Universitas Airlangga Official Website

Perbedaan Kegiatan Mata Pencaharian Rumah Tangga Petani Sasak dan Nelayan Sasak

Foto oleh Pinterest

Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakteristik masyarakat agraris karena perbedaan karakteristik sumber daya yang dihadapi. Masyarakat agraris yang direpresentasi oleh kaum tani menghadapi sumber daya yang terkontrol, yakni pengelolaan lahan untuk produksi suatu komoditas dengan hasil yang relative bisa diprediksi. Sifat produksi yang demikian memungkinkan tetapnya lokasi produksi.

Sebagaimana karakteristik ekosistem pesisir yang khas, masyarakat pesisir juga memiliki karakter kekhasan secara sosiologis. Kaitannya dengan isu keragaman wilayah, secara geografis sangat memungkinkan munculnya ketimpangan kesejahteraan komunitasnya. Ketimpangan kesejahteraan antara wilayah Indonesia bagian barat, bagian tengah maupun bagian timur telah menjadi sorotan kebijakan pemerintah sejak periode-periode pembangunan sebelumnya sampai periode pembangunan saat ini. Keragaman kondisi alam di dalam satu daerah pun bisa menjadi pemicu adanya ketimpangan kesejahteraan. Kondisi alam yang berbeda antara daerah pesisir dan daerah persawahan sangat mempengaruhi perilaku masyarakat yang hidup di dalamnya. Ketimpangan kesejahteraan komunitas persawahan dan komunitas pesisir di Indonesia telah menjadi perhatian kebijakan pemerintah.

Bentuk diversifikasi nafkah rumahtangga Petani Sasak dan Nelayan Sasak di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah dalam bentuk Strategi Produksi, Strategi Serabutan dan Pengerahan tenaga kerja rumahtangga, Strategi berhutang, manipulative, dan kerjasama vertikal, Strategi migrasi dan berhutang.

Terdapat perbedaan aktifitas diversifikasi nafkah rumahtangga Petani Sasak dan Nelayan Sasak di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adanya kegiatan menangkap ikan secara mandiri pada masyarakat  Pesisir, kegiatan budidaya rumput laut dan keramba, ada pula yang menjadi sabi, menangkap ikan dan cumi-cumi dalam kelompok penangkapan (pola hubungan patron-client).  Strategi Serabutan dan Pengerahan tenaga kerja rumahtangga yaitu dengan melakukan kegiatan Madat dan menciro, menjadi tenaga kerja lepas di ladang garam dan tembakau.   Strategi berhutang, manipulative, dan kerjasama vertikal, yaitu bagi rumahtangga Sabi, nelayan buruh yang miskin, hubungan dengan punggawa merupakan hubungan yang menguntungkan dan menjadi jalan penyelamat bagi kelangsungan hidup rumahtangganya, sedangkan Strategi migrasi dan berhutang, bagi para lelaki ke Malaysia dan ke Arab Saudi bagi kaum perempuan Sasak Pesisir.

Sedangkan pada masyarakat persawahan mengolah lahan untuk tembakau, tanaman hortikultura, dan pangan serta berternak sapi. Strategi berhutang, manipulative, dan kerjasama vertikal, yaitu bagi rumahtangga petani berlahan luas terdapat kerjasama antara petani sendiri dengan perusahaan pengolah tembakau. Strategi migrasi dan berhutang, yaitu bagi laki-laki pada rumahtangga petani miskin negara tujuan migrasi adalah Malaysia, sementara Arab Saudi bagi laki-laki dari rumahtangga petani kelas atas.

Penulis : Dr. Ir. Adriana Monica Sahidu, M.Kes

Catatan Informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan di :

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1036/1/012007/pdf

Differences In Livelihood Activities Householdes of Sasak Farmers and Sasak Fishermen In The Province of West Nusa Tenggara.

2nd International Conference on Fisheries and Marine Science Surabaya, 30 September 2021 Indonesia, Adriana Monica Sahidu, Arya Hadi Dharmawan, Arif Satria, Soeryo Adiwibowo, Ali Khomsan