Universitas Airlangga Official Website

UNAIR Tengah Bersiap Menyambut ICAS Ke-13

Lina Puryanti SS MHum PhD saat menghadiri pembukaan Pameran Ritus Liyan di Kampung Plampitan pada Jumat (24/5/2024). (Foto: Farros Kusuma Valentino)
Lina Puryanti SS MHum PhD saat menghadiri pembukaan Pameran Ritus Liyan di Kampung Plampitan pada Jumat (24/5/2024). (Foto: Farros Kusuma Valentino)

UNAIR NEWS –  Universitas Airlangga (UNAIR) bersama Airlangga Institute of Indian Ocean Crossroads (AIIOC) akan menggelar The 13th International Convention of Asia Scholars (ICAS). Dalam hal ini, UNAIR berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggara. 

Gelaran itu akan berlangsung pada 28 Juli 2024 hingga 1 Agustus 2024. Berbagai persiapan tengah UNAIR lakukan dalam menyambut gelaran ini. Lina Puryanti SS MHum PhD, Direktur AIIOC, mengatakan bahwa gelaran ini merupakan yang pertama di Indonesia. “ICAS ini acaranya besar banget, Indonesia belum punya pengalaman menjadi tuan rumah kegiatan internasional ini,” katanya.

Lina juga menerangkan bahwa saat ini persiapan telah mencapai angka 60 persen. Tercatat, sebanyak perwakilan 66 negara akan hadir pada acara ini. Tetapi angka ini masih bisa bertambah hingga mendekati hari berlangsungnya ICAS Ke-13. “Sejauh ini akan ada 1400 peserta yang hadir tapi jumlah masih bisa bertambah. Kami masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengikuti acara ini,” paparnya pada Jumat (24/5/2024).

Berbeda dari yang lain konsep ICAS Ke-13 akan mengusung konsep Confess (Conference-Festival). Nantinya lokasi terselenggaranya acara tidak hanya berpusat di dalam kampus saja. Para peserta akan mendapatkan kesempatan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Surabaya. Tak terkecuali dengan beberapa kampung seperti Kampung Plampitan, Kampung Tambak Bayan, Kampung Peneleh, dan lainnya. 

“Acara ini tidak hanya pertemuan antara akademisi dengan akademisi. Tapi akademisi dengan praktisi, bahkan akademisi bisa menjadi artis yang menampilkan karyanya,” ujar Lina. 

Pada kesempatan itu, para peserta akan berdiskusi mengenai 10 topik yang berbeda. Lina berharap bahwa para peserta dapat saling belajar dan berbagi pengalaman. Ia juga berharap bahwa pengetahuan yang para peserta dapatkan menjadi bekal untuk memahami dunia. “Jadi sesuatu yang ada di Surabaya bisa menjadi dasar untuk memahami dunia,” ucapnya.

Tidak hanya melibatkan akademi dan mahasiswa, gelaran itu turut melibatkan peran masyarakat. Saat festival nanti akan ada beberapa pameran yang terselenggara. Pameran itu akan berlokasi pada area publik yang dekat dengan masyarakat. 

“Kami menyusun festival berlangsung di area publik. Kami berusaha menjadikan masyarakat bukan hanya penonton tapi penyelenggara dan bagian dari acara ini. Tidak hanya UNAIR yang menerima tamu dari seluruh penjuru dunia tapi masyarakat juga,” jelasnya.

Lina menuturkan bahwa kesempatan ini menjadi hal yang baik bagi UNAIR dan Indonesia. “Ini kesempatan yang baik bagi UNAIR agar semakin menguatkan posisinya pada kancah dunia. Potensi Indonesia yang besar juga akan menjadi sorotan pada acara ini,” tuturnya. 

Lina dan tim optimis bahwa dengan dukungan berbagai pihak, ICAS ke-13 akan berlangsung dengan lancar. “Kami mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan acara sebesar ini. Kami optimis bahwa acara akan berjalan lancar dan berhasil. Semoga acara ini tidak hanya menjadi kebanggaan UNAIR tapi juga bagi bangsa,” pungkasnya. Sebagai informasi bahwa ICAS Ke-13 sekaligus menjadi kado Dies Natalis UNAIR yang ke-70 atau Lustrum XIV tahun 2024.

Penulis: Icha Nur Imami Puspita

Editor: Khefti Al Mawalia