Universitas Airlangga Official Website

Peran Sel Punca untuk Meningkatkan Pembentukan Tulang dan Mineralisasi di sekitar Implan Gigi

Ilsutasi gigi (Sumber: Suara Surabaya)


Wanita di atas 50 tahun akan mengalami menopause sehingga terjadi penurunan hormon estrogen dan penyerapan vitamin D. Kondisi ini akan berakibat terhadap pertumbuhan tulang dan ganguaan pada keseimbangan komponen komponen tulang sehingga berakibat terjadinya osteoporosis. Hal ini juga menimbulkan efek negatif terhadap tulang rahang secara khusus dalam bidang perawatan implan gigi.

Implan gigi saat ini menjadi kebutuhan penting di bidang kedokteran gigi untuk menggantikan gigi yuang hilang. Kondisi tulang menjadi faktor penting untuk mendukung keberhasilan perawatan implan. Osseointegrasi merupakan hubungan yang penting antara permukaan implan gigi dengan tulang. Pada pasien dengan kondisi osteoporosis, massa dan densitas tulang berkurang sehingga angka kegagalan implant gigi cukup tinggi. Belum ada terapi yang dilakukan untuk meningkatkan prognosa keberhasilan implant gigi.

Gigi yang hilang sebaiknya dilakukan perawatan penggantian gigi dengan gigi tiruan, agar tidak mengganggu proses pengunyahan makanan. Gigi hilang yang tidak diganti dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup seseorang karena menimbulkan masalah pengunyahan dan asupan nutrisi. Penelitian menunjukkan bahwa pasien diabetes mellitus cenderung kehilangan gigi yang lebih banyak dan apabila tidak diganti akan kesulitan dalam pemenuhan nutrisi bagi tubuhnya, sehingga kadar gula dalam darah sulit untuk dikontrol. Peranan gigi tiruan merupakan hal yang penting untuk mengembalikan fungsi kunyah dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Secara umum, gigi tiruan dibagi menjadi gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Gigi tiruan lepasan merupakan gigi tiruan yang dapat dilepas dan pasang sendiri oleh pasien, sedangkan gigi tiruan cekat akan direkatkan permanen sehingga hanya bisa dibongkar oleh dokter gigi atau apabila telah rusak. Salah satu jenis gigi tiruan yang berkembang pesat dan banyak dipilih oleh pasien saat ini adalah implan gigi, yang termasuk dalam kategori gigi tiruan cekat. Implan gigi banyak dijadikan pilihan perawatan untuk penggantian gigi karena memiliki kekuatan yang baik, memiliki estetik yang baik, serta dapat menjaga gigi-gigi lain yang masih ada.

Perawatan implan gigi dilakukan dengan metode bedah minor dimana implant yang berbahan titanium ditanam pada tulang rahang pasien, yang selanjutnya akan dilakukan pembuatan gigi tiruan atau mahkota gigi di atasnya. Implan gigi yang ditanam pada tulang rahang (alveolar) memerlukan kondisi tulang alveolar yang baik agar terjadi proses osseointegrasi atau perlekatan yang baik antara implan dan tulang disekitarnya. Proses osseointegrasi yang baik dan sukses akan menghasilkan implan yang kuat dan dapat bertahan lama.

Proses osseointegrasi implat dan tulang alveolar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lokal dan sistemik. Faktor sistemik yang sering memengaruhi keberhasilan osseointegrasi adalah adanya penyakit sistemik, seperti osteoporosis. Penelitian menunjukkan bahwa osteoporosis dapat menurunkan osseointegrasi implan yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko kegagalan implant.

Sel punca seringkali digunakan karena mempunyai potensi yang tinggi untuk regenerasi dan meningkatkan proses penyembuhan karena berfungsi sebagai progenitor ulang dan memicu pembentukan tulang. Beberapa penelitian telah dilakukan dan telah membuktikan kemampuan sel punca sebagai bahan untuk meningkatkan beberapa marker pertunbuhan tulang. Penelitian tentang keberhasilan sel punca untuk osseointegrasi implant gigi pada kondisi osteoporosis perlu dilakukan untuk menjadi terapi alternatif pada pasien osteoporosis.

Pada penelitian ini kemampuan sel punca untuk meningkatkan osseointegrasi pada kondisi osteoporosis telah terbukti melalui pemeriksaan beberapa marker tulang. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat efektifitas pemberian sel punca pada kondisi osteoporosis

Penulis : Prof. Dr. Nike Hendrijantini, drg., M.Kes., Sp.Pros (K)
Correspondence author : Dr. Mefina Kuntjoro, drg., M.Kes., Sp.Pros (K)

Informasi detail dari peneltian dapat dilihat di :
https://e-journal.unair.ac.id/MKG/article/view/44519

https://doi.org/10.20473/j.djmkg.v57.i2.p91-96

Baca juga: Pemanfaatan Limbah Kulit Kepiting untuk Meningkatkan Keberhasilan Implan Gigi