Universitas Airlangga Official Website

Peran Mediasi Investasi Hijau dalam Hubungan Politik dan Keterbukaan Informasi Karbon

Secara global, kebijakan sustainability development goal (SDGs) merupakan isu dan perhatian penting bagi upaya peningkatan keberlanjutan di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia 2020–2024 mengacu pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Target dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan indikatornya telah menjadi bagian integral dari tujuh agenda pembangunan Indonesia. Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia 2020–2024 adalah mencapai pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, mencapai struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing, serta memberikan pemerataan pembangunan. Hal ini menandakan bahwa setiap sektor industri harus menerapkan pembangunan berkelanjutan melalui kebijakan dan program kerja perusahaan

Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 41% dengan bantuan internasional atau 29% dalam bisnis seperti biasa, sebagaimana tercantum dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC). Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan mendukung komitmen pemerintah terhadap Perjanjian Paris melalui upaya pengembangan keuangan berkelanjutan, yang dituangkan dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I (2015–2019) dan Tahap II (2021–2025). Penelitian ini menyoroti kelemahan penelitian sebelumnya, karena tidak ada penelitian sebelumnya yang meneliti efek mediasi investasi hijau pada hubungan antara koneksi politik dan pengungkapan informasi karbon. Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa hubungan politik secara langsung mempengaruhi pengungkapan informasi karbon.

Kebaruan penelitian ini terletak pada model mediasi, yang didasarkan pada penelitian sebelumnya yang membahas pengaruh koneksi politik terhadap investasi hijau, Kebaruan penelitian ini adalah model mediasi, yang mengacu pada kombinasi teori eselon atas dan teori pemangku kepentingan. Hasil pengujian efek langsung menunjukkan bahwa hubungan politik mempengaruhi pengungkapan informasi karbon. Temuan menunjukkan bahwa investasi hijau memiliki pengaruh signifikan dalam mediasi koneksi politik dan pengungkapan informasi karbon. Studi ini menegaskan efek mediasi dari variabilitas investasi hijau. Hasil ini didukung oleh hasil uji ketahanan, yang mengkonfirmasi kesimpulan utama. Hal ini menunjukkan bahwa investasi hijau yang dilakukan oleh perusahaan memediasi hubungan politik antara dewan direksi dan informasi karbon dalam laporan tahunan atau pelaporan keberlanjutan. Studi ini berkontribusi pada literatur tentang peran investasi hijau dalam memediasi koneksi politik di manajemen puncak perusahaan untuk meningkatkan pengungkapan informasi karbon.

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2017 hingga 2021. Total populasi terdiri dari 3.399 tahun perusahaan. Dari total populasi ini, 38 tahun firma dikeluarkan karena delisting dari Bursa Efek Indonesia selama periode yang sama. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari perusahaan energi dan bahan dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2021. Setelah mengecualikan perusahaan non-energi dan bahan dasar, jumlah total perusahaan energi dan bahan dasar adalah 235 tahun perusahaan. Selanjutnya, jumlah total perusahaan energi dan bahan dasar semakin berkurang 21 tahun perusahaan dengan data yang tidak lengkap, yang tidak melaporkan laporan tahunan atau keberlanjutan, dan 17 tahun perusahaan dengan data outlier. Setelah proses pemilihan sampel, sampel akhir terdiri dari 197 tahun perusahaan.

Hasil pengujian efek langsung menunjukkan bahwa hubungan politik mempengaruhi pengungkapan informasi karbon. Temuan menunjukkan bahwa investasi hijau memiliki pengaruh signifikan pada mediasi koneksi politik dan pengungkapan informasi karbon. Studi ini menegaskan efek mediasi dari variabel investasi hijau, menunjukkan pengaruh koneksi politik terhadap investasi hijau, dan pengaruh investasi hijau terhadap pengungkapan informasi karbon. Implikasi dari penelitian ini memberikan wawasan tentang Taksonomi Hijau mengenai pengungkapan investasi hijau oleh perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia setiap tahun. Dengan penelitian ini, diharapkan Ikatan Akuntan Indonesia dapat menindaklanjuti peraturan Taksonomi Hijau dengan memberikan mandat kepada perusahaan untuk memasukkan pengungkapan investasi hijau dalam laporan keuangannya atau dalam diskusi terkait peraturan Ikatan Akuntan Indonesia yang mendukung investasi hijau di Indonesia

Penulis: Prof. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Maharani, Astrid, Agustia, Dian & Qomariyah, Alfiyatul (2023) The mediating role of green investment in political connection and carbon information disclosure: Empirical evidence in emerging stock market, Cogent Business & Management, 10:3, DOI: 10.1080/23311975.2023.2264004