Universitas Airlangga Official Website

Penghambatan Produksi Nitric Oxide pada Sel RAW 264.7 dan Sitokin IL-1β pada Tikus Model Osteoartritis

Ilustrasi tikus (foto: Okezone)

Akar kuning sangat dikenal di kalangan Masyarakat Suku Dayak yang banyak ditemukan di hutan-hutan Kalimantan Timur untuk pengobatan tradisional. Ciri tanaman ini memiliki batang dan akar yang berwarna kuning. Penulis yang berasal dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga bekerja sama dengan Maulana Malik Ibrahim State Islamic University, Malang, Universiti Putra Malaysia, dan National Chiayi University, Taiwan meneliti potensi tanaman ini sebagai obat anti-osteoartritis yang juga merupakan jenis radang sendi yang paling sering terjadi. Interleukin-1β (IL-1β) dan nitric oxide (NO) merupakan faktor penting dalam respon nyeri; IL-1β dan NO bertanggung jawab untuk meningkatkan produksi matriks metal-loproteinases (MMP) dan disintegrin-like dan metalloproteinases dengan motif trombospondin (ADAMS) pada kondrosit. Pada penelitian ini dengan model in vitro dan in vivo berhasil menghambat produksi nitric oxide pada sel RAW 264.7 yang diinduksi dengan lipopolisakarida (LPS) dan IL-1β pada tikus model osteoartritis yang diinduksi dengan mononatrium iodoasetat (MIA).

Dalam penelitian ini, kadar NO dalam sel merupakan penanda aktivitas inflamasi. Meskipun NO dikenal baik karena peran fisiologisnya dalam tubuh, termasuk perlindungan imun terhadap mikroba, produksinya yang berlebihan telah dikaitkan dengan beberapa penyakit, termasuk radang sendi, diabetes, stroke, syok septik, penyakit autoimun, penyakit inflamasi kronis, dan aterosklerosis. iNOS merupakan pengatur utama produksi NO, tetapi ketika produksi NO yang berlebihan dan berkepanjangan terjadi, potensi kerusakan jaringan yang terkait dengan inflamasi akan terjadi

LPS menginduksi sekresi NO dalam sel makrofag dan menciptakan inflamasi kronis. Induksi inflamasi dalam sel RAW 264.7 terjadi dengan paparan LPS, sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan substansial dalam pelepasan sitokin pro-inflamasi seperti IL-6 dan TNF-α, bersama dengan produksi NO yang berlebihan, yang menjadi sangat tinggi selama 24 jam.

iNOS merupakan protein yang bertanggung jawab atas produksi NO dan peningkatan protein ini menyebabkan vasodilatasi selama inflamasi. Penghambatan iNOS dapat menjadi pilihan yang sangat berguna untuk mengobati peradangan atau penyakit yang terkait dengan peningkatan produksi NO yang berlebihan. 

Penelitian ini menyelidiki dampak ekstrak pada sel RAW 264.7 yang distimulasi oleh LPS, dengan fokus khusus pada modulasi produksi NO yang bergantung pada konsentrasi. Penghambatan atau pengurangan produksi NO menunjukkan sifat anti-inflamasi ekstrak. Ekstrak pada 25 μg/mL menghambat produksi NO pada 37,9%, dan peningkatan konsentrasi menjadi 50 dan 100 μg/mL, produksi NO dihambat masing-masing sebesar 52,14% dan 55,44%.

Hasil ini menunjukkan viabilitas sel terhadap ekstrak tanaman ini lebih besar dari 80 %, dan ekstrak pada dosis 25, 50, dan 100 μg/mL berpotensi menghambat produksi NO. Sedangkan ekstrak pada dosis 10, 30, dan 90 mg/200g BB meningkatkan waktu latensi, mengurangi pembengkakan sendi, dan menurunkan kadar IL-1β dalam serum pada model tikus osteoartritis. Oleh karena itu, ekstrak etanol 70 % dari akar kuning berpotensi menjadi obat anti-osteoarthritis.

Penulis: Retno Widyowati

Untuk informasi yang lebih lengkap dapat dilihat pada tautan berikut ini: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844024117616