Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak didapatkan pada wanita di Indonesia. Diperkirakan setiap tahunnya ada sekitar 65.000 kasus baru kanker payudara di Indonesia. Pemberian vitamin D pada penderita kanker payudara, terutama bentuk aktifnya yakni 1,25-dihydroxyvitamin D3 (kalsitriol), secara umum dapat menghambat pertumbuhan kanker payudara, akan tetapi efektivitasnya bergantung pada ekspresi reseptor vitamin D (VDR) pada sel kanker. Faktor yang mempengaruhi efektivitas pemberian Vitamin D pada penderita kanker meliputi:
(1) Ekspresi Reseptor Vitamin D (Vitamin D Receptor = VDR)
Sel kanker dengan ekspresi VDR yang tinggi lebih responsif terhadap vitamin D
Penurunan ekspresi VDR dapat mengurangi efek antikanker vitamin D
(2) Tahap Perkembangan Tumor:
Vitamin D lebih efektif pada tahap awal kanker dibandingkan pada kanker yang sudah mengalami penyebaran/ metastasis.
Dewi Sartika Ari Wanda, Willy Sandhika dan Ridholia telah melakukan penelitian mengenai peran reseptor vitamin D pada berbagai stadium ukuran kanker payudara. Penelitian tersebut menemukan bahwa makin besar ukuran kanker payudara maka ekspresi reseptor vitamin D akan makin menurun, yang berarti bahwa pemberian vitamin D akan menjadi lebih efektif jika diberikan pada kanker payudara berukuran kecil (stadium awal) dibandingan dengan kanker payudara ukuran besar (stadium lanjut). Hal ini disebabkan karena pada kanker dengan ukuran yang lebih kecil didapatkan ekspresi reseptor vitamin D yang lebih tinggi sehingga pemberian vitamin D akan lebih efektif. Sebaliknya pada kanker payudara dengan ukuran yang lebih besar, ekspresi reseptor vitamin D secara umum ditemukan lebih rendah yang berarti bahwa pemberian vitamin D pada penderita kanker payudara ukuran besar menjadi kurang efektif.
Reseptor vitamin D pada sel kanker payudara memainkan peran penting dalam pertumbuhan kanker payudara. Adanya reseptor vitamin D akan memberikan pengaruh berupa: (1) penghambatan proliferasi sel kanker, (2) meningkatkan kematian terprogram (apoptosis) sel kanker, (3) menghambat pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) pada jaringan kanker dan (4) menghambat proses invasi dan metastasis (penyebaran) sel kanker. Mengingat ekspresi reseptor vitamin D berbeda pada setiap penderita kanker payudara, oleh karena itu diperlukan pemeriksaan ekspresi reseptor vitamin D pada setiap penderita kanker payudara.
Dalam perannya menghambat pertumbuhan kanker payudara, aktivitas reseptor vitamin D memiliki hubungan yang erat dengan jalur sinyal Wnt/β-catenin, yang merupakan jalur penting dalam perkembangan kanker, termasuk proliferasi dan metastasis sel kanker. Hubungan ini didasarkan pada kemampuan vitamin D melalui reseptor vitamin D untuk mengendalikan jalur Wnt/β-catenin. Penelitian Dewi, Willy dan Ridholia juga membuktikan adanya hubungan ekspresi β-catenin dengan stadium ukuran kanker payudara. Makin besar ukuran kanker payudara, makin tinggi ekspresi β-catenin. Penelitian tersebut juga membuktikan adanya korelasi negatif antara ekspresi reseptor vitamin D dengan ekspresi β-catenin yang berarti bahwa menurunkan ekspresi reseptor vitamin D pada kanker payudara ukuran besar akan diikuti dengan meningkatnya ekspresi β-catenin.
Dari penelitan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin D pada penderita kanker payudara akan efektif pada penderita kanker payudara dengan ekspresi reseptor vitamin D yang tinggi disertai dengan ekspresi β-catenin yang rendah. Keadaan ini pada umumnya ditemukan pada kanker payudara dengan ukuran yang lebih kecil. Pemeriksaan ekspresi reseptor vitamin D dan β-catenin dianjurkan dilakukan pada setiap penderita kanker payudara untuk dapat mengetahui kemungkinan efektivitas pemberain vitamin D pada penderita tersebut.
Artikel ilmiah popular ini diambil dari artikel jurnal dengan judul: VDR and WNT/β-catenin Expression in Invasive Breast Carcinoma of No Special Type: Role and Prognostic Value, yang ditulis oleh Dewi Sartika Ari Wanda, Willy Sandhika dan Ridholia. Artikel ini telah dipublikasikan pada Pharmacognosy Journal volume 16 nomer 6, terbit tanggal 9 Januari 2025.
Penulis: Dr. Willy Sandhika, dr., Sp.PA(K)., M.Si.
Link journal: https://www.phcogj.com/article/2431
Baca juga: Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) dapat Memperbaiki Kerusakan Usus akibat Malnutrisi