Dandang gendis (Clinacanthus nutans Lindau), dari keluarga Acanthaceae, adalah tanaman yang sudah dibudidayakan di negara-negara Asia tropis, seperti Indonesia, Cina, Malaysia, dan Thailand. Tanaman ini secara tradisional dicampur dengan jus dan sayuran segar atau dengan ramuan dan digunakan untuk mengobati masalah kulit, gigitan serangga, kanker, gangguan inflamasi, dan diabetes. Pemeriksaan toksisitas menunjukkan bahwa ekstrak C. nutans tidak menunjukkan adanya toksisitas, sehinga dapat digunakan sebagai obat untuk berbagai penyakit. Tanaman ini banyak mengandung fitokimia, antara lain flavonoid, glikosida, feofitin, flavon, glikosida yang mengandung belerang, triterpenoid, fitosterol, dan alkaloid.
Dandang gendis biasanya kita temukan sebagai tanaman pagar terutama di daerah pedesaan. Banyak yang menanamnya baik di depan rumah, samping rumah maupun belakang rumah. Daunnya yang hijau dan rimbun tentunya mampu membuat rumah semakin asri. Selain tanaman pagar, ternyata dandang gendis juga memiliki berbagai manfaat Kesehatan. Masyarakat memanfaatkan tanaman ersebut secara tradisional dengan memanfaatkan daun tanaman herbal tersebut, dengan mengeringkan daunnya atau merebus dan meminum air rebusannya.
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa ekstrak polar C. nutans memiliki aktivitas antiinflamasi, antivirus, antikanker, imunomodulator, dan antidiabetes; ekstrak semipolarnya memiliki sifat penyembuhan luka, antikanker, dan antivirus; dan nonpolarnya ekstrak memiliki sifat antikanker. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa C. nutans dapat digunakan sebagai obat antidiabetes. Ekstrak C.nutans telah ditemukan untuk mengurangi glukosa darah puasa pada tikus diabetes bagaimanapun juga, bukti efektivitasnya dalam mengurangi komplikasi diabetes masih terbatas. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak dapat meningkatkan kadar insulin serum dan meningkatkan profil lipid pada penderita diabetes tikus.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa ekstrak Clinacanthus nutans L mengurangi kadar serum tumor necrosis factor-α (TNF-α),malondialdehid (MDA), dan interleukin-6 (IL-6), yang diketahui meningkat pada diabetes dan berkontribusi terhadap peradangan dan stres oksidatif pada model tikus diabetes yang diinduksi dengan STZ. Hasil ini menegaskan bahwa ekstrak tersebut menunjukkan potensi sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Selain itu, Studi menemukan bahwa ekstrak Clinacanthus nutans L memperbaiki pulau Langerhans, yang bertanggung jawab untuk produksi insulin. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memberikan dampak positif fungsi pankreas dan sekresi insulin. Hasilnya menunjukkanbahwa ekstrak Clinacanthus nutans L mempunyai potensi terapeutik dalam mengelola diabetes, karena dapat membantu mengatur gula darah, mengurangi peradangan dan stres oksidatif, dan meningkatkan fungsi pankreas.
Penulis: Arifa Mustika , Nurmawati Fatimah, Indri Safitri, Nurlaili Susanti and Nurul Shahfiza Noor
Judul dan link artikel jurnal scopus yang dituliskan menjadi opini.
Clinacanthus nutans L Extracts Reduce the Serum Tumor Necrosis Factor-α, Malondialdehyde, and Interleukin-6 Levels and Improve the Langerhans Islet Area in Diabetic Rat Models
Link:
https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/11795514231196462