Universitas Airlangga Official Website

Pandemi Covid dan Kesehatan Kucing

Foto by CNN Indonesia

Pandemi COVID-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 sudah berlangsung selama dua tahun, akan tetapi masih banyak hal yang belum dapat terungkap, salah satunya adalah feline infectious peritonitis virus (FIPV) yang merupakan penyakit pada kucing yang dapat berakibat fatal dan merupakan hasil mutasi dari feline enteric coronavirus (FCoV). FCoV dan SARS- CoV merupakan penyakit yang disebabkan oleh Coronavirus, keduanya memiliki beberapa kesamaan yaitu tingkat penyebaran yang sangat cepat dalam populasi, cara pengurangan tingkat infeksi dengan isolasi pasien yang terinfeksi, efikasi atas beberapa senyawa antiinflamasi dan antivirus yang serupa. Namun juga ada perbedaan dalam hal karakter biologi virus, sel target, pathogenesis dan gambaran klinis. Walaupun demikian perbedaan dan persamaan FCoV dan SARS-CoV-2 dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang biologi sel dan interaksi host-virus yang pada akhirnya dapat digunakan untuk pengembangan strategi pencegahan dan terapi baik untuk FIP maupun COVID-19 serta kemungkinan di masa depan terjadi interaksi antara FCoV dan SARS-CoV-2 yang mungkin terjadi karena hubungan erat antara manusia dan kucing peliharaan (Paltrinieri et al., 2021). Apalagi di saat pandemic COVID-19 sekarang ini banyak pemilik kucing yang sangat mengkuatirkan kemungkinan kucing peliharaan menjadi sumber penularan mengingat jumlah kasus dengan suspect FIP juga meningkat.

Dari hasil analisis filogenetik ternyata menghasilkan klaster yang unik dimana FIPV isolat Surabaya (Sby-FIP) berada dalam klaster yang sama dengan FCoV, FIPV dan SARS- CoV-2 dari Clade A, D dan F yang sudah dilaporkan pada GenBank. Hal ini berbeda dengan yang dilaporkan (Brownlie and Sibley 2020) bahwa famili Coronavirus diklasifikasikan menjadi 4 genera yaitu: Alphacoronavirus, Betacoronavirus, Gammacoronavirus dan Deltacoronavirus. Coronavirus pada anjing dan kucing sebagian besar adalah alphacoronavirus, sedangkan Coronavirus zoonosis, seperti SARS-CoV, MERS-CoV dan SARS-CoV-2 yang menginfeksi manusia, termasuk betacoronavirus. Walaupun demikian informasi ini bukanlah satu-satunya masih perlu pembuktian yang lebih lengkap secara laboratorium.

Penulis: Eduardus Bimo Aksono H

Jurnal: Phylogenetic analysis of feline infectious peritonitis virus, feline enteric coronavirus, and severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 of cats in Surabaya, Indonesia