UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (BEM FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar seminar bertajuk “Seminar Career”. Acara itu dilaksanakan secara terbuka di Ruang Siti Parwati FIB UNAIR pada Minggu (5/3/2023).
Usma Nur Dian Rosyidah SS MA, Dosen FIB UNAIR sekaligus pemateri pertama pada bincang karier tersebut menyampaikan bahwa banyak lulusan FIB yang berkarier tidak selaras dengan gelarnya. Hal itu membuktikan bahwa pada era sekarang, kesempatan berkarier bagi lulusan humaniora terbuka lebar. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa calon pencari kerja harus mengerti perbedaan antara kerja dengan karier.
“Karier itu lebih ke perjalanan profesional yang sifatnya jangka panjang. Jadi, capaian goal-nya dapat diraih berdasarkan passion,” ungkapnya. “Saya punya skill ini, saya bisa ngajar les. Tapi kedepannya apakah saya akan menjadi CEO dari (tempat, red) les tersebut?” lanjutnya.
Strategi yang seharusnya diperkuat oleh lulusan FIB, lanjutnya, adalah perkembangan karier, bukan pekerjaan. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, mereka hanya akan bekerja dan mendapatkan uang sedangkan kariernya terhenti di satu tempat tanpa adanya perkembangan.
Selanjutnya, pemateri kedua adalah Rima Firdaus SHum MHum, Dosen FIB UNAIR. Ia memaparkan bahwa strategi yang wajib dilakukan untuk mengawali kesuksesan karier adalah memenuhi kriteria perusahaan. Data yang diperoleh UNAIR tahun 2022 menunjukkan bahwa terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh calon pelamar.
“Yang pertama kali dilihat oleh perusahaan (dalam proses perekrutan, red) adalah kepribadian dan keterampilan Anda. IPK itu nomer lima. Yang kedua adalah pengalaman organisasi,” jelasnya.
Rima juga melanjutkan bahwa kepribadian dan keterampilan menjadi hal yang sangat penting sebagai tolok ukur kualitas individu. Pengalaman organisasi, jelasnya, sebagai cerminan pengalaman bekerja dalam tim. Selain dua hal di atas, ada beberapa kriteria lain yang dilihat oleh perekrut.
“Yang ketiga adalah program studi, reputasi dari perguruan tinggi nomor empat, baru setelah itu akan dilihat IPK Anda. Jadi, IPK itu bukan bukan satu-satunya yang paling penting yang akan dilihat oleh perusahaan. Kemudian kemampuan berbahasa Inggris, dan yang selanjutnya adalah penguasaan pada komputer,” imbuhnya.
Ia juga menyinggung bahwa ‘orang dalam’ juga sangat berpengaruh. Namun, orang dalam yang dimaksud pada istilah tersebut adalah relasi. Maka dari itu, ia berpesan untuk senantiasa menjaga komunikasi dengan teman-temannya.
“Jangan pernah menyepelekan orang dalam. Kita nggak tahu teman-teman anda yang nanti menjadi sukses lebih dulu, jadi teruslah berhubungan baik,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Badrul Anwar
Editor: Nuri Hermawan