Universitas Airlangga Official Website

SIKIA UNAIR Kenalkan Sistem RAS Kepada Masyarakat Banyuwangi

Pengabdian Masyarakat Akuakultur SIKIA Bersama mitra Kelompok Pembudidaya Ikan Sumber Bening dan Insan Swakarya (Sumber: Pribadi)

UNAIR NEWS – Program Studi Akuakultur Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga Banyuwangi kembali mengenalkan sistem budidaya perikanan kepada masyarakat. Kali ini terwujud lewat Pengabdian Masyarakat bertopik “Budidaya Ikan Lele Intensif dengan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS)” pada Minggu (27/8/2023) di Dusun Rejopuro, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan tersebut menggandeng mitra Kelompok Pembudidaya Ikan Sumber Bening dan Insan Swakarya.

Perkenalkan Sistem RAS

Ketua Pelaksana, Prayogo SPi MP mengatakan limbah kotoran ikan dalam kolam harus ditangani agar pertumbuhan ikan tidak bermasalah. Salah satu sistem yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah sistem Recirculating Aquaculture System yang mendukung filtrasi dan pengendapan kotoran. Sehingga dapat mensirkulasi air kolam menjadi jernih.

“Budidaya intensif saat ini yang dapat digunakan adalah RAS yang didukung dengan teknik filtrasi biologi dengan bakteri,” katanya.

Pakan menjadi salah satu sumber pencemar terbesar dalam kolam. 70 persen pakan yang diberikan akan menjadi kotoran yang terbuang dan sebanyak 30% akan terserap oleh metabolisme ikan. Dengan menggunakan sistem RAS yang dimodifikasi dengan menambahkan bakteri, maka air yang dihasilkan tetap jernih dan meningkatkan efisiensi pakan.

“Konsep RAS menggunakan bakteri menguntungkan. Sehingga kotoran ikan dapat terjebak dalam tangki pengendapan dan filtrasi. Kotoran juga akan pecah dan terdegradasi dengan bakteri,” tuturnya.

Budidaya ikan lele intensif menggunakan sistem RAS juga membuat waktu lebih efektif, karena pembudidaya tidak perlu mengganti air setiap hari. Sistem RAS yang diusung menggunakan dua saf rangka dengan menggunakan filtrasi batu apung yang dikembangkan dengan bakteri pengurai. 

“Sistem RAS membuat limbah teratasi, ikan dapat terlihat dengan jelas dengan aerasi yang bagus,” ungkapnya.

Konsep ekosistem memerlukan upaya menetralisir racun yang dihasilkan hasil ekskresi ikan maupun perubahan alam. Bakteri dapat menjadi salah satu mikroorganisme yang dijadikan pengendali racun tersebut.

“Kalau gada bakteri racunnya tidak akan terurai. Manfaat lain bertambah jika kita masukkan bakteri yang menguntungkan,” katanya.

Kepala Departemen SIKIA tersebut menambahkan pengembangan sistem budidaya RAS dapat dilakukan dengan menambahkan sistem akuaponik. Sehingga pembudidaya hanya produksi ikan lele yang tinggi dengan produk sampingan sayur yang dapat dipetik dalam periode tertentu.

“Kita dapat menggunakan bakteri yang menghasilkan nitrat nantinya sebagai pengembangan untuk akuaponik,” tutupnya.

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria