba bermanfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak bakteri dari hewan avertebrata air yang dapat menghasilkan senyawa antimikroba. Hewan avertebrata yang memiliki bakter tersebut berasal dari terumbu karang, porifera (spons atau bunga karang), moluska (cumi-cumi, kerang, siput), krustasea (lobster, udang, teritip), dan echinodermata (bntang laut, teripang, landak laut). Senyawa-senyawa yang dihasilkan menunjukkan aktivitas antimikroba yang efektif terhadap berbagai mikroorganisme patogen. Sebagai contoh, bakteri Bacillus amyloliquefaciens SCSIO 00856 dari koral gorgonian (Junceella juncea)mempunyai aktivitas antibacterial yang tinggi terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus karena kandungan macrolactin V. Selain itu, kepiting bakau (Scylla serrata) ternyata terdapat bakteri Staphylococcus arlettae, Vagococcus fluvialis, dan Acinetobacter variabilis yang memiliki gen Polyketide synthase (PKS) dan non-ribosomal peptide synthetase (NRPS) yang berfungsi untuk melawan bakteri penyebab penyakit (E. coli dan S. aureus). Dibandingkan dengan avertebrata lainnya, bakteri yang terdapat pada spons dapat menghasilkan senyawa antimikroba yang lebih beragam, yang mungkin mengandung senyawa bioaktif baru sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Senyawa antimiroba dari avertebrata laut ini mulai dikembangkan untuk melawan penyakit pada manusia. Penelitian lebih lanjut terus dilakukan sehingga dunia perikanan juga berdampak pada aspek kesehatan.

Penulis: Muhammad Browijoyo Santanumurti, S.Pi., M.Sc.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://link.springer.com/article/10.1007/s12223-024-01209-5

Baca juga: Alternatif Antibakteri Menggunakan Tanaman Sarang Semut