Pemanasan global dapat mengancam ketersediaan protein hewani untuk konsumsi global melalui terganggunya produksi ternak. Perubahan iklim menurunkan kuantitas dan kualitas hijauan pakan ternak yang dapat mengganggu sistem reproduksi ternak. Sebagai contoh, Desa Patengteng, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, merupakan daerah yang setiap tahun mengalami masalah kekeringan yang hingga kini belum teratasi. Setiap musim kemarau, lahan dan persawahan mengering, dan warga selalu kesulitan mendapatkan air bersih, karena mata air menyusut dan sumur warga mengering. Sumber pakan ternak, termasuk yang berasal dari produksi pertanian (beras dan jagung) semakin langka. Pakan memegang peranan penting sekitar 70% dari total produksi ternak dalam usaha peternakan. Kekurangan nutrisi pakan menjadi kendala utama dalam peningkatan produktivitas ternak. Kekurangan pakan mempengaruhi kesehatan dan produksi, serta kesuburan dan kekebalan tubuh ternak. Kekurangan asupan pakan mengakibatkan konsumsi energi dan protein lebih sedikit dari yang dibutuhkan dan hal ini menyebabkan penurunan berat badan, penurunan skor kondisi tubuh, dan keseimbangan energi negatif. Protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Protein berperan dalam perbaikan dan pembentukan sel-sel baru dalam tubuh. Bila pakan ternak kekurangan protein, maka konsentrasi amonia rumen akan rendah (sekitar 50 mg/l) dan akan menyebabkan pertumbuhan organisme rumen terganggu sehingga penguraian karbohidrat akan terhambat. Zat gizi yang dibutuhkan oleh kambing adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan unsur anorganik serta mineral.
Salah satu unsur gizi pakan yang perlu diperhatikan dalam menunjang produksi kambing adalah mineral. Mineral terbagi menjadi dua yaitu mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial terbagi menjadi dua jenis yaitu mineral makro (Ca, Mg, Na, K, dan P) dan mineral mikro (Zn, Mn, Co, Cr, Ni, Fe dan I). Beberapa mineral mikro tersebut yang berfungsi dalam proses enzimatik adalah Fe dan Mn. Mineral Fe yang digunakan dalam proses enzimatik metabolisme hemoglobin adalah 15% dan disimpan dalam bentuk feritin sekitar 70 – 80%. Mineral Mn berfungsi sebagai sintesa karbohidrat, mukopolisakarida, sistem enzim misalnya piruvat karboksilase dan arginin sintetase. Selain untuk reaksi enzimatik, Mn juga berfungsi untuk pertumbuhan dan reproduksi ternak. Ternak yang mengalami defisiensi mineral akan mengalami penurunan bobot badan, penurunan produksi dan daya reproduksi. Mineral mikro dan makro esensial yang dibutuhkan oleh ruminansia terdapat pada tanaman hijauan sehingga apabila ternak tidak diberikan pakan mineral tambahan maka perlu lebih diperhatikan kualitas dan kuantitas hijauan. Tanah tempat tumbuhnya hijauan merupakan sumber unsur hara bagi tanaman. Apabila tanah miskin unsur mineral maka ternak yang mengkonsumsi hijauan tersebut akan menunjukkan gejala penyakit defisiensi mineral. Unsur mineral esensial baik makro maupun mikro diperlukan untuk proses fisiologis ternak terutama ruminansia yang sangat bergantung pada hijauan. Hijauan yang tumbuh pada tanah miskin unsur mineral akan mengalami penurunan kandungan mineral terutama jenis rumput-rumputan.
Rendahnya konsumsi pakan pada kambing betina, baik secara kuantitas maupun kualitas akan diikuti dengan defisit kebutuhan nutrisi, yaitu kebutuhan metabolisme basal lebih besar dari pada konsumsi pakan sehingga menyebabkan penurunan bobot badan. Kekurangan nutrisi pada kambing betina kemudian mempengaruhi fisiologi lainnya termasuk sistem reproduksi dan menurunkan fertilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan mineral campuran atau kombinasinya dengan booster konsentrat terhadap fertilitas kambing Pote pada musim kemarau terhadap bobot badan, kimia darah, kadar hormon progesteron dan estrogen, biarhi, gambaran USG ovarium, kebuntingan dan persalinan.
Penelitian ini dilaksanakan di peternakan kambing Pote di Desa Patengteng, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Indonesia, merupakan daerah pesisir dengan ketinggian antara 2-10 m di atas permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada musim kemarau, yaitu bulan Juli – Oktober 2023. Suhu udara berkisar antara 27–34 °C, dengan tingkat kelembaban udara 68%–83%. Iklim tropis bersifat basah dan kering dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau berlangsung pada bulan Mei–Oktober dengan bulan terkering bulan Agustus. Pada musim kemarau, debit sungai berkurang bahkan mengering. Musim hujan berlangsung pada bulan November–April dengan bulan terbasah bulan Januari. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.200–1.800 mm per tahun dengan jumlah hari hujan per tahun 80–120 hari. Analisis komposisi pakan ternak dilakukan di Laboratorium Teknologi Pakan, Departemen Nutrisi Ternak dan Ilmu Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia. Komisi Ijin Etik Penelitian Universitas Airlangga, Nomor Sertifikat: 1250/HRECC.FODM/XI/2023.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambahan campuran mineral atau konsentrat tidak meningkatkan berat badan dan parameter kimia darah secara signifikan, namun suplementasi tersebut berdampak positif terhadap parameter kesuburan seperti tingkat estrus, aktivitas ovarium, tingkat kebuntingan, dan tingkat kelahiran. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi temuan ini di berbagai spesies hewan dan lingkungan, membantu dalam peningkatan strategi manajemen reproduksi dan kesehatan.
Peneliti ini merupakan kolaborasi antara peneliti Divisi Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Prof. Dr. Suherni Susilowati, drh., M.Si., Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes., Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi, drh., M.Si.,), peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia (Dr. Aswin Rafif Khairullah, drh., M.Si.),peneliti Departemen Reproduksi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (Yudith Oktanella, drh., M.Si.), peneliti pada Laboratorium Teknologi Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng.), Dokter Hewan di Puskesmas Galis, Dinas Peternakan Bangkalan, Bangkalan,(Chandra Bramantya, drh., M.Si.), peneliti pada Departemen Pertanian dan Teknologi Industri, Universitas Babcock, Ilishan-Remo, Nigeria (Dr. Adeyinka Oye Akintunde, B.Agric, M.Sc., Ph.D.), peneliti pada Departemen Klinik, Reproduksi, Patologi dan Nutrisi, Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana (Tarsisius Considus Tophianong, drh. M.Sc.).
Penulis: Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes.
Link: https://gmpc-akademie.de/articles/1730567931_gjvr-4-3-185.pdf.
Baca juga: Mengungkap Ancaman Tersembunyi pada Produktivitas Ternak dan Perdagangan Global