Zat besi merupakan mikronutrien esensial yang membentuk hingga 60% hemoglobin pada sel darah merah. Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat setidaknya hingga tiga kali lipat dibanding manusia dewasa untuk perkembangan plasenta, janin, dan persiapan kehilangan darah saat persalinan. Jika kebutuhan minimal tersebut tidak terpenuhi, maka akan terjadi anemia defisiensi besi, yang merupakan kontributor utama kesakitan dan kematian maternal dan neonatal. Oleh karena itu, organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/ WHO) merekomendasikan suplementasi besi oral 30-60 mg setiap hari selama kehamilan. Jika kasus anemia pada suatu wilayah kurang dari 20% atau wanita hamil tidak mampu menahan efek samping tablet besi, maka suplementasi tersebut dapat diberikan dengan dosis 120 mg per minggu selama kehamilan.
Penyakit Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) atau Hypertensive Disorders in Pregnancy merupakan kelompok penyakit yang meliputi gestasional hipertensi, preeklampsia, eklampsia, dan hipertensi kronis. Dampak dari HDK juga merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian maternal dan neonatal. Sayangnya, penyebab HDK hingga saat ini belum diketahui secara pasti, namun plasentasi yang buruk pada awal kehamilan dan disfungsi endotel diduga menjadi penyebab utama munculnya HDK.
Meskipun manfaat suplementasi besi dalam mencegah dan mengobati anemia defisiensi besi, konsumsi suplementasi tersebut mungkin tidak dibutuhkan untuk wanita yang tidak anemia karena berpotensi memicu HDK. Peningkatan kadar radikal bebas dalam tubuh yang ditimbulkan akibat overload zat besi dapat bereaksi dengan asam lemak membentuk lemak peroksida, memicu timbulnya kerusakan sel plasenta dan meningkatkan stress oksidatif sehingga menyebabkan disfungsi sel endotel yang merupakan pemicu terjadinya HDK. Terbatasnya pengetahuan dan konsensus tentang manfaat dan kerugian suplementasi besi pada wanita hamil yang tidak anemia mendorong dilakukannya systematic review dan meta-analysis mengenai hubungan antara pemberian sumplementasi besi untuk wanita hamil yang tidak anemia dan terjadinya HDK.
Studi ini merupakan telaah literatur dengan pendekatan systematic review dan meta-analysis. Intervensi yang dibandingkan adalah suplementasi kehamilan yang mengandung versus yang tidak mengandung zat besi, atau suplementasi besi dosis tinggi versus dosis rendah. Strategi pencarian literatur menggunakan delapan e-database, yaitu MEDLINE (OVID), CINAHL, PubMed, Cochrane Library, Scopus, Web of Science, ICTRP, dan ClinicalTrials.gov. Pencarian literatur juga dilakukan secara manual pada referensi yang digunakan pada artikel potensial. Kata kunci yang digunakan meliputi “Iron”, “Suplemen”, dan “HDK” beserta sinonim dari masing-masing kata kunci tersebut, serta penerapan boolean operator (OR dan AND untuk memperluas pencarian antar sinonim pada masing-masing kata kunci dan memfokuskan pencarian berdasarkan ketiga kata kunci). Kriteria inklusi meliputi penelitian dengan Randomized control trials (RCTs), berbahasa inggris, tersedia full text , studi yang dipublikasikan hingga Agustus 2019, memiliki partisipan wanita hamil yang tidak anemia, dan munculnya HDK pada akhir kehamilan sebagai luaran penelitian. Kriteria eksklusi meliputi artikel non penelitian, kehamilan dengan komplikasi, dan pemberian suplementasi besi dengan dosis yang sama antara kelompok kontrol dan intervensi. Penilaian kualitas artikel menggunakan Risk of Bias Assessment oleh Cochrane.
Hasil pencarian studi didapatkan 1.066 artikel dari delapan e-database dan tujuh sumber potensial. Setelah melewati lima kali skrining, didapatkan empat studi RCT oleh Ziaei et al. (2007), Bhatla et al. (2009), Ouladsahebmadarek et al. (2011), dan Chen et al. (2019) yang dimasukkan dalam penelitian ini. Tiga trial mengukur luaran hipertensi gestasional, dan dua trial melihat luaran pada preeklampsia. Total sampel dalam analisis ini adalah 13.425 orang (13.365 wanita dengan hipertensi gestasional dan 842 wanita dengan preeklampsia, dengan 782 wanita memiliki kedua penyakit tersebut). Hasil meta analisis keempat studi RCT tersebut menunjukkan bahwa suplementasi besi mungkin tidak memiliki dampak pada insiden HDK, hipertensi gestasional, maupun munculnya preeklampsia. Namun, eksperimen lebih lanjut tetap diperlukan karena terbatasnya evidence yang ditemukan.
Sebagai upaya mencari jalan tengah, antara pencegahan anemia defisiensi besi dan munculnya HDK pada wanita hamil yang tidak anemia, beberapa studi sebelumnya (Casanueva et al., 2006; Viteri et al., 2012; Peña-Rosas et al., 2015) menemukan bahwa pemberian suplementasi besi secara berkala (120 mg setiap minggu) dimulai saat trimester dua kehamilan tidak menaikkan kadar hemoglobin lebih dari 13 g/dL pada trimester kedua dan ketiga. Dengan demikian, pemberian suplementasi besi berdasarkan kebutuhan individu, serta dimulai pada trimester kedua kehamilan, mungkin tidak akan sampai menaikkan kadar hemoglobin melebihi normal, memicu lemak peroksidasi, dan stress oksidatif. Temuan ini diharapkan menjadi alternatif pencegahan HDK akibat pemberian suplementasi besi pada wanita hamil yang tidak anemia. Akan tetapi, efek pemberian suplementasi besi mingguan untuk wanita hamil yang tidak anemia masih perlu penelitian lebih lanjut.
Studi ini menyimpulkan bahwa suplementasi besi tidak berdampak pada munculnya HDK pada wanita hamil yang tidak anemia. Secara umum, terdapat bukti ilmiah yang terbatas mengenai hubungan antara suplementasi besi dan kejadian HDK pada wanita hamil yang tidak anemia sehingga diperlukan studi lebih lanjut.
Penulis: Farida Fitriana, S.Keb., Bd., MSc
Judul artikel (Scopus-indexed):
Iron supplementation for non-anaemic pregnant women and the incidence of hypertensive disorders in pregnancy: A systematic review and meta-analysis.
Link artikel (Scopus-indexed): https://www.apjr.net/article.asp?issn=2305-0500;year=2022;volume=11;issue=4;spage=165;epage=174;aulast=Fitriana