Covid-19 telah menyebar ke 144 negara sebelum dinyatakan resmi Pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020, dan penyakit ini selalu dikaitkan dengan imunitas yang dapat memicu Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sehingga menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani, utamanya disertai penyakit penyerta yang berat, karena terjadi kegagalan multi-organ, syok septik dan komplikasi tromboemboli dan hemoragik, dan golongan umur yang lebih tua berisiko lebih tinggi. Di Indonesia, penyakit penyerta covid-19 yang menyebabkan kematian tertinggi adalah penyakit hipertensi, diabetes, dan penyakit kardiovaskular, dan selalu dikaitkan dengan pola kebiasaan hidup sehat, seperti mematuhi protocol Kesehatan, olah raga, pola makan seimbang, manajemen stress dan sebagainya. Situasi ini mengharuskan penderita Covid-19 dilakukan social distancing.
Terkait kebijakan ini, pasien terinfeksi Covid-19 harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif dengan pengaturan isolasi di ruangan khusus untuk merawat pasien terinfeksi Covid-19 dengan prosedur protokol kesehatan yang ketat. Dengan kondisi yang kritis ini, kedudukan perawat adalah penting, karena mereka harus mengambil peran penting untuk mencegah kejadian-kejadian yang mengancam nyawa, dan ini membuat beban perawat menjadi tinggi karena mereka harus bekerja lebih keras untuk melindungi mereka
Secara keseluruhan, penelitian ini menekankan pada pengalaman yang dirasakan penderita covid-19 saat dirawat dengan setting isolasi di ruang perawatan khusus penderita terinfeksi covid-19 yang memengaruhi harapan dan keinginan pelayanan yang diberikan dan bagaimana pola hubungan perawat-klien, oleh karena di beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan adanya kebijakan penempatan di ruangan perawatan khusus bagi penderita terinfeksi covid-19, sehingga memengaruhi persepsi mereka
Penelitian ini menghasilkan tema tentang perasaan penderita Covid-19 saat menjalani perawatan dengan setting isolasi di ruang khusus perawatan Covid-19, dengan empat tema yaitu: 1) Serangan mental, dirasakan lebih berbahaya dari penyakit itu sendiri, 2 ) Merasa berjuang sendiri untuk menghilangkan kepanikan, 3) Mengharapkan perawat lebih peduli untuk menjamin rasa aman dan nyaman, 4) Menghargai kinerja perawat dan menghilangkan perasaan negatif
Dengan demikian Esensi asuhan keperawatan pada pasien dalam penelitian ini memungkinkan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang makna pengalaman hidup penderita yang terinfeksi COVID-19 yang selama ini merasa pelayanan keperawatan berpusat pada farmakologi klinis tanpa memperhatikan psikologis. sehingga mereka berusaha menyembunyikan masalahnya atau mencoba mencari cara lain untuk meredakan kepanikannya, sambil selalu bersikap baik terhadap perawat, dengan harapan mendapatkan efek terapeutik yang lebih baik. Dan hal ini mendorong perubahan pola baru dalam memberikan asuhan keperawatan kepada penderita yang terinfeksi virus corona (covid-19). Untuk itu, perawat dapat memposisikan diri sebagai caregiver untuk menunjukkan sikap caring, dan menekankan hubungan interpersonal yang bermakna. Tindakan ini akan menghasilkan pelayanan keperawatan yang peduli terhadap respon verbal dan non verbal pasien dalam meningkatkan kepuasan dan memenuhi harapan.
Penulis: Dr.Makhfudli, S.Kep.Ns., M.KedTrop
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
DOI https://doi.org/10.2147/JMDH.S386066
Makhfudli, Abdulloh Machin, Abd Nasir, Andri Setiya Wahyudi, Susilo Harianto,Rindayati Hafna Ilmy Muhalla,Emuliana Sulpat,Fanni Okviasanti,Joko Susanto,Ilkafah, Yanis Kartini: Understanding Patients with COVID in the Isolation Rooms from the Perspective of Care: A Qualitative Study
Alamat Link: