Fraktur tulang menjadi salah satu cedera yang dikaitkan dengan biaya perawatan yang sangat tinggi, hilangnya produktivitas masyarakat dan kecacatan individu. Rusaknya kontinuitas dari struktur tulang menyebabkan fraktur menjadi penyebab timbulnya defek tulang. Setiap tahun diperkirakan terdapat lebih dari 2,2 juta orang yang memerlikan tindakan pembedahan untuk mengatasi defek tulang di seluruh dunia. Penanganan pada kasus defek tulang dapat digunakan bone graft pada daerah yang mengalami kerusakan jaringan tulang. Bone graft diharapkan memiliki sifat osteokonduktif dan osteoinduktif, sehingga diperlukan bahan yan tepat untuk menghasilkan bonne grfat yang dapat berpenetrasi pada sel, pertumbuhan kapiler dan transportasi zat terlarut yang memadai, dan juga sifat mekanik dan biologis yang baik.
Bovin Hidroksiapatit (BHA) merupakan bahan natural, berasal dari tulang femur sapi (sudah dapat diproduksi sendiri dalam skala industri di Teaching Industri UNAIR), bersifat lebih porus, memiliki permukaan yang kasar dan berstruktur seperti fiber dibanding hidroksiapatit (HA) sintesis yang dapat digunakan sebagai bone graft. Penggunaan BHA memiliki beberapa keunggulan yaitu biokompatibilitas, biodegradasi rendah, dan osteokonduktivitas yang baik. Biomaterial dengan struktur nanokomposit hierarkis menawarkan peningkatan sifat fungsional dan biologis dibandingkan dengan biomaterial atau komposit berstruktur mikrokonvensional. Scaffold yang dibuat dari BHA perlu ditambahkan polimer gelatin agar tidaak mudah rapuh, brittle dan mudah hancur. Kalsium sulfat (CaSO4) juga perlu ditambahkan untuk meningkatkan kecepatan resorpsi dan memberikan sifat osteokonduktif pada daerah defek. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposit terbaik dari nano BHA-Gelatin-CaSO4 melalui pengujian compressive strength dan degradasi serta karakterisasi dengan SEM-EDX.
Pada tahap awal dilakukan pengecilan ukuran BHA dengan metode wet ball milling hingga dapat ukuran kurang lebih 400 nm (Gambar 2A). Selanjutnya dibuat berbagai konsentrasi gelatin yaitu 10%; 15%, 20%. Pada ke tiga konsentrasi CaSO4.2H2O 385 mg; 335 mg; 285 mg dan serbuk nano BHA 515 mg, diaduk hingga homogen membentuk pasta. Selanjutnya pasta dicetak dengan akrilik dan didiamkan hingga kering dan mengeras. Scaffold selanjutnya diuji karakteristiknya denga kekuatan tekan , uji degradasi , dihitung rasio Ca/P berdasarkan hasil pengamatan SEM-EDX (Gambar 2.)
Hasil penelitian yang terbaik berdasarkan uji karakteristiknya adalah formula Nano BHA: Gelatin: CaSO4 dengan perbandingan (% b/b): 51,5 : 10,0 : 38,5 dengan hasil uji kuat tekan (Compressive Strength) sebesar 1,82 ± 0,02 Mpa (Gambar 4), serta uji degradasi dengan persentase degradasi terendah yaitu 24,60 % dalam waktu 14 hari (Gambar 3). Makin besar konsentrasi Gelatin, makin mudah terdegradasi dan makin keras sehingga hasil uji kuat tekannya semakin tinggi.
Peneliti: Prof.Dr.apt.Aniek Setiya Budiatin,M.Si; Dra.apt.Toetik Aryani,M.Si., apt.Mahardian Rahmadi, S.Si,M.Si, Ph.D