Universitas Airlangga Official Website

Studi Radiomorfometrik untuk Determinasi Jenis Kelamin menggunakan Radiografi Panoramik

Foto oleh PopSugar

Identifikasi jenis kelamin dengan menggunakan identifikasi kerangka merupakan alat penting dalam forensik, mediko-legal, bio-arkeologi, dan antropologi. Metode penentuan jenis kelamin dapat bervariasi tergantung pada tulang yang tersedia. Secara umum, metode estimasi gender dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu metode yang berfokus pada ukuran dan struktur anatomi dan metode yang melibatkan evaluasi fitur panggul terkait dengan fungsi melahirkan anak perempuan. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana; Selama tahun 2018 terjadi bencana massal tahun 1999 di Indonesia seperti letusan gunung berapi, tsunami, gempa bumi, dan jatuhnya pesawat. Dalam kasus ini, kami menemukan banyak korban dengan tulang yang tidak lengkap.

Ketika seluruh kerangka tidak tersedia, tengkorak dapat menjadi alat identifikasi gender yang akurat. Tengkorak adalah tulang yang paling dimorfik setelah panggul. Dalam kasus tengkorak juga tidak lengkap, mandibula memainkan peran penting dalam penentuan jenis kelamin karena dimorfisme mandibula. Selain itu, mandibula adalah tulang terbesar dan terkuat di tengkorak. Dimorfisme mandibula bervariasi tergantung pada ras, usia, dan aktivitas otot pengunyahan.

Perubahan bentuk dan ukuran mandibula dapat diamati dengan menggunakan radiografi. Radiografi dapat membantu dalam memberikan dimensi yang akurat dimana formula tertentu dapat diterapkan untuk penentuan jenis kelamin. Ada beberapa penelitian yang membuktikan bahwa radiografi panoramik dapat digunakan untuk mengevaluasi morfometrik rahang. Praktisi gigi biasanya menggunakan radiografi panoramik untuk mengevaluasi struktur vital rahang, untuk mengevaluasi morfologi rahang segera setelah usia berubah pada jenis kelamin yang berbeda, dan itu mewakili anatomi bilateral rahang.

Penelitian kami menggunakan 273 radiografi panoramik yang terdiri dari 129 radiografi panoramik laki-laki dan 144 radiografi panoramik perempuan. Radiografi panoramik dievaluasi oleh dua ahli radiologi. Kami menggunakan perangkat lunak untuk mengukur parameter pada radiografi panoramik. Enam variabel pengukuran kecuali pengukuran tinggi korpus mandibula anterior diperoleh pada kedua sisi kanan dan kiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akurasi fungsi diskriminan bervariasi tergantung pada berbagai variabel. Akurasi fungsi diskriminan pada ruas kiri (92,7%) lebih rendah dari pada ruas kanan (94,5%). Akurasi berkisar dari 80,20% hingga 95,20%. Kombinasi sisi kanan dan kiri mandibula memiliki akurasi tertinggi dalam analisis diskriminan (95,2%).

Studi pendahuluan pada populasi Surabaya-Indonesia usia 15-25 tahun dengan menggunakan radiografi panoramik ini menunjukkan akurasi prediksi jenis kelamin tertinggi dengan menggunakan fungsi diskriminan diperoleh dari kombinasi sembilan parameter. Tinggi ramus adalah dimorfisme gender terbesar, dan dimorfisme gender terkecil adalah lebar ramus. Kami berharap fungsi diskriminan yang diturunkan dapat digunakan sebagai referensi untuk prediksi jenis kelamin pada penelitian selanjutnya, terutama dalam ilmu forensik gigi.

Penulis : Eha Renwi Astuti

Informasi detail dapat diakses pada tautan berikut: https://actamedicaphilippina.upm.edu.ph/index.php/acta/article/view/3175