Universitas Airlangga Official Website

Pemeriksaan Kadar Fruktosa Semen pada Pasien Pria Infertil

Fruktosa
Ilustrasi Fruktosa (sumber: alodokter)

Pemeriksaan fruktosa merupakan salah satu pemeriksaan biokimia yang digunakan untuk mendiagnosis penyebab infertilitas/kemandulan pria. Pemeriksaan ini bukan tes rutin, tetapi merupakan tes tambahan yang berguna untuk memberikan informasi mengenai kondisi klinis tertentu, yang dilakukan setelah tes rutin analisis semen/cairan ejakulat. Menurut pedoman laboratorium analisis semen dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021, setiap tes analisis semen standar memakan waktu sekitar 60 menit. Sehingga waktu untuk menguji fruktosa diperpanjang, yang dapat mempengaruhi pengukuran kadar fruktosa dalam semen. Faktanya, ketika fruktosa diuji dengan cara ini, kadar fruktosa yang diperoleh akan berbeda dengan kadar fruktosa sesungguhnya karena fruktosa dalam semen akan mengalami fruktolisis. Hasil tes yang tidak spesifik dan sensitif pasti akan mempengaruhi diagnosis.

Berdasarkan latar belakang di atas kami yang terdiri dari dr. Hermansyah, dr. Muhammad Fadhli Abdullah, dan dr. Ilhamsyah Ilhamsyah di bawah bimbingan dr. Cennikon Pakpahan, Sp.And, Dr. Reny I’tishom, M.Si., dan dr. Supardi, Sp.And. Kami melakukan penelitian untuk menganalisis faktor penyebab infetilitas/kemandulan pria. Seperti adanya saluran reproduksi yang buntu penyebab tidak adanya spermatozoa atau istilahnya azoospermia. Pemeriksaan biokimia semen, khususnya pengukuran fruktosa, dapat menjadi pemeriksaan tambahan yang dapat digunakanuntuk diagnosis ini dalam kesehatan reproduksi.

Pemeriksaan fruktosa dilakukan setelah analisis semen rutin. Sehingga mengakibatkan waktu pemeriksaan menjadi lama sehingga akan mempengaruhi pengukuran kadar fruktosa dalam semen dan keakuratan diagnosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu dan prosedur terbaik dalam pengukuran fruktosa semen dengan menggunakan metode semi-otomatis.


Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya. Sebanyak 13 sampel semen pasien pria infertil yang memenuhi kriteria inklusi dievaluasi. Setiap semen dibagi menjadi delapan alikuot yang diperiksa fruktosanya menggunakan metode semiotomatis setelah interval waktu dan modalitas sentrifugasi yang berbeda.

Penelitian ini menunjukkan perbedaan kadar fruktosa yang signifikan ketika alikuot disentrifugasi dan diperiksa segera atau setelah interval waktu yang berbeda (p = 0,036). Selain itu, alikuot yang didiamkan lebih dari 60 menit (p = 0,012) dan 120 menit (p < 0,001) sebelum sentrifugasi, menunjukkan kadar yang jauh lebih rendah dibandingkan alikuot yang disentrifugasi dan kemudian segera diperiksa.

Kami menyarankan bahwa mengukur fruktosa segera setelah sentrifugasi lebih dapat diandalkan dibandingkan mengukur fruktosa yang dibiarkan sebelum atau sesudah sentrifugasi. Membiarkan semen berdiri akan menurunkan kadar fruktosa sehingga tidak menyerupai kadar sebenarnya.

Penulis: Dr. Reny I’tishom, S.Pi., M.Si.

Judul Artikel: Examination of ejaculate fructose levels on male infertility patients at various times and centrifugation using semiautomatic method

Link Artikel: https://pagepressjournals.org/index.php/aiua/article/view/12186