Universitas Airlangga Official Website

FK UNAIR Buka Prodi Magister Pendidikan Dokter

Jumlah Fakultas Kedokteran di Indonesia saat ini sebanyak Ada 92. Jumlah ini akan bertambah 12 lagi per tahun 2023 ini. Bertambahnya jumlah Fakultas kedokteran tentunya berbanding lurus dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten untuk mendidik calon dokter. Menyikapi hal tersebut, FK UNAIR membuka Program studi baru yakni Magister Pendidikan Dokter.

Koordinator Program Studi (KPS) Magister Pendidikan Dokter FK UNAIR, Dr.Hermanto Tri Joewono, dr., SpOG(K) mengatakan, untuk mendidik seorang dokter dibutuhkan dosen profesional. Artinya bukan hanya cakap keilmuan medis. Namun juga menguasai kurikulum dan pedagogi atau metode mengajar yang baik.

“Apalagi Menteri Kesehatan mendorong penambahan jumlah dokter dan juga dokter spesialis. Untuk memenuhi itu sistem pembelajaran kedokteran juga harus disesuaikan. Dan ini membutuhkan SDM yang kompeten,” ujarnya ditemui di sela-sela visitasi akreditasi, Kamis, 30 Desember 2022.

Yang membedakan Prodi Magister Pendidikan Dokter FK UNAIR dengan prodi serupa di kampus lain ialah di FK UNAIR akan memrioritaskan pada pendidikan klinis. Artinya FK UNAIR akan melatih dosen-dosen yang akan mengajar mahasiswa KOASS.

“Karena mengajar untuk mahasiswa S1 dan postgraduate sangat berbeda ya. Karena pendidikan dokter postgraduate prakteknya langsung dengan pasien. Keselamatan pasien sangat diperhatikan. Sehingga metode mengajarnya juga jauh berbeda dengan S1,” lanjutnya.

Prodi Magister Pendidikan Dokter FK UNAIR akan mulai membuka mahasiswa per Februari 2023 depan. Dan akan diajarkan oleh profesor baik dari dalam FK UNAIR sendiri maupun dari universitas asing. Dua profesor asing yang sudah siap mengisi kelas diantaranya Prof Dekker dan Prof Brahmaputra dari Australia.

Metode pembelajaran dalam Program Magister Pendidikan Dokter FK UNAIR ini akan mengacu pada mahasiswa. Artinya sistem pembelajarannya akan merangsang partisipasi aktif mahasiswa dengan memberikan penugasan dan feedback. Brain base learning atau pembelajaran berbasis otak juga akan diajarkan di sini.

Mahasiswa sudah harus mempunyai penelitian yang akan dikerjakan selama dua tahun menjalani perkuliahan. Sehingga outcome saat lulus nanti jelas, penguasaan kemampuan penyusunan kurikulum dan andagogi.

“Ini bukan lagi pedagogi tapi andagogi artinya pendidikan untuk orang dewasa. Karenanya kita tidak akan memberikan terlalu banyak kuliah. Namun lebih ke active learning,” tukasnya. (ISM)