Sekolah dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)nya merupakan satu-satunya wadah menjalankan program kesehatan khususnya di lingkungan sekolah. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan melalui UKS antara lain: imunisasi, dokter kecil, dan kegiatan pembinaan lingkungan sekitar sekolah. Pada umumnya salah satu kegiatan UKS yang diterapkan pada Sekolah baik Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan) kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam Trias UKS.
Salah satu pencatatan status kesehatan siswa di UKS melalui buku rapot kesehatan siswa yang bernama “Rapor Kesehatanku”. Pencatatan ini dilakukan sekolah bekerjasama dengan puskesmas setempat. Sayangnya dalam implementasinya, masih terdapat banyak kendala dan kelemahan. Salah satunya adalah format pencatatan dan pelaporan kegiatan UKS yang banyak dan belum terintegrasi. Format pelaporan UKS yang tidak terintegrasi tentunya akan menghambat sistem pelaporan dari kegiatan UKS. Sistem pelaporan yang tidak baik juga akan berimbas terhadap kelancaran kegiatan juga. Kurangnya sosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa tentang buku rapor kesehatanku menjadi permasalahan juga di sekolah.
Aspek kesiapan pengelolaan UKS Sekolah Dasar (SD) belum semuanya siap, seperti di beberapa sekolah di Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Terdapat 17% SD di Kota Surabaya dan 20% SD di Kabupaten Gresik tidak siap dalam aspek pengelolaan UKS. Sekitar 67% SD di Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik berada pada kondisi kurang siap dalam aspek pengelolaan UKS. Aspek memahami buku rapor kesehatanku masih belum semuanya siap pula. Masih terdapat 25% SD di Kota Surabaya dan 7% SD di Kabupaten Gresik sulit dalam memahami buku rapor kesehatanku. Terdapat 33% SD di Kota Surabaya dan 13% SD di Kabupaten Gresik masih sangat sulit dalam memahami buku rapor ksehatanku. Pada aspek implementasi buku rapor kesehatanku terdapat 25% SD di Kota Surabaya yang merasa sulit dalam mengimplementasikan buku rapor kesehatanku, dan sebesar 33% SD di Kota Surabaya, 13% SD di Kabupaten Gresik merasa sangat sulit dalam mengimplementasikan buku rapor kesehatanku.
Sekolah sebagai ujung tombak dalam pemantauan kesehatan siswa masih perlu berbagai upaya penyiapan termasuk terkait dengan sumber daya manusia dan dana. Pembina atau guru UKS masih seringkali berganti-ganti. Pengadaan buku rapot kesehatanku juga belum merata ke semua sekolah meskipun sudah diimplementasikan. Keberadaan buku tersebut tentunya berperan penting bagi sekolah dan khususnya bagi siswa. Melalui buku rapor kesehatanku, sekolah dapat mengetahui track record permasalahan kesehatan peserta didik sehingga ketika terdapat permasalahan kesehatan pada siswa, sekolah dapat memberikan penanganan yang tepat. Pernyataan dari Kementerian Kesehatan (2015) bahwa hampir semua Provinsi dan Kabupaten/Kota belum menyediakan anggaran dalam jumlah yang memadai untuk pelaksanaan UKS bahkan di daerah tertentu anggaran untuk pelaksanaan UKS semata-mata bergantung pada dana dekosentrasi APBN.
Basis Data UKS di tingkat Sekolah Dasar, sekolah dapat memberikan kontribusi dalam melaksanakan program UKS serta memberikan data dan informasi mengenai kesehatan siswa kepada puskesmas. Pihak sekolah dan Puskesmas juga dapat menyusun program UKS yang berkesinambungan dan mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi siswa.
Penulis: Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes.
Detail tulisan ini dapat diakses di:
https://e-journal.unair.ac.id/JBK/article/view/23114
Maulidiyatun Nafiisah, Yuly Sulistyorini, Diah Indriani, Soenarnatalina Melaniani, Mahmudah, Sulvy Dwi Anggraini, 2022. Analysis of UKS Management Readiness and My Health Report Books of Surabaya City and Gresik District. Jurnal Biometrika dan Kependudukan (Vol.11 ; No. 1).
DOI Number: https://doi.org/10.20473/jbk.v11i1.2022.72-79
