Universitas Airlangga Official Website

Pengaruh Gender dalam Keanekaragaman Dewan Terhadap ESGD

Ilustrasi by CXO Media

Dalam beberapa dekade terakhir, baik institusi maupun individu telah menyatakan bahwa suatu entitas berorientasi pada keuntungan dan menjalankan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Alasan mengapa tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akhir-akhir ini mendapat perhatian lebih dari Camilleri (2015) adalah karena CSR telah menjadi faktor penting dalam rencana dan agenda suatu badan usaha (Kend, 2015). Selain itu, pemangku kepentingan juga percaya bahwa suatu perusahaan akan tetap pada posisinya jika dapat beradaptasi secara fleksibel dan fokus pada hal-hal yang memiliki unsur keuangan dan aspek non keuangan seperti dampak sosial dan lingkungan dalam menilai suatu perusahaan (Klassen & McLaughlin, 1996).

Kehadiran sutradara perempuan dinilai lebih partisipatif dan demokratis jika dibandingkan dengan sutradara laki-laki (Ray, 2015). Berdasarkan studi Bank Dunia (1999), tingkat partisipasi perempuan di tingkat parlemen menyebabkan penurunan tingkat signifikansi korupsi di suatu negara. Penelitian Alatas (2009) juga menunjukkan bahwa perilaku korupsi di Australia, India, Singapura, dan Indonesia tidak didasarkan pada jenis kelamin tetapi kebiasaan dan membentuk budaya. Selain itu, survei yang dilakukan dalam Barometer Korupsi Global Transparency International pada tahun 2009 memberikan bukti yang konsisten bahwa perempuan menyuap lebih sedikit daripada laki-laki. Pada akhirnya, perempuan dianggap lebih peduli dan memiliki kepedulian sosial yang jauh lebih besar terhadap kesejahteraan lingkungan sekitar (Manita et al., 2018). Oleh karena itu, adanya imunitas kepemimpinan perempuan dapat meminimalisir terjadinya kecurangan politik di perusahaan.

Kehadiran perempuan di dewan perusahaan menjadi hal utama yang disoroti. Diharapkan dapat meningkatkan peran isu-isu sosial dan lingkungan dalam perspektif perusahaan seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, dan kesetaraan pendapatan untuk dapat mengembangkan strategi perusahaan (Loop dan DeNicola, 2019). Di ranah global, hal ini menyiratkan bahwa perempuan lebih condong dan peka terhadap isu-isu sosial mendekati tingkat empati atau kepedulian terhadap masyarakat. Namun, preferensi ini menunjukkan bahwa kemampuan ini tidak secara otomatis mempengaruhi tingkat pengungkapan karena akan tergantung pada kompleksitas pelaporan suatu perusahaan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian lebih lanjut tentang keragaman gender di ruang rapat pada pengungkapan dalam dimensi LST (lingkungan, sosial, tata kelola), khususnya dalam lingkup Indonesia.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2018. Data yang diperoleh berdasarkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis linier berganda dengan bantuan program Software for Statistics and Data Science (STATA 15) sebagai pengujian hipotesis.

Penelitian ini berfokus pada pengaruh gender dalam keragaman dewan direksi terhadap pengungkapan LST di semua sektor industri di Indonesia dan untuk mengetahui tambahan hubungan atau interaksi antara keragaman gender dan pengungkapan LST dengan pertumbuhan perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris dan menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya khususnya dalam lingkup ESG sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap konteks keberlanjutan. Penelitian ini mencoba untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dengan setting di Indonesia, dimana masih sulitnya perempuan untuk bebas dari diskriminasi dan ketidaksetaraan gender yang ada di Indonesia, dimana ranah kepemimpinan perempuan di Indonesia masih menjadi ajang, dan bagaimana onboard mereka. (perempuan) akan mempertimbangkan pengungkapan LST perusahaan (Wasiuzzaman et al., 2019; Arayssi, Dah Jizi, 2016; Bravo dan Alvardo, 2017).

Hasil dari hipotesis penelitian ini adalah semakin mudah untuk membaca catatan atas laporan keuangan maka semakin besar biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan. Senada dengan penelitian Salehi et al. (2020) dengan pengaturan Iran pada tahun 2012–2017 bahwa dengan keterbacaan catatan atas laporan keuangan, auditor akan memperoleh lebih banyak informasi terkait laporan keuangan; Oleh karena itu, auditor akan mengkaji lebih dalam terkait informasi yang terdapat dalam catatan kaki keuangan sehingga risiko audit dapat diminimalkan, namun waktu dan tenaga yang dikeluarkan akan bertambah dan mengakibatkan peningkatan biaya audit.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh gender dalam keragaman dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan lingkungan, sosial, dan tata kelola. Hasil penelitian ini menjawab teori eselon atas dan legitimasi dimana keragaman gender di ruang dewan dengan hadirnya keragaman gender dapat memberikan ruang bagi direksi perempuan untuk menjalankan fungsinya khususnya dalam tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu, lingkungan, sosial, dan tata kelola juga menjawab teori legitimasi dimana pengungkapan LST sebagai bentuk keberlanjutan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial kepada pihak eksternal, terutama mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Penulis : Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CA

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://journal.umy.ac.id/index.php/ai/article/view/14402

Pramono, C., & Nasih, M. (2022). The Effect of Gender Diversity in The Boardroom and Company Growth on Environmental, Social, and Governance Disclosure (ESGD). Journal of Accounting and Investment, 23(3), 460-477.