Tokopedia adalah platform jual beli online pertama di Indonesia yang kini telah berstatus unicorn dengan valuasi lebih dari USD 1 miliar. William Tanuwijaya mendirikan Tokopedia pada 17 Agustus 2009 bersama seorang temannya, Leontinus Alpha Edison.
William mendatangi banyak sekali para calon pemodal dan menceritakan ide tentang membangun marketplace pertama di Indonesia. Namun, perlu waktu dua tahun untuk mewujudkan mimpinya itu.
Perjalanan
Pada 2009, Tokopedia akhirnya dapat dijalankan setelah mendapat kepercayaan dari seorang pemodal, yakni mantan bosnya, PT Indonusa Dwitama. Pada tahun pertamanya, Tokopedia berhasil mendapatkan penghargaan dari Bu bu Awards sebagai startup e-commerce terbaik di Indonesia.
Pada 2010, Tokopedia akhirnya berhasil mendapatkan pendanaan dari beberapa investor seperti East Ventures, CyberAgent Venture, NetPrice, dan Softbank. Pada 2014, Tokopedia kembali mencatat rekor sebagai perusahaan di Asia Tenggara yang mendapat suntikan dana US$ 100 juta dari Sequoia Capital dan SoftBank Internet and Media Inc (SIMI). Tokopedia pun semakin berjaya.
Pada 17 Agustus 2017, Tokopedia berhasil meraih investasi USD 1,1 miliar atau sekitar Rp14 triliun dari Alibaba, raksasa e-commerce asal Cina milik Jack Ma. Suntikan dana itu pun menjadikan valuasi Tokopedia menembus hingga USD 7 miliar. Tokopedia bahkan menjuarai pasar Tanah Air dengan 157 juta pengunjung pada kuartal pertama 2022, menyisihkan marketplace lain seperti Shopee, Bukalapak, Lazada, dan Blibli. Tokopedia menjangkau 99 persen kota di Indonesia dengan 12 juta lebih penjual.
PHK
Prestasi Tokopedia mulai mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Puncaknya ketika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sejak terjadinya penggabungan usaha. Induk usaha dari Tokopedia dan ShopTokopedia, Bytedance melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pasca-melakukan merger pada sejumlah pegawai di bisnis e-commerce di Indonesia. PHK dilakukan setelah melalui proses evaluasi mendalam terhadap kinerja dan efisiensi operasional bisnis e-commerce mereka di tanah air.
Menurut klarifikasi dari Bloomberg, keputusan itu akan berdampak pada sekitar 450 karyawan dari total karyawan e-commerce Bytedance di Indonesia. Meski demikian, perusahaan memastikan bahwa mereka yang terkena dampak akan menerima gaji penuh selama satu bulan sebagai bentuk dukungan selama masa transisi. Selain itu, karyawan akan menerima pesangon yang sesuai dengan masa kerja masing-masing, sebagai penghargaan atas kontribusi mereka selama ini.
Pengamat Teknologi dan Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, pengurangan karyawan atau PHK di perusahaan yang melakukan merger tidak dapat dihindari. Karena dengan penggabungan, maka ada bagian yang double sehingga tidak efisien.
PHK yang terjadi di Tokopedia itu bukan tech winter atau kalah bersaing dengan kompetitor. PHK itu dilakukan dalam rangka efesiensi dengan mengurangi jabatan ganda. Jabatan ganda bisa saja terjadi karena Tokopedia sudah diakuisisi oleh TikTok. Menurut Heru, PHK dilakukan untuk efisiensi dengan mengurangi fungsi redundant akibat integrasi sistem yang dilakukan antara Tiktok Shop dan Tokopedia.
Teori Manajemen Keuangan Perusahaan
Berdasar teori manajemen keuangan perusahaan, sebenarnya penggabungan usaha merupakan cara perusahaan melaksanakan perluasan usaha atau ekspansi secara eksternal, yakni melibatkan pihak luar. Penggabungan usaha eksternal dapat terjadi melalui tiga macam bentuk, yakni merger, konsolidasi, dan akuisisi.
Merger adalah penggabungan dua usaha atau lebih antar-perusahaan yang ukurannya berbeda. Jadi, perusahaan yang memiliki ukuran lebih kecil akan lebur ke dalam perusahaan yang berukuran lebih besar.
Konsolidasi ialah penggabungan usaha perusahaan dengan ukuran relatif sama dan akan muncul nama perusahaan baru. Terakhir adalah akuisisi adalah pengambilalihan usaha yang dapat dilakukan melalui pembelian saham perusahaan target akuisisi, tetapi perusahaan yang diakuisisi masih tetap berdiri atas kendali akuisitor. Tujuan penggabungan usaha adalah untuk mencapai synergi, yaitu efisiensi usaha agar business sustainability dapat tercapai.
Dari sudut pandang konsumen, beberapa pelanggan berpendapat jika Tokopedia dinilai mengalami penurunan performa mulai tampilan marketplace yang membingungkan, ongkos kirim yang tinggi, serta variasi dari barang dagangan yang terbatas. Beberapa kelompok konsumen masih mengapresiasi originalitas barang dagangan yang ditawarkan di Tokopedia dibandingkan dengan Shopee, Lazada, ataupun marketplace lain.
Berdasar kasus Tokopedia, dapat kita ambil kesimpulan jika usaha yang sudah menggurita sekalipun akan menemui titik terendahnya jika sudah tidak mampu melewati siklus mature atau kedewasaan. Hal itu sejalan dengan business cycle, yang mana terdapat beberapa siklus yang akan dilalui setiap usaha mulai fase pengenalan atau introduction, pertumbuhan, kedewasaan/ mature, dan mengalami penurunan serta ditutup dengan kebangkrutan. Akankah Tokopedia dapat bertahan setelah proses penyesuain pasca merger? Kekuatan konsumen dan mekanisme pasar yang akan menjawabnya. Namun, sebagai bisnis yang pernah bersinar, seharusnya Tokopedia mengambil cara efektif guna mencapai keberlangsungan hidup dalam usaha di tengah ketatnya persaingan dengan kompetitor lain.
Chorry Sulistyowati, dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR)