Sektor industri wisata di Indonesia kini kian berangsur-angsur membaik pasca Covid-19. Hal ini didukung dengan kolaborasi semangat masyarakat serta pemerintah dalam menggalakkan wisata-wisata di Indonesia yang semakin bervariatif. Beragam wisata-wisata yang ada di Indonesia membuat perkembangan jumlah wisatawan kian naik di setiap tahunnya.
Pada Desember 2023, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia mencapai 1,14 juta kunjungan. Jumlah ini naik 20,17 persen daripada bulan yang sama pada tahun lalu. Menurut Yoeti (1997), pariwisata merupakan suatu perjalanan oleh satu orang atau lebih dalam waktu yang sementara. Dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan bukan untuk berbisnis atau bukan untuk mencari nafkah di tempat yang ia kunjungi. Melainkan semata-mata sebagai konsumen yang menikmati perjalanan wisata, di mana perjalanan ini bertujuan untuk memenuhi keinginan yang bermacam-macam.
Peran Pariwisata
Menurut Spillane (1987), peranan pariwisata dalam pembangunan tiga sektor pada garis besarnya berintikan tiga segi, yaitu segi ekonomi (sumber devisa, pajak-pajak), segi SDM (penciptaan lapangan kerja), dan segi kebudayaan (memperkenalkan budaya Indonesia ke mancanegara). Setiap pemerintah berupaya maksimal untuk memaksimalkan penerimaan sektor pariwisatanya. Salah satu pendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia yaitu adalah music tourism. Lihat saja misalnya, kesuksesan festival musik Coldplay di Indonesia pada Rabu 15 November 2023 lalu. Festival musik ini mendapatkan 70.000 penonton dan yang terdiri dari 10.000 wisatawan mancanegara dan 60.000 warga lokal serta meraup keuntungan sebesar 1,16 triliun.
Adanya festival konser Ed-Sheran juga menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia. Konser Ed Sheeran di Jakarta, Indonesia yang berlangsung pada Sabtu (2/3/2024) ini perkiraan meraup jumlah besar penonton, sekitar 50.000 orang. Menurut Kemenparekraf, dampak perputaran uang hasil dari konser tersebut mencapai Rp100 miliar.
Wisatawan lokal maupun mancanegara rela merogoh kocek lebih untuk menonton penampilan para idolanya bermusik di atas panggung. Kecintaan mereka terhadap musisi papan atas dunia Kemenparekraf manfaatkan sebagai peluang bisnis serta upaya pendongkrak wisatawan mancanegara di Indonesia (Yosepha, 2023).
Strategi Festival Musik “Black Sabbath Reunion”
Black Sabbath adalah salah satu band rock paling legendaris di dunia dengan basis penggemar yang besar dan setia. Band ini telah menjual lebih dari 200 juta album di seluruh dunia dan telah mengadakan tur konser di berbagai negara. Band ini menjadi salah satu pendiri aliran musik heavy metal atau biasa disebut “The Founding Father of Band Metal”. Pendirinya adalah Ozzy Osbourne (vokal), Tony Iommi (gitar), Geezer Butler (bass) dan Bill Ward (drum) pada tahun 1968, ekstensi Black Sabbath nyatanya menjadi inspirasi banyak orang. Selama hampir 60 tahun berkarya, Black Sabbath menjadi influencer band-band metal di dunia. Selain itu, karena pengaruhnya karya-karya Black Sabbath yang begitu fenomenal dan inspiratif, terciptalah sub genre baru yang dimulai dari pendiri heavy metal yaitu Black Sabbath itu sendiri.
Sayangnya, Black Sabbath saat ini sudah lama vakum dari reuni terakhirnya yaitu pada tanggal 4 Februari 2017 di Birmingham, Inggris. Konser terakhirnya bertajuk “The End Tour” dengan total tiket yang terjual yaitu 1.074.495 penonton. Keuntungan dari konser tersebut sebanyak $84.8 Million atau sekitar 1,4 Trilliun Rupiah.
Banyaknya antusias fans dari Black Sabbath juga selaras dengan peminatan musik metal di Indonesia. Indonesia memiliki populasi yang besar dengan minat yang tinggi terhadap musik. Hal ini dapat terbukti dari data GoodStats yang menyatakan Indonesia memiliki band metal terbanyak se- ASEAN.
Berlandaskan latar belakang dan fenomena di atas, Festival “Black Sabbath Reunion” hadir sebagai ajang potensi penarikan turis mancanegara ke Indonesia. Selain itu, Indonesia merupakan negara tujuan wisata yang populer dengan infrastruktur yang memadai dan akses yang mudah. Hal ini membuat Indonesia menjadi tempat yang ideal untuk mengadakan acara besar seperti Black Sabbath Reunion Festival.
Kolaborasi Hammersonic X Kemenparekraf
Hammersonic Festival atau Hammersonic Jakarta International Metal Festival, adalah festival musik internasional tahunan yang penyelenggaraannya rutin di Jakarta sejak 2012. Konsep festival ini berupa penyelenggaraan pertunjukan musik metal yang menghadirkan grup musik dari mancanegara. Salah satu kesuksesan Hammersonic dalam mengundang band besar dan legendaris yaitu Slipknot menjadi salah satu faktor mengapa Hammersonic bisa menjadi event planner dalam realisasi Festival Black Sabbath Reunion ini. Berikut di bawah ini ringkasan band-band metal populer yang berhasil didatangkan oleh Hammersonic:
2013: 27-28 April, 38 band dengan bintang tamu: Cradle of Filth & Cannibal Corpse.
2014: 27 April, 33 band dengan bintang tamu: Burgerkill, Bullet for My Valentine.
2015: 8 Maret, 34 band, dengan bintang tamu: Mayhem, Lamb of God, dll.
2016: 16-17 April, 46 band, dengan bintang tamu: Asking Alexandria.
2017: 7 Mei, 41 band, dengan bintang tamu: Megadeth, Whitechapel, dll.
2018: 22 Juli, 44 band, dengan bintang tamu: In Flames, H20, Vital Remains, dll.
2023: 18-19 Maret, 53 band, dengan bintang tamu: Slipknot, dll.
Penulis: Mohammad Habibi Surya Buwana