Universitas Airlangga Official Website

Secanggih Apakah Aplikasi Sejenis PeduliLindungi yang Tersedia di iPhone?

Foto by Liputan6

Sejak WHO menyatakan dunia dalam status pandemi Covid-19, penggunaan aplikasi digital (mobile apps) meningkat tajam. Aplikasi sejenis PeduliLindungi bertebaran di berbagai sistem operasi telepon termasuk di iPhone. Kebanyakan aplikasi tersebut dikembangkan antara lain bertujuan untuk deteksi dini, pengumuman publik, berbagi data temuan kasus Covid-19, skrining cepat, penelusuran kontak (tracing), monitoring kondisi pasien, pertukaran informasi, pendidikan, dan manajemen kesehatan selama pandemi. Beragamnya aplikasi tersebut tentu memantik perhatian terutama terkait efektivitas fitur dan fungsionalitas aplikasi. Oleh karena itu peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga  bekerjasama dengan peneliti dari Malaysia, Brunei Darussalam, Pakistan, Uni Emirat Arab dan Yaman mengevaluasi fitur dan fungsi aplikasi mirip PeduliLindungi yang tersedia di Apple Store.

Peneliti mengidentifikasi 234 aplikasi yang dimuat di Apple Store pada Februari hingga Maret 2022 menggunakan kata kunci terkait dengan Covid-19. Dari kesemua aplikasi tersebut, hanya 58 aplikasi yang kemudian dikaji setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Peneliti kemudian mengevaluasi 7 (tujuh) fitur dasar meliputi: 1) kebutuhan koneksi internet, 2) ukuran file aplikasi, 3) perlu tidaknya berlangganan, 4) ada tidaknya konten pendidikan terkait Covid-19, 5) kemampuan untuk ekspor data / berbagi data antar platform, 6) kemampuan pengisian (entry) data otomatis, dan 7) fitur advis cara penggunaan aplikasi. Setelah dievaluasi fitur dasarnya, aplikasi kemudian dinilai berdasarkan 5 (lima) fungsi utama yaitu: 1) ketersediaan informasi mutakhir terkait Covid-19, 2) kemampuan tracing dan mapping kasus Covid-19, 3) pengawasan pasien di rumah, 4) penyediaan konsultasi online dengan otoritas kesehatan setempat, dan 5) apakah operasionalisasi aplikasi didukung oleh otoritas kesehatan setempat. Skoring dilakukan pada aspek fitur dan fungsi dengan nilai nol jika tidak ditemukan fitur atau fungsi pada aplikasi tersebut, dan sebaliknya nilai satu untuk aplikasi yang memiliki fitur atau fungsi yang dimaksud.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 90% aplikasi membutuhkan koneksi internet, 70% berukuran kurang dari 50 MB, 96% gratis/tanpa perlu berlangganan, 58% memiliki konten pendidikan dan 60% menawarkan fitur cara pengunaan aplikasi. Dari segi fungsi, hampir 80% memiliki informasi terbaru tentang Covid-19, hanya 12% yang memiliki fungsi tracing, 17% mengumpulkan data status vaksin, 25% mengumpulkan data tes PCR dan hanya 50% yang dijalankan oleh otoritas kesehatan setempat. Secara keseluruhan, 58% aplikasi mendapatkan skor minimal empat untuk ketersediaan fitur dasar dan hanya 8% yang mampu mendapatkan skor minimal empat untuk fungsi aplikasi.

Penulis: Andi Hermansyah

Peneliti mengungkapkan bahwa aplikasi yang ideal seharusnya didukung oleh otoritas kesehatan setempat, pengembangan aplikasi tersebut melibatkan tenaga kesehatan kompeten dan ketersediaan layanan konsultasi bagi pasien yang tidak mampu bepergian ke rumah sakit. Hasil penelitian lebih lanjut dapat dibaca di link jurnal berikut: https://journals.hh-publisher.com/index.php/pmmb/article/view/682