Universitas Airlangga Official Website

Potensi Terapi Asam Asiatik Cegah Remodeling Bekas Luka Pasca Operasi Strabismus

Strabismus, juga dikenal sebagai ketidaksejajaran mata atau mata juling, mengacu pada kelainan yang ditandai dengan penyimpangan pada kesejajaran bola mata. Setelah operasi strabismus terdapat kemungkinan peradangan pasca-operasi yang menyebabkan berkembangnya jaringan fibrotik. Inflamasi menimbulkan respon seluler yang ditandai dengan adanya sel neutrofil, yang selanjutnya disertai dengan munculnya sitokin proinflamasi, seperti TNF-α. Terjadinya bekas luka konjungtiva merupakan konsekuensi lokal yang umum pada sekitar 90% prosedur strabismus yang melibatkan manipulasi lebih dari satu otot.

Deksametason adalah kortikosteroid adrenal sintetik dengan efek anti-inflamasi yang kuat, dan sebagian besar menghambat reaksi sistem kekebalan yang tidak diinginkan. Pemberian deksametason subkonjungtiva biasanya digunakan selama operasi strabismus untuk mengurangi peradangan. Suntikan steroid subkonjungtiva di dekat kornea atau sklera yang terkena dapat melemahkan jaringan, sehingga dapat menyebabkan pecahnya jaringan di tempat suntikan. Centella asiatica, biasa disebut daun pegagan di Indonesia, dikenal sebagai bahan tumbuhan ampuh yang digunakan dalam pengobatan tradisional. Asam asiatik, komponen utama saponin Centella asiatica, menunjukkan beragam kemampuan biologis, termasuk efek anti-inflamasi, anti-fibrotik, antioksidan, dan pelindung saraf. Pemberian asam asiatik terbukti menunjukkan kemampuan antifibrotik melalui penghambatan sinyal TGF-𝛽. Selain itu, dapat menurunkan infiltrasi sel inflamasi pada bronchoalveolar lavage fluid (BALF) dan produksi sitokin proinflamasi.

Penulis: Dr. Reni Prastyani, dr., Sp.M.

Detail tulisan ini dapat dilihat di:

https://www.echemcom.com/article_183792.html