Universitas Airlangga Official Website

Tanam Sayur Bersama Masyarakat, Bentuk Pemanfaatan Lahan oleh Mahasiswa BBK Desa Bening

Kegiatan Tanam Sayur Bersama Masyarakat (TAMASYA) di Desa Bening (Foto: Dok. Tim BBK)
Kegiatan Tanam Sayur Bersama Masyarakat (TAMASYA) di Desa Bening (Foto: Dok. Tim BBK)

UNAIR NEWS – Sayur merupakan salah satu menu yang harus ada di meja makan dan dikonsumsi setiap harinya. Hal ini dikarenakan sayur merupakan salah satu menu wajib yang terdapat dalam 4 sehat 5 sempurna. Sayur mengandung potasium, vitamin dan serat yang diperlukan oleh tubuh. Kebutuhan masyarakat terhadap sayuran cukup tinggi, terutama dalam pemenuhan nutrisi.

Mengingat hal ini, mahasiswa Belajar Bersama Komunitas (BBK) Universitas Airlangga (UNAIR) 4 di Dusun Bacem, Desa Bening, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto melaksanakan salah satu programnya yang bergerak di bidang lingkungan, yaitu Tanam Sayur Bersama Masyarakat (TAMASYA). Kegiatan itu dilaksanakan pada hari Minggu (21/7/2024) di salah satu lahan milik desa yang berada di halaman TK dan samping Balai Desa Bening.

Afinizar Nindra, salah satu anggota kelompok yang menjadi penanggung jawab dalam kegiatan ini mengatakan bahwa TAMASYA merupakan salah satu upaya untuk membiasakan masyarakat menanam sayur. “Semoga dengan adanya program ini, masyarakat bisa mulai menyadari pentingnya sayur dan mulai menanam sayur di halaman rumah masing-masing,” ujar Afrinizar.

“Saya juga berharap nantinya lahan ini bisa terus dibudidayakan dan menjadi program yang berkelanjutan, sehingga dapat bermanfaat untuk masyarakat,” imbuhnya. 

Awalnya lahan yang digunakan untuk penanaman sayur ini merupakan lahan milik desa yang tidak difungsikan. Setiap sore, selama tiga hari, mahasiswa BBK UNAIR dari kelompok Dusun Bacem telah bekerja sama untuk menyulap lahan ini menjadi ladang sayur. Sayur yang ditanam pun ada beberapa macam, antara lain jenis cabai seperti cabai kecil, cabai keriting, cabai besar, tomat, dan juga terong.

“Sementara ini yang baru ditanam hanya jenis cabai-cabaian, tomat dan terong, karena lahannya juga tidak terlalu besar dan di dalamnya sudah ada beberapa pohon pepaya,” terang Nizar. 

Lahan ini memang hanya berukuran 15 x 15 m, namun diharapkan dari lahan yang kecil ini dapat berdampak besar bagi masyarakat. Nantinya, setelah kegiatan BBK selesai, lahan ini akan diserahkan kepada pengurus BUMDes untuk dirawat lebih lanjut.

Oleh karena letaknya yang strategis, lahan tersebut sering dilewati oleh para anggota PKK dan ibu-ibu yang mengantar anaknya sekolah di TK. Sehingga nantinya diharapkan hal yang dilakukan tim BBK 4 UNAIR ini bisa dilanjutkan oleh masyarakat di halaman rumah masing-masing.  

Awalnya kegiatan ini dirancang sebagai kegiatan penanaman TOGA yang disebut TAMTAMA (Tanam TOGA Bersama). Namun, atas saran dari Kepala Desa Bening Sarji, maka penanaman TOGA diganti dengan penanaman sayur, karena lebih dibutuhkan oleh masyarakat.

“Kalau dari Bapak Kades sendiri mengatakan bahwa penanaman TOGA tidak terlalu dibutuhkan masyarakat. Hal ini dikarenakan TOGA sudah banyak tumbuh di pekarangan rumah warga. Oleh karena itu, Pak Kades menyarankan untuk melakukan penanaman sayur,” tutur Ariel, selaku ketua kelompok, menambahkan.

Bisa dibilang kegiatan ini merupakan awal yang baik bagi masyarakat untuk mulai membiasakan diri untuk menanam sayur di halaman rumah masing-masing atau di lahan yang tidak digunakan. Pogram TAMASYA ini juga menjadi salah satu langkah tim BBK 4 UNAIR dalam memanfaatkan lahan non-produktif yang ada di desa.

Ketua kelompok tersebut juga menjelaskan bahwa program ini telah berjalan dengan baik dan diharapkan lahan yang telah diolah menjadi manfaat bagi warga sekitar. Selama kegiatan BBK berlangsung, lahan ini masih menjadi tanggung jawab tim BBK 4 UNAIR, berupa perawatan dan penyiraman rutin pada tumbuhan.

Penulis: Oktaviana Putri

Editor: Yulia Rohmawati