Pembesaran gingiva pada akibat penggunaan obat sering ditemukan pada pasien yang menggunakan tiga kelompok obat utama, seperti calcium channel blockers (CCBs), imunosupresan, dan antikonvulsan. Amlodipine merupakan salah satu obat yang termasuk dalam obat calcium channel blockers (CCBs), generasi ketiga dihydropyridinea yang dapat menyebabkan efek samping terjadinya pembesaran gingiva akibat obat tersebut. Pengaruh lain adalah karena intervensi plak bakteri dalam mulut akibat adanya retensi kalkulus. Laporan kasus ini menjelaskan penatalaksanaan pembesaran gingiva pada pasien hipertensi yang memakai amlodipine.
Laporan kasus ini ditulis bertujuan untuk membahas perawatan dan pemeliharaan secra bedah periodontal serta observasi sistemik. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembalikan/ mengurangi pembesaran gingiva yang terjadi.
Laporan Kasus
Seorang laki-laki berusia 47 tahun dirujuk ke Bagian Periodontologi Fakultas Kedokteran Gigi Airlangga Universitas mengeluhkan adanya pembengkakan dan pendarahan pada gingivanya di seluruh regio yang mengalami pembesaran. Penderita merasa sangat tidak nyaman karena pembengkakan yang terjadi mengganggu saat mengunyah dan sering terjadi pendarahan spontan dan halitosis. Beliau menderita hipertensi sejak 5 tahun lalu, minum obat Captopril 12,5 mg setiap hari selama 4 tahun dan Amlodipine 5mg setiap hari selama 1 tahun terakhir. Observase sistemik serta perawatan fase periodontal dilakukan untuk memulihkan kondisi pembesaran gingiva.
Manajemen Kasus
Observasi sistematis penggunaan obat, perawatan fase periodontal seperti scaling root planing, bedah periodontal seperti bedah flap, pemeliharaan kebersihan mulut di rumah, kontrol berkala setiap bulan selama 3 bulan pertama.
Kesimpulan
Keberhasilan kombinasi pendekatan observasi-operasi periodontal yang hati-hati dan sistemik cukup menjanjikan, mempertahankan keadaan gingiva pasca perawatan bedah periodontal.
Penulis: Prof. Dr. Chiquita Prahasanti S, drg., Sp.Perio.
Baca juga: Rehabilitasi Gigi yang Hilang dengan Gigi Penyangga Miring
