Sistem manufaktur adalah sistem yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan peningkatan produksi sistem yang berkelanjutan. Pada dasarnya, sistem manufaktur adalah sistem yang menghasilkan sebuah produk berkualitas tinggi untuk memenuhi keinginan konsumen secara optimal.
Dapat dikatakan bahwa sistem ini berfokus pada biaya produksi, rencana produksi, kelayakan suatu produk pada tahapan operasional, rencana tenaga kerja, dan rencana kebutuhan bahan baku. Dengan begitu banyak hal yang harus diperhatikan, diperlukan peranan teknologi untuk menunjang keberhasilan operasional suatu perusahaan.
Dampak yang dihasilkan dari sistem manufaktur
Disaat yang bersamaan, banyak perusahaan-perusahaan yang tidak memperhatikan dampak negatif dari proses produksi ke lingkungan. Dampak negatif ditandai dengan adanya peningkatan limbah industri, peningkatan konservasi energi, dan pencemaran polusi. Saat ini, penerapan industri ramah lingkungan dan berkelanjutan sudah didorong oleh pemerintah di Indonesia. Dalam UU nomor 3 tahun 2014 pada pasal 30, dimana industri harus memanfaatkan sumber daya alam secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan industri ramah lingkungan tersebut, maka harus mengimplementasikan sistem green manufacturing.
Green manufacturing adalah sebuah metode dalam manufaktur untuk meminimalisir limbah dan polusi melalui desain produk dan proses dengan tujuan utama adalah untuk berkelanjutan (Jannah, B. 2018). Pada intinya, green manufacturing berfokus pada proses produksi yang mengutamakan output yang ramah lingkungan. Green manufacturing merupakan keunggulan dari suatu perusahaan manufaktur untuk berkompetisi dan mengembangkan perusahaannya. Selain untuk menjaga lingkungan, green manufacturing dalam proses produksinya mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam sehingga dapat menyeimbangkan antara pembangunan industri dengan kelestarian lingkungan hidup.
Sasaran dari Green Manufacturing
Salah satu hal yang dilibatkan pada proses green manufacturing untuk mengurangi pemborosan di industri adalah daur ulang. Sisa bahan produksi dapat digunakan kembali atau diolah secara tertentu untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, investasi dalam perbaikan proses produksi, menggantikan sumber terbaru untuk yang terbatas, merupakan beberapa hal lainnya yang dilibatkan dalam proses green manufacturing.
Sasaran bagian produksi dari green manufacturing ini yaitu, meminimalisir limbah dan pemakaian sumber daya, energi, dan bahan bakar. Kemudian memaksimalkan penggunaan kembali atau daur ulang sumber daya, melakukan pelatihan tenaga kerja, melakukan produksi tepat waktu, meminimalisir penggunaan material berbahaya, dan memproduksi sesuai permintaan.
Perwujudan dari Green Manufacturing
Dalam mewujudkan green manufacturing, pemerintah melakukan kebijakan seperti sudah tertulis dalam Undang-undang. Pemerintah juga sudah mulai melakukan inventarisasi Gas Rumah Kaca pada sektor industri. Selain pemerintah, perusahaan industri harus memastikan beberapa hal dalam proses mewujudkan green manufacturing ini, yaitu seperti produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan haruslah produk yang ramah lingkungan, pencegahan polusi juga harus dilakukan dalam proses produksi, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan bersih juga harus dilakukan dalam proses produksi, lalu menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan yang digunakan.
Aspek lingkungan harus diperhatikan karena suatu produk tidak hanya bisa dilihat sampai produk tersebut selesai diproduksi, melainkan harus melihat secara keseluruhan daur hidup dari produk tersebut. Untuk itu, sangat penting untuk mengimplementasikan sistem green manufacturing ini pada setiap perusahaan manufaktur.
Penulis: Joanna Situmorang (Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga)