Universitas Airlangga Official Website

Mikroplastik pada Sedimen Agrikultur Area Tropis Lembah Klang, Malaysia

Foto by ANTARA News

Produksi plastik yang meningkat setiap tahunnya merupakan ancaman besar bagi lingkungan karena degradasi plastik yang tidak efisien. Plastik tersebut akan terurai perlahan menjadi partikel yang lebih kecil atau biasa dikenal sebagai mikroplastik. Mikroplastik tidak hanya dijumpai di perairan, namun juga banyak ditemukan terakumulasi di sedimen. Akumulasi mikroplastik di sedimen diketahui dapat mencapai 23 kali lebih besar daripada perairan. Hal ini tentu dapat menjadi ancaman bagi sektor pertanian, perikanan, hingga peternakan di berbagai belahan dunia termasuk di Malaysia. Sektor agrikultur merupakan kontributor utama pada pendapatan negara Malaysia. Praveena et al. (2023) melaporkan adanya kelimpahan mikroplastik di area agrikultural Malaysia yaitu Lembah Klang. Berdasarkan studi tersebut diketahui rata-rata mikroplastik yang ditemukan di sedimen agrikultur sejumlah 2,1±0,44 hingga 3,4±1,2 partikel/kg dengan beragam ukuran (16,7-1.246 µm). Bentuk partikel mikroplastik yang ditemukan diantaranya film, fiber, dan fragment yang teridentifikasi dalam beberapa warna (hitam, putih, merah, dan biru). Keragaman jenis mikroplastik dalam sampel sedimen mencerminkan jenis produk berbahan dasar plastik yang banyak digunakan di area tersebut seperti jaring plastik, plastik mulsa, dan limbah plastik lain yang tidak dikelola dalam usaha agrikultur.

Faktor lingkungan dan meteorologi tropis serta organisme pengurai menjadi beberapa penentu pada kelimpahan mikroplastik di area tropis Lembah Klang, Malaysia. Plastik menjadi lebih mudah terurai akibat intensitas sinar UV yang tinggi, suhu, angin, dan intensitas curah hujan yang tinggi di kawasan tropis. Termasuk penggunaan jaring plastik dalam aplikasi agrikultur yang dimanfaatkan untuk melindungi tanaman dari radiasi matahari, intensitas hujan, burung, serangga vektor yang justru menjadi pemicu tingginya partikel mikroplastik yang ditemukan di beberapa wilayah agrikultur.

Penulis: Ayu Lana Nafisyah, S.Pi., M.Sc.

Jurnal: https://link.springer.com/article/10.1007/s10661-023-11250-5